Dongeng Kebun Nutrisi

Hari Sabtu, 28 Januari 2012, pukul 15.00-16.00 kemarin Tim Indonesia Bercerita Jakarta kembali tampil menghibur anak-anak. Kali ini @IDceritaJKT  bersama Sari Husada tampil mendongeng dalam Dongeng Kampung Gizi: Dongeng Kebun Nutrisi – Kidfest & Edufair 2012 di panggung utama Istora Senayan. Yaaay! \m/ \:D/

Seperti biasa, beberapa minggu sebelum tampil kami sudah berdiskusi dengan anggota lainnya via milis. Kami memang lebih banyak berkoordinasi secara online ketimbang offline demi efektifitas waktu dan tenaga, karena hampir semua anggota @IDceritaJKT adalah pekerja yang tidak bisa sering-sering ketemu kalau tidak sedang ada event, karena lokasi kerja kami terpencar jauh-jauh. Setelah berdiskusi sana-sini akhirnya saya, Dauz, Dana, dan Rika memutuskan untuk ketemu dulu dengan teman-teman dari Lotus PR yang merupakan EO dari Sari Husada yaitu Mbak Zadana dan Mas Bagus di Plaza Semanggi sepulang kami dari kantor.

Setelah acara meeting malam itu menghasilkan materi berupa PR untuk kami. Pihak klien menginginkan kami  meng-create sebuah pertunjukan dongeng yang ceritanya merupakan penggabungan ide antara nutrisi, gizi dan juga berkebun. Hmm, sepertinya harus menulis dongeng baru nih, karena stok dongeng yang sudah ada kebetulan belum ada yang memenuhi tema itu 😕

Setelah berjibaku, gedebugan sana-sini, akhirnya lahirlah sebuah dongeng yang berjudul Nubi dan Rakuza yang naskah aslinya ditulis oleh Kak Rudi Cahyo, dan dikembangkan oleh Tim @IDceritaJKT .  Setelah itu gimana? Sudah selesai? Satu setengah minggu menjelang pertunjukan dan kami belum siap dengan pemain… Baguus! Bukan karena nggak ada yang mau, tapi memang personil inti (yang sudah biasa manggung bersama) memang kurang karena banyak yang tidak bisa tampil di hari yang sama, ditawarkan ke beberapa alumni workshop Mendidik Melalui Cerita kapan hari pun kebetulan kok ya banyak yang nggak bisa :-s

Akhirnya, saya, Rika, Dana, Dauz pun memutuskan untuk meeting lagi di Plaza Semanggi. Alhamdulillah malam itu ada tambahan satu anggota baru yang siap bergabung, yaitu Deni. Halo, selamat bergabung bersama @IDceritaJKT , Kak Deni :D. Di meeting malam itu kami juga membuka penawaran di twitter. Siapa saja yang bersedia bergabung dan siap tampil bersama kami untuk acara tanggal 28 Januari 2012 dengan senang hati akan kami terima tanpa syarat. Soalnya memang kami lagi butuh banget 😀

Banyak mention yang saya terima malam itu, ya karena memang saya yang awalnya iseng membuka tawaran untuk tampil bergabung tampil di acara Kidfest & Edufair 2012 itu sih. Sampai akhirnya peran-peran tersebut satu persatu terisi dan tinggal beberapa peran saja yang belum terpenuhi karena setelah saya konfirmasi ulang ternyata di hari H nanti Si A masih ada yang di Bandung, Si B ada ujian, Si C ternyata harus tampil di acara lain, dll. Tapi syukurlah, menjelang hari H justru banyak yang menawarkan diri untuk bergabung. Ah, akhirnyaa…. >:D<

latihan di TIM

Singkat cerita, setelah bagi tugas ini itu, kami pun memutuskan untuk melakukan reading, pembagian peran, sekaligus langsung latihan di Taman Ismail Marzuki. Sebenarnya ada kejadian kurang mengenakkan siang itu karena mobil saya ditabrak dari belakang di daerah Grand Indonesia ketika akan beli konsumsi untuk latihan hingga penyok, hiks :(.  Tapi ya sudahlah, itu sekarang masih dalam penyelesaian dengan pihak penabrak deh.

Hari Jumat malam, kami berkumpul di Istora untuk rehearsal. Seperti biasa, kami tuh kalau rehearsal memang selalu begitu banyak cekikikannya, terkesan kurang serius, kurang meyakinkanlah pokoknya. Tapi alhamdulillah kalau sudah menjelang tampil tanggung jawab masing-masing langsung muncul. Pernah kok kami berbagi peran dan latihan hanya beberapa jam sebelum manggung 😉

briefing sebelum tampil

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba. Pukul 12.00 kami sudah berkumpul dengan manis di belakang panggung. Enam set kostum dengan karakter buah, sayur, dan raksasa sudah disiapkan oleh Kak Deny. Hai, Kak Deny, terima kasih ya sudah mau susah payah mengangkut kostum-kostum itu ke Istora, hmmm… ternyata lumayan berat ya :p *nyeret plastik kostum dari pintu depan ke belakang panggung utama*. Di belakang panggung kami mulai berganti kostum dan… mulai cekakakan ketika melihat Rakuza yang tinggi besar itu harus memakai wig. Terlontar celetukan si pemeran raksasa  yang membuat perut kami kaku, “baru kali ini lho ada raksasa pake hair extension!” :)) .

Langsung tergambar setting raksasa dengan rok dan rambut yang berkibar-kibar terkena blower diiringi  backsound lagu Anang – Syahrini:

“…jangan memilih aku, bila kau tak mampu setia. Kau tak mengerti aku, diriku yang pernah terlukaaa…”

Rakuza ber-hair extension

pengisi acara (masyaalloh Rakuzaaaa! :-o)

MC

Taraaaa.. pukul 15.00 adalah jatah slot kami untuk tampil. Saya membuka acara sore itu bersama Dana. Penonton yang awalnya berjubel setelah menyaksikan penampilan Kak Bimo yang suara dan cara mendongengnya keren itu terlihat meninggalkan tempat satu-persatu. Sempat agak khawatir kalau show dongeng kami yang bertajuk Nubi dan Rakuza itu nanti bakal sepi. Tapi ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti. Satu persatu penonton kembali memadati arena depan panggung. Anak-anak kecil terlihat antusias berebut duduk di tangga panggung, ingin menyaksikan kami lebih dekat. Ah, senangnya 🙂

kerumunan pada Bunda

menyimak dongeng bersama Bunda masing-masing

anak-anak yang khusyuk menyimak dongeng Nubi dan Rakuza

Sepanjang dongeng Nubi dan Rakuza saya bacakan, anak-anak terlihat menyimak dengan seksama. Bukan hanya anak-anaknya saja, ternyata para ayah dan bunda yang ada disitu pun betah menyimak hingga akhir cerita. Ada satu sesi dimana sempat saya hampir tidak bisa menahan tawa, yaitu ketika scene wig Rakuza mendadak lepas di panggung dan… taraaa… Rakuza mendadak mengalami problem kerontokan rambut  :))

Rakuza mengalami problem kerontokan rambut

Si Kecil ini tiba-tiba menghampiri saya sambil bilang, “namaku Lana…”

Ada berbagai kelucuan yang terjadi sepanjang acara. Apalagi di sesi berbagi goodie bag dari Indonesia Bercerita dan Sari Husada. Anak-anak berebut mengacungkan tangan padahal pertanyaannya saja belum kami ajukan, ih lucu banget sih kalian :-*. Ada pula yang belum pakai celana sudah naik ke atas panggung. Saking antusiasnya ada juga yang tiba-tiba mendekati saya sambil berbisik menyebutkan namanya (padahal ditanya juga enggak) :))

Kak Ahim rupanya sukses memerankan peran Rakuza, karena anak-anak ketakutan beneran sama dia. Sampai saya dengan konyol membujuk, “jangan takut, Sayang… anggap aja ini Syahrini, ya…”  Tapi lama-lama mikir juga, Syahrini kok segede bagong gini, berwarna hijau pula. Mungkin inilah yang disebut totalitas. Kak Ahim telah berhasil mewujudkan karakter raksasa yang sebenar-benarnya ;)). Yang lucu lagi ada yang waktu pertanyaan belum selesai dilontarkan tapi dia sudah mengacungkan tangan lebih dulu, giliran menjawab malah nanya ke temen yang ada di bawah panggung sambil mengode pakai kaki, berbisik, “eh, jawabannya apaan? heh.. heh… psst, apaan?” ;))

goodie bag IDceritaJKT

“salam bahagia, salam Indonesia Bercerita”

Bukan hanya itu, kami juga menantang 3 bunda yang berani tampil menyanyikan lagu yang kami nyanyikan sepanjang cerita Nubi dan Rakuza. Ternyata ada yang berani tampil menyanyi ke depan lho. Terima kasih buat spontanitas dan antusiasmenya ya, Bun >:D<

para Bunda yang menyanyikan OST Nubi dan Rakuza

di backstage bersama kru MetroTV

Yang paling seru adalah di backstage ternyata kami sudah ditunggu oleh crew dari Wide Shot MetroTV untuk diliput dan di-interview. Bukan hanya itu, ternyata ada Kak Pitra yang memotret kegiatan kami, dan Kak Goenrock yang mengabadikan penampilan kami dalam bentuk video. Nah, pas sesi interview sama Kak Goen ini yang lucu. Ketika saya sudah selesai direkam untuk video profile, dan hasilnya sedang dilihat ulang (review), kok ya pas di sudut sana ada penampakan Rakuza sedang ganti baju dan pakai singlet tho ya… Jyaaan, Kak Ahim ini memang merusak pemandangan  kok… ;))

Terima kasih Sari Husada yang sudah mengajak @IDceritaJKT untuk tampil di acara Kidfest & Edufair 2012. Acara yang seru! \m/. Semoga lain waktu akan ada tawaran kerja sama lain yang juga tak kalah menariknya ya 😉
*ngarep*

 

[devieriana]

Foto: dokumentasi pribadi, Kak @Pitra dan Kak @denald

Continue Reading

Akhirnya, Papua!

Waktu di Jakarta menunjukkan tepat pukul 21.00 wib ketika HP saya berbunyi. Tertera di layar HP nama salah satu teman di kantor, hmmm… ada apa ya dia kok sampai telepon saya malam-malam? Sambil membetulkan syal, menenteng travelling bag dan celingukan mencari Si Hubby yang mungkin saja sudah terselip menunggu diantara penjemput yang berjejal di depan pintu kedatangan, saya pun mengangkat panggilan itu.

Saya: yak, ada apa Yud?

Teman: kamu dimana, Dev?

Saya: baru aja landing di Jakarta, ini masih di bandara 😀

Teman: lah, emang kamu dari mana?

Saya: dari Surabaya dan Malang, hehehe… Gimana, gimana? Tumben kamu nelepon aku jam segini?

Teman: eh, besok kita jadi tugas ke Papua ya…

Saya: Hah? Ehm.. ya baiklah, oke. Jam berapa kita berangkat? (takut kalau ternyata harus berangkat besok pagi-pagi, kan saya belum packing)

Teman: flight kita malam kok, jam 9-an

Saya: Oh, oke.. berarti aku masih sempet pindah tas-lah ya… *pffiuh*

Teman: iya, hehehe. Sori ya ngasih taunya dadakan, aku juga baru aja terima info. Ya wis, gitu aja Dev, sampai ketemu besok di kantor dan malemnya di Terminal 2F ya

Saya: Ok, makasih infonya… 🙂

Aha! Akhirnya saya ke Papua juga, padahal kemarin-kemarin sempat hanya sebatas wacana lho. Karena awalnya memang pelantikan 13 orang pejabat Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) ini akan dilakukan di Jakarta, dan akan dilantik oleh Mensesneg, tapi ternyata dalam perkembangannya pelantikan harus dilakukan di Papua. Jadi ya, baiklah, kami pun “diekspor” ke Papua. Ya, sekali-kali tempat pelantikannya yang jauh sekalian ya. Yang pasti rasa penasaran saya tentang Papua akan segera tertuntaskan.

Malam itu, sesampai di rumah, dengan mata yang setengah terpejam saya bongkar tas dan pindah koper untuk menyiapkan perjalanan berikutnya. Namun hanya kuat menyiapkan setengahnya saja lantaran badan sudah terlalu capek.

Kebetulan ini adalah perjalanan dinas saya untuk yang pertama kalinya ke Papua. Saya berangkat bersama 4 orang lainnya (3 orang atasan saya dan seorang teman sesama staf), yang tergabung dalam tim pelantikan di kementerian tempat saya bernaung.

Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 7 jam. Kami berangkat dari Jakarta sekitar pukul 21.00 wib, dan tiba di Bandara Sentani, Papua, sekitar pukul 07.00 wit (transit sebanyak 2x, yaitu di Makassar dan di Biak). Sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Papua sering terjadi guncangan, karena ketika kami berangkat sebenarnya cuaca sedang kurang bersahabat, hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Malam itu kami terbang dalam harap-harap cemas. Tapi alhamdulillah  akhirnya tiba dengan selamat di Papua, pulau terluar Indonesia 🙂

Bandara Sentani

Hanya satu keinginan saya pagi itu, meluruskan punggung sejenak di tempat tidur dan mandi air hangat untuk merelaksasi otot.  Tapi sayang kami tidak bisa berlama-lama istirahat karena pukul 09.00 wit kami sudah ditunggu di ruang meeting untuk rapat koordinasi pelantikan esok hari. Alhasil kami (terutama saya) meeting dengan terkantuk-kantuk (saya sampai keluar ruangan untuk menyegarkan badan dan mata), sambil lihat pemandangan ini dari lantai 8 tempat kami meeting.

pemandangan dari lt. 8 tepat di depan jendela tempat saya meeting

Setelah makan siang, kami sempat tidur beberapa jam sebelum akhirnya sekitar pukul 16.00 wit kami harus meluncur ke Kantor Gubernur Papua untuk melihat lokasi pelantikan esok hari. Ternyata disana sedang ramai masyarakat setempat yang tengah berlatih paduan suara untuk peringatan Natal, jadi kami hanya sekadar meninjau lokasi saja.

Cuaca di Papua sedang cerah-cerahnya, sehingga Lautan Pasifik yang terhampar persis di depan Kantor Gubernur, dipagari dengan beberapa bukit-bukit yang tampak dari jauh kehijauan, serta merta langsung menyita perhatian kami berlima. Itu baru satu spot saja, belum spot-spot pemandangan lainnya. Ada pemandangan bukit kapur, bukit-bukit hijau, dan deretan rumah dengan genteng warna-warni, sekilas mengingatkan saya pada rumah-rumah di Amerika Latin, belum lagi kalau kita pergi ke daerah Angkasa, spot tertinggi tempat kita bisa melihat Papua lengkap dengan segala keindahannya. Sungguh sebuah kombinasi alam dan warna yang memukau. Tapi kami sepakat, hari itu kami ingin istirahat di hotel saja, menyiapkan energi untuk besok pagi. Kalaupun jalan-jalan ya di seputaran hotel, tidak ke lokasi yang jauh-jauh dulu. Butuh meluruskan punggung dan kaki dulu, deh.

depan kantor Gubernur Papua

Pagi-pagi sekali kami berlima sudah rapi dalam balutan setelan PSL (Pakaian Sipil Lengkap) warna hitam dengan tumpukan map pelantikan warna biru tua dengan lambang garuda warna keemasan. Seperti lazimnya di Jakarta petugas protokol harus siap minimal J-2 (2 jam sebelum acara). Acara rencananya berlangsung pukul 09.00 wit, jadi pukul 07.00 kami sudah siap berangkat ke tempat acara dan memastikan semua peralatan pendukung sudah siap dan berfungsi dengan sempurna.

foto-foto dulu sebelum acara dimulai

venue pelantikan

sibuk masing-masing

Ketika kami sampai disana ternyata kantor gubernur masih sepi, hall tempat acara saja masih terkunci rapat. Haiyaa, bijimana ini… ;)). Tapi akhirnya kami menyadari bahwa kultur dan kebiasaan di daerah memang berbeda dengan Jakarta. Kalau di Jakarta, misalkan acara dimulai pukul 09.00 wib, maksimal 15-30 menit sebelum acara dimulai para undangan sudah di tempat acara, siap menunggu pejabat yang akan melantik (apakah Menteri atau Sesmen). Lha ini, 15 menit sebelum acara saja belum ada satu pejabat pun yang muncul. Kami berlima sampai mati gaya. Keliling ruangan sudah, melihat-lihat sekeliling sudah, foto-foto juga sudah banyak, mempelajari naskah dan mengoreksi sekali lagi kalau ada yang salah ketik sudah sejak semalam, menyetel volume suara dan menata meja sampai menyiapkan map pelantikan pun sudah semua. Hmm, terus ngapain lagi coba? Sampai akhirnya pukul 09.00 wit baru deh satu persatu pejabat, undangan, rohaniwan, fotografer acara, dan wartawan mulai berdatangan. Pffiuh, akhirnya ya…

Alhamdulillah, acara berjalan khidmat dan lancar, sehingga kami bisa segera berencana kabur kembali ke hotel. Tapi baru saja kami akan melangkah keluar membuka pintu aula,mak byak… samping kiri kanan pintu hingga depan teras kantor gubernur isinya polisi semua. Hadeeh… Ya wajar sih kalau pengamanannya seketat ini karena memang sempat ada isu kalau pelantikan ini akan dibatalkan, akan ada kerusuhan, dll. Isu itu bertiup semakin kencang beberapa hari menjelang acara, dan akhirnya diantisipasi dengan kehadiran 1 SSK polisi yang siap mengamankan jalannya acara, stand by di depan pintu dan lobby gubernuran.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu untuk menyusuri Papua pun tiba. Untung masih siang, jadi kita punya waktu yang panjang untuk jalan-jalan. Kami hanya punya waktu sehari itu saja karena esok paginya kami sudah harus segera bertolak ke Jakarta. Dengan diantar salah satu staf UP4B kami menyusuri sudut-sudut jalanan di Papua. Berbelanja beberapa suvenir untuk orang-orang tercinta dan teman, tak lupa kami juga membeli beberapa batik Papua yang warna dan coraknya terkenal eksotis itu. Oh ya, yang kemarin sempet nanyain koteka dan nitip koteka, nih saya fotoin aja ya. Mau saya beliin tapi takut nggak pas, kan saya nggak tahu ukuran kalian apa :))

corak Batik Papua

koteka

Dari hasil jalan-jalan singkat itu secara keseluruhan saya cuma mau bilang Papua itu alamnya cantik banget! Nggak kalah sama wisata alam di daerah lain. Apalagi kalau siang, kalian akan melihat laut Pasifik terhampar begitu saja di depan mata kalian, begitu luas, tenang, dan biru. Sepanjang jalan cuma bisa bilang Allahu Akbar melulu deh. Karena waktu yang terbatas itu sayang banget belum bisa ke Raja Ampat dan bahkan ke perbatasan RI dengan Papua New Guinea, padahal dari Jayapura ke perbatasan cuma 30 menit.

Teluk Youtefa

Sepertinya masih akan ada perjalanan ke Papua bagian 2 deh, mengingat UP4B kan unit baru, dan yang kemarin dilantik baru sebagian pejabatnya saja, jadi pelantikan pejabat pelengkap berikutnya akan segera menyusul.

Mungkin… ;))

[devieriana]

 

Foto dokumentasi pribadi

Continue Reading

Berani Berinovasi?

“A dream with courage is innovation. A dream without courage is a delusion”
Anonymous

—–

Pernah nggak sih kita membayangkan dan coba flashback ke masa-masa sebelum ada teknologi? Ke jaman teknologi belum secanggih sekarang, ketika kita harus menjalankan segalanya secara manual dan serba memakan waktu. Wih, nggak bisa membayangkan bagaimana ribetnya, ya? Kalau mau kirim kabar mesti pakai kurir atau burung merpati. Kalau kemana-mana mesti jalan kaki, naik kuda, atau naik naga-naga (haiyah, berasa sinetron yang itu dong? ;)))

Nah, pernah membayangkan juga nggak sih kalau kita menjadi seorang penemu atau bahasa kerennya inovator, gitu? Enggak? Nggak mungkin? Hei, istilah penemu itu nggak selalu harus yang berbau dengan teknologi canggih lho. Nggak perlulah kita jauh-jauh membayangkan bikin robot, menemukan listrik, atau pesawat terbang seperti halnya Thomas Alva Edison atau Wright Bersaudara. Inovasi itu bisa saja idenya lahir dari hal-hal yang sederhana. Intinya, kalau kita peka, mau peduli, dan mau menciptakan sesuatu yang baru, belum pernah ada sebelumnya, dan ternyata setelah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari manfaatnya bisa dirasakan secara nyata oleh lingkungan sekitar kita ya kita sudah bisa disebut inovator. Iya semudah itu 🙂

Sebut saja R. Kamir Brata, Dosen Ilmu Tanah, Air, dan Konservasi lahan Fakultas Pertanian IPB sebagai inovator teknologi pembuatan lubang resapan biopori. Pernah denger biopori, kan? Nah, apakah beliau menciptakan sebuah inovasi secara heboh dengan teknologi tinggi? No, cara kerja biopori yang beliau temukan itu sangat sederhana dan  bisa dibuat di mana saja. Tanah cuma dilubangi dengan diameter 10 sentimeter sedalam satu meter, air dituang hingga tanah jadi lembek dan mudah dilubangi. Kemudian, sampah organik dijejalkan ke dalamnya. Semacam sumur resapan, gitu. Saat ini teknologi biopori telah mengurangi kekhawatiran akan ancaman banjir di daerah-daerah yang curah hujannya tinggi dan rawan banjir.

