Berkompromi dengan ketidaksempurnaan..

Beberapa kali saya diskusi dengan tema seperti ini dengan beberapa teman yang berbeda. Tema klasik yang bisa dialami dan bisa terjadi pada siapa saja. Tentang pekerjaan, keluarga, pasangan hidup.

Tak jarang kita harus mau berkompromi dengan takdir, dengan situasi dan kondisi tertentu berkaitan jodoh, pekerjaan, lingkungan, keluarga, dll. Seringkali semua hal tidak berjalan seperti apa yang kita kehendaki. Bahkan ketika sudah hampir kejadian seperti yang kita maui pun endingnya tak selalu mulus. Ternyata Tuhan berkehendak yang berbeda. Mau tidak mau kita yang harus menyesuaikan diri dengan itu semua. Nah, trus gimana dong? Nangis? Nyesel? Jambak-jambak rambut? ~X(. Nyesel pasti ada ya. Tapi masa iya mau nyesel melulu? Endingnya minum jus jambu campur potas..:-ss. Tergantung kitanya mau menerima dan ikhlas menjalani itu semua atau enggak. Tsaah, ngemeng aja nih.. Ngejalaninnya gampang kagak? Ya, kalau kitanya ikhlas menjalaninya, insyaallah pasti ada jalanlah.. *benerin sorban kotak-kotak* ;))

Nah kalau masalah klisenya tentang jodoh, nih. Ada seorang teman yang (ternyata) menikah dengan orang yang jauh dari tipe idealnya. Padahal waktu pacaran saya tahu betul bagaimana tipe mantan-mantan pacarnya. Tapi pas menikah justru bukan yang romantis, bukan yang kaya raya, wajah dan tampilannya pun bahkan sangat bersahaja untuk ukuran pria selera dia. Nah lho, salah pilih? :-o. Enggak juga. Sejauh ini dia juga fine-fine aja dengan suaminya. Bahkan sudah dikaruniai 2 anak yang lucu-lucu. Kelihatannya juga bahagia-bahagia aja dengan kehidupan berkeluarganya (semoga sesuai dengan apa yang saya lihat ya :D). Kita nggak pernah tahu dengan siapa kita akan berjodoh kan ya? Yang jelas, kadang memang sosok yang jadi pasangan kita belum tentu adalah sosok yang sesempurna impian atau cita-cita kita.

Sekali lagi saya mengutip pernyataan Steven R. Covey :

“Your life doesn’t just “happen.” Whether you know it or not, it is carefully designed by you. The choices, after all, are yours. You choose happiness. You choose sadness. You choose decisiveness. You choose ambivalence. You choose success. You choose failure. You choose courage. You choose fear. Just remember that every moment, every situation, provides a new choice. And in doing so, it gives you a perfect opportunity to do things differently to produce more positive results.”

Intinya, semua yang terjadi dalam hidup kita adalah hasil dari pilihan yang sudah kita ambil. Apakah nanti resikonya baik/buruk itu adalah sebagai bentuk konsekuensi logis atas pilihan kita, termasuk ketika kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut lengkap dengan segala kekurangannya, atau ketika kita memutuskan untuk tetap bersama dengannya apapun yang akan terjadi. Bahkan ketika kita menyadari bahwa diluar sana ada banyak orang lain yang kualitas pribadinya jauh melebihi segalanya yang dimiliki oleh pasangan kita tapi kita tetap memilih dengan pasangan kita. Pastinya berat ya? Iyalah, secara ya hari gini, yang namanya godaan ada dimana-mana, Bo! #:-s*ngelap keringet* *meres serbet*

Kalau kata seorang filsuf Amerika, Sam Keen, “Love isn’t finding a perfect person. It’s seeing an imperfect person perfectly”. Tidak ada seorang manusia pun yang terlahir sempurna. Pun halnya dengan mencintai seseorang. Kita ditakdirkan hidup berpasang-pasangan. Namun terkadang kita ternyata berjodoh dengan seseorang yang tidak sesempurna yang kita impikan. Ya contohnya saya aja deh. Saya pengennya sih nikah sama Darius Sinathriya gitu. Eh nggak tahunya Darius nikahnya sama Dona Agnesia, bukan sama Devi Eriana. Ya karena alasannya jelas. Dona lebih sempurna ketimbang saya ;))  *melihat wajan dan kompor beterbangan*

Kata Mama saya, kita hidup bukan mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Ya, setidaknya sesempurna yang kita mampu..

