Serem, ah!

Dari dulu saya nggak pernah hobby nonton film horror maupun thriller. tapi kalau thriller masih bisa saya ikuti, masih bisa saya tonton walaupun nggak ngefans samasekali. Tapi kalau horror, walaupun dibayarin, nggak bakal saya mau nonton. Wong waktu kecil saya lihat film unyil atau film kartun yang ada adegan nenek sihir aja saya takut kok :)). Kalau habis nonton film bernenek sihir pasti kalau mau tidur lihat ke kolong tempat tidur dulu :)). Itu baru cerita anak-anak ya, apalagi film beneran yang melibatkan manusia. Makasih deh, mending enggak, ha5x. Konyol kan? Ya, emang ;))

Kalau dulu nih yang namanya film bergenre horror ya sudah horror aja. “Tugasnya” adalah bikin penonton merinding, ketakutan, ngeri dan jejeritan. Ada sih jamannya Suzana, memang masih agak-agak dibumbui adegan seksi-seksi yang di jaman itu dianggap agak vulgar. Lha tapi kalau film itu ditonton lagi sekarang jelas nggak ada apa-apanya. Film horror sekarang itu itu seksi. Horror itu vulgar. Horror itu semi xxx. Setidaknya itu kesimpulan awam saya tentang film horror yang lagi “trend” disini.

Kenapa nggak strict kalau memang genrenya horror ya sudah main horror aja. Kenapa harus dicampuradukkan dengan adegan film xxx? Nonton film horror kok jadi berasa nonton film semi bokep. Para hantu seharusnya tersinggung karena kengerian mereka harus dicampuraduk dengan keseksian para pemainnya yang umbar adegan “bupati” & “sekwilda”.

Pertama kali saya dengar ada film yang judulnya Suster Keramas saja saya sudah geli. Maksudnya ingin menyajikan “sekuel” Suster Ngesot yang ngeri habis itu kali ya. Jadi dibuatlah judul serupa tapi nggak pakai ngesot, melainkan keramas. Sempat saya becandain, “abis ini ada film Suster Mandi Junub deh kayanya..” ;)). Herannya kenapa lagi-lagi harus profesi suster sih? Nggak adakah yang bisa dibuat lebih menyeramkan lagi? Misalkan calak, kondektur, mantri suntik, atau apalah situ? Yang setelah ditonton ternyata.. menyeramkan sih iya. Agak. Tapi kehadiran bintang jav Rin Sakuragi yang beberapa kali di syut dalam dalam keadaan setengah telanjang itu membuat kadar kengeriannya menurun drastis.

Itu pertama, film berikutnya yang seolah tidak mau kalah menghorrorkan diri adalah Diperkosa Setan & Hantu Puncak Datang Bulan. Ini apa sih maksud & motivasi pembuatan filmnya? Heran deh. Ketika iseng saya tonton trailernya kok banyak adegan begitu-begitunya. Ini sebenarnya niat nggak sih bikin film horror? Apa iya bikin film hanya untuk alasan memenuhi permintaan/selera pasar? Bikin film hanya untuk mengeruk untung sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan muatan moral bagi penontonnya? Masa iya orang-orang kita lebih suka nonton film horror kamuflase macam begitu sih? *thinking*

Kalau biasanya saya suka menyertakan video/youtube. Untuk kali ini saya nggak mau menyertakan videonya ah. Males.. :p

[devieriana]

gambar dari sini

Continue Reading