Happy Wedding Anniversary ..

Love is not as simple
as candlelight and roses…
love is day-to-day living,
taking time,  making time to be there,
with open arms and a giving heart…
.. Love is the special life you share to all of us ..

God gave you two
a special love
to share,
.. because He knew ..
how much you

would cherish it ..

 

.. Happy 35th Wedding Anniversary dear Mom & Dad..

from kids who love you :

Devi Eriana Safira, Rezania Rosa Riskandiati, Soka Adista Fajar Wirawan

Continue Reading

Sang belahan jiwa..

soulmate

Posting kesekian kalinya tentang cinta & pasangan hidup. Hmm, tapi tak apalah, tema ini ga akan pernah basi untuk di bahas kan? 🙂 . Kita, para perempuan nih, pasti dulu pas masih kecil punya dong “mimpi” punya pasangan yang sesuai dengan mimpi kita seperti yang di dongeng-dongeng (uups, jangan-jangan yang mimpiin pangeran cuma saya doang.. hehe, enggak kaaan?). Atau kalau bukan dalam dongeng kaya sinetron atau film dengan ending sempurna (si cantik ketemu si ganteng, & taraaa.. they live happily ever after.. ). Hmm, ngapain sih ngomongin dongeng segala? Gini, saya punya banyak sahabat perempuan yang punya almost perfect life, apapun dia punya : pribadi yang hangat & menyenangkan, karir yang bagus, digit rupiah yang dihasilkan tiap bulannya juga ga tanggung-tanggung, keluarga yang support penuh, sahabat yang seabreg-abreg.. Hanya 1 yang dia belum punya : pria yang tepat sebagai pasangan hidup. Mungkin bisa disimplifikasi lagi sebagai pria single (bukan suami/pacar orang), mapan (baca : at least dia punya pekerjaan sehingga mampu menafkahi keluarga kelak, walaupun istri juga sebagai wanita karir ya..), punya kepribadian yang baik (bukan rumah & mobil pribadi ya, hahaha.. so last year jokes banget). Soal wajah mungkin bisa nomor sekianlah, ya misal Tuhan kasih yang seganteng Brad Pitt sih disyukuri aja, hahaha.. Barakallahu .. 😀

Siapa sih yang gak pengen menemukan pasangan hidupnya sesegera mungkin? kalau ada yang bilang “enggak” mungkin dalam artian “pending” bukan “gak mau”. Bener kan? Nah, tapi masalahnya kan jodoh itu ga bisa dibeli kaya kita pengen beli tomat di pasar, ga bisa asal comot sesuka kita trus kita bawa pulang, kita makan atau bikin jus. Gak kaya gitu kan? Hidup juga bukan ibarat jalan tol yang bebas hambatan (kalau di Jakarta mana ada sih jalan tol yang bebas hambatan? jalan tol juga bisa macet, stuck & bikin BT) . Demikian juga sebuah perjalanan dalam menemukan our prince charming (jiaah, prince charming, berasa cinderella banget deh..) . Kita tidak pernah mengira “path” apa yang sedang kita jalani dalam proses menemukan pasangan hidup itu. Urusan jodoh masih jadi misteri terbesar Tuhan yang ga pernah bisa di tebak kapan datangnya layaknya hidup & matinya manusia. Ada yang sudah ngoyo banget, tapi the prince charming belum datang-datang juga padahal usia juga sudah “pantes” berkeluarga. Tapi ada juga yang ga di cari eh malah datang sendiri. Ya, itulah uniknya jodoh. Kalau ngomongin masalah usia, menurut saya sebuah pernikahan bukanlah sebuah hal yang dilakukan karena emosi, sekedar pantes-pantesan, atau karena tuntutan usia. Menikah itu selain masalah hati, kesiapan mental, juga masalah waktu. Seberapa ngoyonya kita kalau Yang Diatas belum “say yes” ya belum ketemu-ketemu. Tapi kalau Tuhan sudah bilang, “My Dear, this is the right time for you to marry with the man you deserve to live with..”.. Voilla.. segala rencana akan dimuluskan oleh-Nya. Believe me 😉

