“There are more love songs than anything else. If songs could make you do something we’d all love one another.” – Frank Zappa
Pernahkah terpikir nggak, kenapa ya begitu banyak lagu di dunia ini yang bertemakan cinta? Meski ada musisi yang mengangkat tema lain, jumlahnya tetap tidak sebanyak lagu cinta, kan?
Cinta, tema populer dalam dunia musik yang sudah ada sejak zaman dahulu. Baik musik klasik maupun musik modern, lagu-lagu cinta selalu ampuh dalam mengungkapkan perasaan yang kita miliki. Mengapa begitu banyak lagu dengan tema cinta? Mungkin karena cinta adalah pengalaman yang dapat dirasakan oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, ya. Layaknya sebuah bahasa universal, cinta dapat dipahami oleh semua orang.
Lagu-lagu cinta memungkinkan kita merasakan emosi yang terkait dengan pengalaman manusia yang paling mendasar. Dan berasa nggak kalau mendengarkan lagu cinta mirip dengan melihat cermin? Lirik-lirik yang diciptakan acapkali relevan dengan yang kita rasakan, baik itu kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kerinduan, dan lainnya. Rasanya tidak mengherankan jika musik menjadi tempat yang sempurna untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang yang kita rasakan.
Bukan cuma itu, sampai sekarang cinta juga jadi sumber inspirasi tak terbatas untuk para musisi. Bayangkan, dari kisah cinta romantis sampai pengalaman patah hati yang menyakitkan, cinta selalu berhasil membuat seniman kreatif dan menghasilkan lagu-lagu indah sentimentil pun easy listening. Selain untuk para musisi, musik juga bisa menjadi cara yang manis dan tak terbatas sebagai media untuk mengungkapkan beragam perasaan atau cerita yang sulit diucapkan melalui kata.
Ada banyak lagu bertema cinta yang tak terbatas. Salah satunya adalah laguΒ adalah lagu “Lantas” dari grup musik asal Bandung yang sedang naik daun, Juicy Lucy. Lagu ini mengisahkan tentang seorang pria yang mencintai dan menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita yang sudah memiliki pasangan. Meskipun begitu, pria tersebut tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa pasrah dengan situasi percintaan yang terjadi. Pun lagu “Segala-galanya” dari Juicy Lucy yang memiliki tema unik tentang tato. Lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang merasa perlu menyembunyikan bagian dari dirinya demi menjaga perasaan ibunya. Liriknya menggambarkan konflik batin dan keputusan untuk merahasiakan sesuatu agar tidak menyakiti orang yang disayangi. Sebuah cerita tentang ketakutan bahwa kadang sebuah kebenaran dapat menyebabkan kekecewaan bagi seseorang yang istimewa. Lagu ini mewakili lagu bertema hubungan antara orang tua dan anak, serta bagaimana menjaga perasaan orang yang dicintai, khususnya ibu. Atau ada juga lagu “Love Again” oleh Celine Dion yang mengisahkan tentang proses mencintai lagi setelah patah hati. Ini adalah lagu pertamanya sejak merilis album Courage pada 2019, dan juga setelah didiagnosis dengan penyakit langka, Stiff-Person Syndrome pada bulan Desember 2022. Lagu ini menjadi bagian dari soundtrack film berjudul sama Love Again, di mana Celine Dion akan memerankan dirinya sendiri.
Dengan luasnya spektrum cinta, tidak mengherankan jika cinta tetap menjadi fokus utama dalam industri musik dunia. Lagu-lagu cinta tidak melulu berkisar pada hubungan antara dua orang kekasih, tetapi juga mencerminkan dinamika hubungan lainnya, seperti hubungan dengan pasangan atau orang tua, serta berbagai emosi yang menyertainya, tentang bagaimana cinta juga memiliki kekuatan untuk menyatukan atau mengubah hidup seseorang. Dengan begitu banyaknya pilihan lagu cinta, setiap individu dapat menemukan lagu yang relate dengan pengalaman dan perasaannya sendiri.
Seperti 2 sisi koin, musik dan cinta telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tema cinta tampaknya akan terus menjadi salah satu yang paling menginspirasi di dunia musik. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa cinta adalah bahasa universal yang tidak akan pernah pudar daya tariknya.
— Devieriana —
ilustrasi dipinjam dari billboard.com