Perempuan & fetishisme rambut panjang

Percakapan saya bersama teman kemarin sore, komentar di BBM gara-gara saya ganti profil picture ;)) :

Teman: wogh, rambutmu kaya iklan shampoo. Kalo gitu kamu kok kaya Kajol Kuch Kuch Hota Hai.. ;))

Saya : hahaha, bagus panjang kan ya. Aku nggak pernah punya rambut panjang..

Teman : itu rambutnya dhemit ya :))

Saya : hanjritos, dhemit? :-o*plak!*

Teman : itu rambut sambungan ya 😕 (maksudnya hair extension)

Saya : ho-oh.. sambungan sama taplak!

Teman : Lho, yang bener sambungan apa bukan sih?

Saya : ya bukanlah, asli ini! Asli sambungan! :))

Teman : keaslian panjangnya rambutmu diragukan! 😕

Saya : nggaklah, ini rambut asli, panjangnya juga asli, niat manjangin sejak setengah tahun yang lalu..

Teman: lha kok tumben dipanjangin?

Saya : iya di request sama si hubby

Teman: iya, kenapa ya para lelaki itu suka sama perempuan yang rambutnya panjang? 😕

Saya : ya biar njambaknya gampang.. :-“

Teman: jawabanmu sangat natural, pengalaman pribadi ya?

Saya : lha ya ngapain suamiku njambak-njambak rambut, kurang kerjaan apa?

Teman: ya kali bua ngetes rambutmu kuat apa enggak..

Saya : ho-oh, kemarin juga digantungi sama lemari sih

Teman: eh, gimana rasanya punya rambut panjang? gerah nggak?

Saya : err..kadang-kadang sih gerah dan rempong (ribet), tapi ya sekarang udah biasa..

Nah ya, saya itu sebenarnya dari dulu memang nggak pernah punya rambut panjang. Sepanjang-panjangnya rambut saya paling panjang sebahu, habis itu potong cepak lagi. Lebih suka rambut pendek karena selain lebih irit shampoo juga praktis aja gitu, nggak perlu repot mengeringkan atau ngeblow rambut dulu. Dibiarkan alakadarnya juga jadinya tetep keren kalau menurut saya. Secara saya kan orangnya nggak bisa anteng gitu ;)).

Sebenarnya sejak awal menikah saya itu sudah diminta memanjangkan rambut sama suami, karena menurut dia saya lebih pantes berambut panjang daripada rambut cepak. Nah sementara saya paling males punya rambut panjang karena selain ribet dan saya kurang telaten kalau harus ngasih ini itu, krimbath, hair spa dan teman-temannya. Paling-paling saya rajin pakai kondisioner dan perapi rambut aja, karena rambut saya itu termasuk yang nggak bisa berinisiatif rapi sendiri.

Tapi herannya ya, kebanyakan teman-teman pria, dan suami saya memang lebih suka melihat wanita dengan panjang. Pernah saya iseng tanya sama hubby, jawabannya :

Suami: ya kalau rambutnya pendek berasa kaya jalan sama cowok juga, kalau rambutnya panjang kan berasa jalan sama perempuan..

Saya : lha kalau kamu lagi jalan sama cowok rambut gondrong masih berasa jalan sama perempuan juga?

Suami: ya nggaklah, beda. Kamu tuh, masa iya aku nggak bisa bedain mana perempuan mana laki-laki sih?!
*sambit mercon*

Saya : ya abisnya kamu aneh. Masa misalnya nih ya, rambutku cepak, udah dandan dan pakai rok, masih juga kamu ngerasa lagi jalan sama laki-laki?

Suami : perempuan itu akan lebih terlihat feminin kalau rambutnya panjang..