Saya punya sahabat yang sudah pacaran hampir 7-8 tahun udah mau melangkah ke pelaminan, eh lha kok pas rencana lamaran mau dilaksanakan malah si pacar memutuskan untuk menikah dengan orang lain.. Atau ada juga kasus yang dimana dia sudah menanti pasangan hidup sedemikian lama, ketika kemudian hari diketemukan dengan The Prince Charming yang ternyata tak lebih baik dari Ja’far (masih inget tokoh penasehat sekaligus penyihir jahat di film Aladdin kan? That’s him, hehehe..). No, no, saya gak bermaksud menakuti, bikin parno ya.. (jadi inget sama Manohara kalau begini).

Saya tahu kok gimana rasanya & bahkan juga pernah merasakan betapa BT-nya dihujani “terror” pertanyaan “kapan menikah?”, “eh, mbak Devi udah punya calon kan?”, “aduh gedenya udah semanten nih, kapan nikah Nduk?”, “Bu/Pak Yoes, kapan mantu?”. Hoalaaah..  Capek deeh, help me out of  these silly questions, please !! Jujur yah, ga bisa kita pungkiri bahwa kita memang hidup diantara “kultur” masyarakat yang terlalu peduli dengan urusan pribadi orang lain (maafkan saya ya para tetangga, sodara-sodara yang pernah tanya hal itu beberapa tahun yang lalu sama saya). Tapi okelah kita ambil posistifnya ajalah ya, because they do care about us. They do love us, Dear.  Siapa tahu mereka tanya itu hanya untuk memastikan kapan kita menikah trus dia mau jadi wedding organizernya, penyandang dana, atau penyedia katering. Who knows? hehehe.. Kidding you ..  🙂

Buat yang belum ketemu dengan pasangan hidupnya, someday, somehow, somewhere, you’ll find your Prince Charming soon… Banyak orang yang sudah pada nikah aja belum tentu happy (even they pretend to be happy),  so as long as you are happy with your life,  surrounded by fun-loving friends, you’ll be just fine.. . Jangan menikah hanya karena desakan orang lain, masalah usia, atau jabatan yang sudah kalian miliki, sehingga nantinya justru malah akan membuat kalian perempuan membuat pilihan yang salah. Jangan pernah memutuskan menikah karena orang lain sudah menikah lebih dulu daripada kalian. Menikah bukan masalah kalah menang diantara teman, siapa yang nikah duluan, atau siapa yang bisa dapet jodoh duluan. Nikmati saja semua proses pencarian itu, tidak ada salahnya kok untuk  berhati-hati. Kan kita juga pengen hanya menikah sekali untuk seumur hidup ya.. 🙂 . Boleh kok agak keluar sedikit dari lingkungan yang ada, siapa tahu “si dia” itu nyempil di tempat-tempat yang tidak pernah kita duga sekalipun 😉

Jangan pernah berpikir ada kata terlambat untuk menikah. Kalau memang harus menunggu sedikit lebih lama, ya why not? Toh itu untuk sesuatu yang sangat precious to have. Sampai nanti ketika prince charming itu datang, seseorang yang akan menjadi partner seumur hidupmu , seseorang yang tentunya tidak pernah menjadi sebab penyesalanmu, karena salah memilih. Percayalah, segala sesuatu akan indah pada waktunya kok ..  🙂

Luv you all ..


Continue Reading

10 Things I Hate About You..

I hate the way you talk to me, and the way you cut your hair
I hate the way you drive my car.
I hate it when you stare.

I hate your big dumb combat boots, and the way you read my mind.
I hate you so much it makes me sick,  it even makes me rhyme.

