Posting kesekian kalinya tentang cinta & pasangan hidup. Hmm, tapi tak apalah, tema ini ga akan pernah basi untuk di bahas kan? 🙂 . Kita, para perempuan nih, pasti dulu pas masih kecil punya dong “mimpi” punya pasangan yang sesuai dengan mimpi kita seperti yang di dongeng-dongeng (uups, jangan-jangan yang mimpiin pangeran cuma saya doang.. hehe, enggak kaaan?). Atau kalau bukan dalam dongeng kaya sinetron atau film dengan ending sempurna (si cantik ketemu si ganteng, & taraaa.. they live happily ever after.. ). Hmm, ngapain sih ngomongin dongeng segala? Gini, saya punya banyak sahabat perempuan yang punya almost perfect life, apapun dia punya : pribadi yang hangat & menyenangkan, karir yang bagus, digit rupiah yang dihasilkan tiap bulannya juga ga tanggung-tanggung, keluarga yang support penuh, sahabat yang seabreg-abreg.. Hanya 1 yang dia belum punya : pria yang tepat sebagai pasangan hidup. Mungkin bisa disimplifikasi lagi sebagai pria single (bukan suami/pacar orang), mapan (baca : at least dia punya pekerjaan sehingga mampu menafkahi keluarga kelak, walaupun istri juga sebagai wanita karir ya..), punya kepribadian yang baik (bukan rumah & mobil pribadi ya, hahaha.. so last year jokes banget). Soal wajah mungkin bisa nomor sekianlah, ya misal Tuhan kasih yang seganteng Brad Pitt sih disyukuri aja, hahaha.. Barakallahu .. 😀
Siapa sih yang gak pengen menemukan pasangan hidupnya sesegera mungkin? kalau ada yang bilang “enggak” mungkin dalam artian “pending” bukan “gak mau”. Bener kan? Nah, tapi masalahnya kan jodoh itu ga bisa dibeli kaya kita pengen beli tomat di pasar, ga bisa asal comot sesuka kita trus kita bawa pulang, kita makan atau bikin jus. Gak kaya gitu kan? Hidup juga bukan ibarat jalan tol yang bebas hambatan (kalau di Jakarta mana ada sih jalan tol yang bebas hambatan? jalan tol juga bisa macet, stuck & bikin BT) . Demikian juga sebuah perjalanan dalam menemukan our prince charming (jiaah, prince charming, berasa cinderella banget deh..) . Kita tidak pernah mengira “path” apa yang sedang kita jalani dalam proses menemukan pasangan hidup itu. Urusan jodoh masih jadi misteri terbesar Tuhan yang ga pernah bisa di tebak kapan datangnya layaknya hidup & matinya manusia. Ada yang sudah ngoyo banget, tapi the prince charming belum datang-datang juga padahal usia juga sudah “pantes” berkeluarga. Tapi ada juga yang ga di cari eh malah datang sendiri. Ya, itulah uniknya jodoh. Kalau ngomongin masalah usia, menurut saya sebuah pernikahan bukanlah sebuah hal yang dilakukan karena emosi, sekedar pantes-pantesan, atau karena tuntutan usia. Menikah itu selain masalah hati, kesiapan mental, juga masalah waktu. Seberapa ngoyonya kita kalau Yang Diatas belum “say yes” ya belum ketemu-ketemu. Tapi kalau Tuhan sudah bilang, “My Dear, this is the right time for you to marry with the man you deserve to live with..”.. Voilla.. segala rencana akan dimuluskan oleh-Nya. Believe me 😉
Saya punya sahabat yang sudah pacaran hampir 7-8 tahun udah mau melangkah ke pelaminan, eh lha kok pas rencana lamaran mau dilaksanakan malah si pacar memutuskan untuk menikah dengan orang lain.. Atau ada juga kasus yang dimana dia sudah menanti pasangan hidup sedemikian lama, ketika kemudian hari diketemukan dengan The Prince Charming yang ternyata tak lebih baik dari Ja’far (masih inget tokoh penasehat sekaligus penyihir jahat di film Aladdin kan? That’s him, hehehe..). No, no, saya gak bermaksud menakuti, bikin parno ya.. (jadi inget sama Manohara kalau begini).
Saya tahu kok gimana rasanya & bahkan juga pernah merasakan betapa BT-nya dihujani “terror” pertanyaan “kapan menikah?”, “eh, mbak Devi udah punya calon kan?”, “aduh gedenya udah semanten nih, kapan nikah Nduk?”, “Bu/Pak Yoes, kapan mantu?”. Hoalaaah.. Capek deeh, help me out of these silly questions, please !! Jujur yah, ga bisa kita pungkiri bahwa kita memang hidup diantara “kultur” masyarakat yang terlalu peduli dengan urusan pribadi orang lain (maafkan saya ya para tetangga, sodara-sodara yang pernah tanya hal itu beberapa tahun yang lalu sama saya). Tapi okelah kita ambil posistifnya ajalah ya, because they do care about us. They do love us, Dear. Siapa tahu mereka tanya itu hanya untuk memastikan kapan kita menikah trus dia mau jadi wedding organizernya, penyandang dana, atau penyedia katering. Who knows? hehehe.. Kidding you .. 🙂
Buat yang belum ketemu dengan pasangan hidupnya, someday, somehow, somewhere, you’ll find your Prince Charming soon… Banyak orang yang sudah pada nikah aja belum tentu happy (even they pretend to be happy), so as long as you are happy with your life, surrounded by fun-loving friends, you’ll be just fine.. . Jangan menikah hanya karena desakan orang lain, masalah usia, atau jabatan yang sudah kalian miliki, sehingga nantinya justru malah akan membuat kalian perempuan membuat pilihan yang salah. Jangan pernah memutuskan menikah karena orang lain sudah menikah lebih dulu daripada kalian. Menikah bukan masalah kalah menang diantara teman, siapa yang nikah duluan, atau siapa yang bisa dapet jodoh duluan. Nikmati saja semua proses pencarian itu, tidak ada salahnya kok untuk berhati-hati. Kan kita juga pengen hanya menikah sekali untuk seumur hidup ya.. 🙂 . Boleh kok agak keluar sedikit dari lingkungan yang ada, siapa tahu “si dia” itu nyempil di tempat-tempat yang tidak pernah kita duga sekalipun 😉
Jangan pernah berpikir ada kata terlambat untuk menikah. Kalau memang harus menunggu sedikit lebih lama, ya why not? Toh itu untuk sesuatu yang sangat precious to have. Sampai nanti ketika prince charming itu datang, seseorang yang akan menjadi partner seumur hidupmu , seseorang yang tentunya tidak pernah menjadi sebab penyesalanmu, karena salah memilih. Percayalah, segala sesuatu akan indah pada waktunya kok .. 🙂
Luv you all ..