Eh, iya.. I love you..
@};-

[devieriana]

You may also like

29 Comments

  1. memang ndak ada yang sempurna ya, tapi kalau ketidaksempurnaan itu kita pandang dengan sempurna maka maka dia akan berubah mendekati sempurna..

    **sok ngerti 😀

  2. Setuju mba,bkn cari
    Pasangan yg perfect,tapi pasangan yg perfectly fit ya,kaya potongan puzzle,kalo kotak sempurna malah ga nempel,makanya dibuat mengkol2;)

  3. Sempurna, jika mendengar kata itu semua orang pasti ingin menjadi yang sempurna tetapi itu tidaklah mungkin karena kita cuma manusia cuman sebagai manusia memang harus berusaha menjadi sempurna meskipun itu tidak mungkin dilakukan
    tapi dalam proses sempurna itu sebetulnya sudah merupakan pencapaian yang sempurna.

  4. katanya dalam hidup memang nggak akan pernah ada kesempurnaan, kompromi dan beradaptasi dengan situasi adalah kuncinya.
    suka banget sama postingan ini, jeng.

  5. well.. menikah itu adalah sekolah kompromi! 😀
    Mau terasa menyenangkan, pintar2lah mengatur hati dalam berkompromi 😉
    Kalo keras kepala maunya sendiri yang ada ya kecewa.

    Salam sama mamamu ya jeung… suka deh kata2nya 😉

  6. aih ..overall bener deh ,..bahaya nih postingannya buat org yg putus cinta, apalagi kl bacanya sambil denger Trust -The Cure ..bisa lompat ke jurang nih #ngikik ..

  7. Memang indah rasanya bila kita bisa berkompromi dengan ketidak sempurnaan, karena ketidak sempurnaan toh kita miliki juga.
    Salam…

  8. gimana pun tipe calon pasangan kita
    dan kalau yang kita dapatkan sesuai dengan tipe kita
    lambat laun kekurangan akan selalu hadir
    namanya manusia kan jauh dari sempurna
    tinggal kita aja yang wajib mensyukuri 😀

  9. Buat saya yang penting merasa nyaman bareng pasangan, bisa tertawa bersama menjalani hidup, yang memang sudah cukup runyam tanpa perlu ditambahi pikiran apakah pasangan kita sempurna atau tidak. Selama bukan demit atau dewa dewi, namanya manusia by default ya ndak ada yang sempurna 😛

  10. speechless bacanya..

    tapi begitulah,ga ada yg tau jalan hidup kita, mungkin aja yg jadi pasangan malah kebalikan tipe idaman kita sebelumnya.. *gayanya kaya dah pengalaman.. 😛

  11. Mungkin itu bukan berkompromi dengan ketidaksempurnaan, namun lebih pada menerima apa adanya dan bersahaja dengan suka cita di sekelilingnya :).

  12. Saya juga pgn nikah sama Darius, tapi dia ngga kenal saya sih, xixixixi….akhirnya saya cari suami yang berinisial D aja, biar samaan, wkwkwkwk…komen ga nyambung 🙂

  13. ketidaksempurnaan pada pasangan, sebenarnya ini simalakama dengan saya, saat saya memutuskan ingin bersama dengan seseorang yang nyatanya dianggap tak seimbang dengan saya, ingin rasanya saya kasih tunjuk catatan ini ke orang tua saya, hikkkss… malah curcol… maap panjang2 mbak yu!!

  14. >>“Love isn’t finding a perfect person. It’s seeing an imperfect person perfectly”<<

    mba sukses bikin saya nangis di kantor… tanggung jawab!!!

    maklum lagi #galau bin #kusut T____T

  15. setuju …repost di ngerumpi 🙂

    manis banget mbak postingan ini, walaupun masih ada wajan dan kompor berterbangan hihihi ;))

  16. setuju Bu, walau rumput tetangga kadang lebih hijau, tapi itu kelihatan dari jauh kan…siapa tahu pas dideketin karpet…hi…hi..

  17. ah, mellow saya sama postingan ini…

    mellow tapi bahagia *siap-siap curcol*

    gak sido wes… intine setuju, ketidaksempurnaan itu yang menjadikannya sempurna…

    peluk ciyum dari bandung buat mas Andre
    *mblayu*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *