Anda tahu binatang rakun ga? Atau yang bahasa latinnya Procyon Lotor. Binatang yang kalau di film-film Disney digambarkan dengan lucu & culun. Tapi buat saya selucu-lucunya hewan rakun tetap saja menakutkan. Jangankan sama rakun, sama kucing & hewan berbulu lainnya saya juga geli 🙁 . Ok, rakun itu culun, tapi apakah dia “seculun” penampilan luarnya?
Tuhan itu Maha Adil ya, disetiap kelebihan makhluknya pasti ada kekurangan, begitu juga sebaliknya, di setiap kelemahan pasti ada kekuatan. Dari apa yang pernah saya baca, ternyata sang rakun ini termasuk binatang yang tingkat kemampuan survival-nya hebat lho. Nah apa saja kelebihan & kekurangan si Rakun?
Pertama, penglihatan seekor rakun termasuk kurang baik, malah cenderung buta warna. Tapi jika sedang berburu ternyata dia bisa menangkap mangsanya dari jarak yang cukup jauh. Dia tidak menggunakan matanya, tapi pendengarannya.
Kedua, termasuk golongan binatang yang malas berenang, tapi kalau dalam kondisi terdesak dia bisa menjadi perenang tangguh yang bisa mengalahkan derasnya arus sungai. Kalah deh saya, saya nggak bisa renang 😐
Ketiga, dia sanggup mencari makan yang jauhnya bermil-mil dari sarangnya jika bahan makanan yang dekat dengan sarangnya sudah menipis.
Keempat, rakun bisa tinggal di mana saja tanpa perlu tergantung dengan habitat awalnya yaitu mixed forest. Dia bisa tinggal dimana saja. Di pegunungan, ladang, pantai, bahkan perumahan penduduk. Nah lho, coba di cek, kali aja rumah kita ada rakunnya ;))
Kelima, pembuat sarang yang cekatan & luar biasa, selain itu dia yang termasuk binatang pemakan serangga bisa menjadi pemakan segala demi mempertahankan hidupnya.
Itu baru seekor rakun, bagaimana kita manusia ya? Kita yang diciptakan sebagai makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna di muka bumi ini, masa bisa kalah sama seekor rakun? Kadang kalau kita sudah terbiasa enak suka males usaha lebih giat. Semoga nggak semuanya ya ;). Bagus sih kalau Anda termasuk dalam golongan yang “tidak” tadi. Tapi kalau termasuk golongan yang “iya”, berarti sama kaya saya.. xixiixix.. 😀
Nggak, bukan itu sih yang mau saya bahas. Begini, tidak semua manusia diberikan keberuntungan dalam hidup. Kaya, cantik/ganteng, pinter, sukses, punya segalanya, nggak pernah gagal dalam hidupnya, lingkungan keluarga & sosial yang aman tenteram, gemah ripah loh jinawi, nggak pernah tertimpa musibah apapun. Kayanya cuma ada dalam cerita dongeng deh. Dongeng aja masih ada sengsara-sengsaranya juga kan? Normalnya, yang namanya kesandung, kepepet, mengalami cobaan, & mengalami ketidaksempurnaan hidup itulah yang nyata-nyata ada di kehidupan manusia. Nah kebanyakan dari kita akan jadi jauh lebih berusaha kalau sudah “kepepet” oleh tuntutan hidup.
Dalam kehidupan kita, seperti halnya rakun, kemampuan luar biasa itu bisa muncul kepermukaan jika di-trigger oleh permasalahan hidup. Saya punya cerita nyata seorang OB di perusahaan yang kembang kempis kena krisis global, dengan “karir” terancam PHK sewaktu-waktu. Apa yang akan kita lakukan jika kita ada di posisi sang OB tersebut. Dia sudah berkeluarga. Sebagai seorang kepala keluarga yang hidupnya tergantung pada gaji seorang OB, apalah yang bisa dilakukan kalau hanya menggantungkan diri pada gajinya sebagai OB? Nah, ternyata disinilah jiwa si rakun itu muncul. Berawal dengan modal Rp 500.000,- dia memberanikan diri membuka warung makanan ayam penyet. Dari usaha kecil-kecilan ini ternyata menjadi usaha yang cukup menghasilkan. Bahkan sekarang dia tidak lagi membuka kedai, tapi depot & juga toko tanaman hias. Sekarang dia sudah sukses dengan usahanya & berhenti menjadi OB. What amazing story isn’t it? Mungkin jika tidak ada krisis global & perusahaan tempatnya bekerja saat ini baik-baik saja nasibnya masih tetap sama menjadi seorang OB .
Manusia sudah didesain dengan sempurna oleh Tuhan. Lengkap dengan survival instinct-nya. Kalau seekor rakun saja bisa setrampil & segesit itu kenapa kita tidak bisa? Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Jadi, mau jadi pinter/bodoh, kaya/miskin, sehat/sakit, bahagia/sengsara, berhasil/gagal semua berawal dari diri kita sendiri .. 🙂
[devieriana]