I hate it, I hate the way you’re always right.
I hate it when you lie.
I hate it when you make me laugh, even worse when you make me cry.

I hate it when you’re not around, and the fact that you didn’t call.
But mostly I hate the way I don’t hate you.
Not even close, not even a little bit, not even at all

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=84e0HYgo_eU&hl=en_US&fs=1&rel=0]

gambar dari sini

Continue Reading

Aku, Blog & Curhat seorang teman ..

my_soulmate

Hadoooh, lama banget ga ngeblog disini yak.. Jangankan ngeblog, ngebuka situs beginian aja ga bakalan sempet.. Kasian ga sih? (pasti pada teriak : enggaaak..). Kalo kemaren-kemaren waktu untuk ngeblog bisa anytime, sekarang.. jangankan ngeblog, ide buat nulis blogku aja musnah, tersita ma kerjaan semua.. *lebay mode set : ON*. Kayanya 8 jam itu ga cukup buat kerja.. Anjr**t kesannya aku workaholik banget yak? xixixix.. Ga denk.. biasa aja..  😀

Ya, butuh penyesuaian aja sih kayanya.. (eniwei, kok kayanya sejak seminggu kemaren alesannya penyesuaian mulu yak?hehehehe.. ). Ya gitu deh, napsu ngeblog-ku termusnahkan ama kerjaan baru ini. Ini aja nyambi-nyambi.. ninggalin kerjaan untuk ngeblog, xixixixix.. :-p

Mmmh, beberapa waktu yang lalu aku dicurhatin ma beberapa temen, curhat tentang pasangan hidup (mentang-mentang aku pernah nulis tentang chemistry & soulmate nih kayanya.. ). Padahal aku kalo ngeblog ya sekedar nulis aja, apa yang ada di kepala langsung ketak-ketik-ketuk.. taraaaa.. jadilah sebuah blog. Bentar, deh kok jadi kemana-mana ya..

Balik lagi ke masalah pasangan hidup.. Intinya sih mereka curhat kenapa pasangan hidup tak kunjung datang sementara mereka usia udah cukup, ekonomi udah mapan, kehidupan sosial ekonomi bagus.. Intinya, perfect-lah.. Mmmh, ga terlalu banyak yang bisa aku share, karena pada dasarnya aku juga bukan orang yang ahli tentang pernikahan yaa.. Secara, aku sendiri baru menjalani kehidupan pernikahanku baru 1.5 tahun ini.. Itupun masih sering terjadi perang antar suku.. hehehehe.. Biasaaa, persamaan persepsi, kekekeke.. . Tapi menurutku, sebuah pernikahan bukanlah sebuah hal yang dilakukan karena emosi semata, atau pantes-pantesan, atau karena tuntutan usia (walaupun di kultur kita mindsetnya kaya gitu), atau tuntutan jabatan (ada lho yang menikah hanya karena “masa pak bos belum punya bu bos sih?”). Hanya Dia yang tau “who is our Mr./Mrs. Right”. Yang penting toh kita udah berusaha. Intinya gini :

.. there’s someone for everyone, it’s just a matter of time…

Kata Ally Mc Beal waktu di episode yang sama, membahas pertanyaan yang sama yang ditujukan buat dia, dia menjawabnya begini : “my future husband ??? No, I haven’t met him, haven’t found him yet, but I’ll find him coz I know him by heart..” .

Jadi My Darling, not too worry, someday somehow somewhere, you’ll find him/her… Banyak orang yang udah pada nikah aja belum tentu happy (even they pretend to be happy, ), so as long as you are happy with your life, surrounded by fun-loving friends, you’ll be just fine.. . Ok dear?  🙂

Continue Reading

Nights In Rodanthe

nights_in_rodanthe

Niat awal mau nonton Journey to the Center of the Earth (3D Film) yang hanya diputar di EX Plaza XXI ma Plaza Senayan XXI dengan kacamata khusus 3D ini , tapi berhubung sudah terjual habis & harga tiketnya termasuk diatas rata-rata, jadilah saya & suami nonton film bergenre romance yang dibintangi oleh Richard Gere & Diane Lane yang berjudul Nights in Rodanthe.