Atau, sebut saja inovator asal Indonesia yang lainnya yaitu Tirto Utomo. Beliau adalah founder air minum dalam kemasan bermerk AQUA. Memprakarsai sebuah ide inovatif dari pemikiran yang sederhana. Coba kalau nggak ada Pak Tirto Utomo,  kebayang nggak sih betapa ribetnya kita kalau kemana-mana harus bawa termo, botol kaca, atau jerigen? Woogh, sekalian buat nimba dong…

Nah, ngomong-ngomong masalah inovasi, bisa nggak sih kita-kita jadi seorang inovator? Hei, nggak ada yang nggak mungkin lho. Hmm, caranya?

1. Kalau kita punya hobby tertentu dan apalagi sudah bisa menemukan passion kita, tekuni hobby dan passion kita itu secara serius dan mendalam.
2. Asah kepekaan. Coba deh cari tahu masalah apa sih yang paling sering dipermasalahkan orang-orang di lingkungan kalian tapi sampai saat ini belum ada solusinya.
3. Pikirkan dan cari tahu, ide kreatif apa yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Nah, kalau sudah nemu idenya apa, langsung action. Segera wujudkan ide tersebut menjadi sebuah inovasi baru.

Dari tadi ngomongin inovasi, inovasi, ada apa sih? Gini lho, saya itu mau kasih tau, kalau sekarang ada  sebuah program yang bisa membantu kita untuk menjadi seorang penemu, istilah kerennya inovator. Namanya Lenovo DoNetworkID Program. Siapa tahu nanti salah satu dari kita bisa jadi seorang inovator, seorang yang bisa menubah peradaban dunia menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Kalau kalian tertarik, coba deh bentuk tim dari sekarang. Karena program ini memang mengharuskan seperti itu. Lalu kalian rundingkan kira-kira ide gila dan proyek inovatif apa yang akan diikutsertakan dalam program ini. Setelah itu, silakan langsung bergabung dengan Lenovo DoNetworkID Program. Trus kita disuruh ngapain? Ada 3 tantangan yang bisa kalian pilih untuk dijadikan fokus dalam grup kalian yang bisa dilihat di sini . Nah, gimana? Sudah mulai ada pancingan ide kreatif?

Menariknya para peserta akan langsung dipandu oleh 3 mentor handal di Indonesia, yaitu:
1. Budi Putra (konsultan teknologi);
2. Nurdiansyah (peneliti dan pemerhati pendidikan);
3. Onno W Purbo (independent IT writer).

Mereka bukan hanya akan sekadar mengedukasi, tapi juga mendampingi para peserta untuk mewujudkan ide-ide dan inovasi kreatif mereka.

Nah, buat kalian yang berminat ikut program ini, coba simak beberapa info berikut ini ya. Penting!
* Pendaftaran sudah bisa tanggal 8 Desember 2011 s.d 25 Januari 2012  (mumpung masih lama tuh, buruan daftar sekarang deh);
* Pemilihan peserta favorit dilangsungkan pada tanggal  5 s.d 25 Januari 2012;
* Pengumuman finalis pada tanggal 26 Januari  s.d. 29 Februari 2012.
Udah, itu aja? Belum dong… Puncak acara dan pengumuman pemenang akan dilangsungkan pada tanggal 1 Maret 2012.

Tim yang terpilih mewakili Indonesia akan berkompetisi denganTim dari Rusia dan India lho. Wow! Yang lebih menariknya lagi nih, ada hadiah senilai USD 25.000 sudah menunggu kalian, lho! \m/  Kalau kalian tertarik dan mau tahu info lebih lanjut mengenai program ini bisa langsung baca-baca di Lenovo Do Network  deh, dan jangan lupa untuk dukung program Do Network ini dengan menggunakan twibbon di http://t.co/Yae7e1Dt  ini ya 😉

Mumpung masih ada waktu sampai dengan 25 Januari 2012 tuh, buruan  deh submit ide keren kalian untuk diikutkan dalam program ini. Siapa tahu inovator handal Indonesia bahkan dunia, berasal dari kontestan Indonesia, dan itu adalah… kamu! \:D/

Selamat menjadi calon-calon inovator baru bersama Lenovo DoNetworkID Program ya.
Good luck!

[devieriana]

 

sumber gambar: panitia Lenovo Do Network

Continue Reading