Dari judul & poster filmnya saja sudah bisa ditebak kalau filmnya romantis banget (resensi berdasarkan poster ). Dasar sayanya yang cengeng, ada saja di bagian film ini yang bikin saya mendadak menangis bombay, terharu gitu.

Kurang lebih ceritanya seperti ini :

Adrienne Willis (Diane Lane) memutuskan untuk mengasingkan diri di sebuah kota kecil bernama Rodanthe setelah merasa bahwa rumah tangganya gagal total. Ia kemudian menerima tawaran salah seorang temannya untuk merawat penginapan kecil miliknya di sana.

Adrienne berharap dapat menemukan ketenangan jiwa agar bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya terhadap pernikahan yang telah ia jalani bertahun-tahun. Adrienne merasa tak mampu lagi menghadapi suami dan putrinya yang seolah-olah selalu berada di sisi yang berseberangan dengannya.

Tak lama kemudian, seorang pria bernama Dr. Paul Flanner (Richard Gere) datang untuk bermalam di penginapan yang dijaga Adrienne. Dr. Paul Flanner datang ke Rodanthe membawa misi untuk berbaikan degan putranya yang telah lama meninggalkannya.

Ketika terjebak di tengah badai yang datang tiba-tiba, keduanya lantas menemukan apa yang selama ini mereka idamkan. Kehidupan asmara yang tak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka.

Film ini sebenarnya cukup menarik untuk sebuah film romantis. Suasana romantis yang dibangun dengan cara ‘mengisolasi’ kedua tokoh utama ini dari dunia luar memang berhasil. Apa lagi dengan kualitas akting dari aktor dan aktris papan atas seperti Diane Lane dan Richard Gere. Masih ditambah dengan pengalaman mereka berdua sebagai pasangan asmara dalam dua film sebelumnya, COTTON CLUB dan UNFAITHFUL.

Di samping suguhan kisah asmara yang romantis, film hasil arahan sutradara George C. Wolfe ini juga menawarkan pemandangan alam yang memanjakan mata. Hamparan pantai luas yang sunyi menambah kesan romantis yang memang ingin ditonjolkan sang sutradara. Sumpah, pemandangannya bagus banget :-bd

Namun ada beberapa hal yang kadang terlupakan saat sang sutradara sudah mulai fokus ke satu hal. Dalam film ini yang tertinggal adalah logika. Misalnya saja soal badai yang tak pernah disebutkan namanya, atau bagaimana badai yang kuat itu tak mampu merobohkan penginapan kecil yang sekilas terlihat tak begitu kokoh. Keputusan kedua tokoh ini untuk tetap bertahan di kota kecil Rodanthe meski sudah ada peringatan bahwa badai akan datang juga terasa sedikit dipaksakan. Hmm.. Tapi ya sudahlah.. 😀

Namun bila kita termasuk orang yang gampang terhanyut suasana romantis yang memang jadi suguhan utama film ini, kita pasti tak akan terlalu memperhatikan penyimpangan dari logika tadi. Terlepas dari logis atau tidak, film berdurasi kurang dari 100 menit ini memang layak ditonton..

Kalau bicara tentang pesan moral, ada 2 hal yang bisa saya ambil disini  :
1. Meminta maaf terkadang perlu dilakukantanpa peduli apakah kesalahan yang telah kita perbuat itu sengaja atau tidak. Tapi buat sebagian orang, meminta maaf sama halnya dengan mengesampingkan ego. Tidak semua orang sanggup melakukannya.

2. Terkadang kita ada saatnya menyerah kepada takdir. Manusia boleh berencana, namun Tuhanlah yang menentukan..

[devieriana]

gambar dari sini

Continue Reading