Saya : :p ;)) :-”

Nah kalau yang pernah saya baca, ada beberapa alasan kenapa pria lebih suka dengan wanita yang berambut panjang, diantaranya :

“Komitmen. Mengingat untuk merawatnya diperlukan usaha, uang, dan kemauan lebih. Faktor-faktor tersebut mengindikasikan bahwa wanita berambut panjang memiliki perencanaan keuangan yang baik, kepercayaan diri, memiliki kesadaran cukup baik terhadap kesehatannya, juga melambangkan kelembutan. Kualitas kesehatan dan seberapa panjang rambut wanita juga menjadi daya tarik tersendiri di mata seorang pria”

Hmm.. masa sih? Rambut saya panjang tapi kok nggak pinter-pinter amat mengatur keuangannya ya? :-?. Saya juga bukan termasuk perempuan yang lembut tuh. Salah teori kayanya. Atau jangan-jangan karakter saya yang salah? 😮 ;)). Kalau panjang banget apa nggak malah tambah nyeremin ya? Apalagi kalau tahu-tahu udah berdiri di belakang kita pakai baju putih.. :-ss X_X

“Rambut panjang mampu menutupi bagian-bagian tertentu di wajah seorang wanita, seperti membuat garis rahang terlihat lebih ramping, dan membuat tulang pipi tidak terlalu terlihat mencuat..”

Oh, kalau ini saya agak setuju, secara pipi saya sekarang agak kelebihan lemak ;))

“Rambut panjang akan mengesankan wanita lebih feminin..”

Nah ini, saya itu orangnya nggak terlalu feminin sih ya. Tapi setidaknya sedang mencoba terlihat lebih feminin dengan rambut panjang ;;)

Kalau saya sih, mau apapun bentuk/model rambutnya, atau mau seberapa panjang rambutnya, terserah. Asalkan itu nyaman buat si pemilik rambut, sesuai dengan karakter wajah dan kepribadiannya sih akan terlihat bagus-bagus aja kok. Oh ya satu lagi, yang penting rambutnya sehat :-bd.

Nah kalau kalian lebih suka rambut panjang atau pendek? 😉

[devieriana]

Continue Reading

Berbagi Cerita Berbagi Cinta

Judul Buku : Berbagi Cerita Berbagi Cinta
Penulis : Sahabat Ngerumpi
Penerbit : Inspiring
Jumlah Halaman : 166 Halaman

Sebenarnya buku ini sudah beberapa waktu yang lalu beredar di pasaran. hanya saja sayanya yang belum kepikiran bentuk reviewnya kaya apa. Padahal buku-buku saya sendiri lho, hasil menulis secara berjamaah maksudnya ;))

Kalau perempuan lagi ngerumpi biasanya isinya rumpiannya tentang apa sih? Arisan, gosip, cowok, keluarga, curhat, trus apa lagi? Banyaklah pastinya ya. Tapi pernah kebayang nggak bagaimana menyatukan rumpian para perempuan itu untuk dijadikan dalam satu buku? Belum kepikiran tho? Sama, saya juga dulunya nggak pernah mikir bahwa rumpian & tulisan saya disitu bersama teman blogger yang lain bakal dibukukan.. ;;)

Berawal dari situs http://www.ngerumpi.com, situs berkumpulnya tulisan dari para blogger yang berbasis web 2.0, dimana penulisnya bisa memposting & mengelola artikel-artikelnya. Dari sanalah lahir banyak tulisan seru yang pastinya selalu segar karena selalu saja ada tulisan baru yang di-publish disana. Topiknya pun bermacam-macam. Ada tema yang dikelompokkan dalam kategori living single, relationship, family, x&y, dan oot. Gaya penulisannya pun bermacam-macam. Jelas. Karena ditulis oleh banyak kepala & hati.

Ternyata menulis dengan hati itu tidak selamanya mudah (karena seharusnya pakai tangan? *eh*) ;)). Artikel-artikel yang di-publish disini merupakan sebagian tulisan yang (dianggap) mewakili pikiran perempuan (walaupun penulisnya ada yang lelaki juga lho). Tapi setidaknya akan membuat banyak orang yang sadar bahwa isi kepala perempuan itu kurang lebih ya sama kaya yang ada di buku ini.

Endorsment

“Yang remeh, yang enteng, yang cemen, juga bisa mencerahkan. Dari
kegamangan setiap akan mendatangi pesta reuni, soal klasik status
jomblo, sampai ledekan bahwa perempuan masa kini masih percaya mitos
superioritas lelaki. Potret sosial kita ada di sini. Potret yang
merekam sikap dan perilaku warga Ngerumpi dalam menjalani kehidupan
pada suatu masa. Kita lihat apakah sepuluh tahun mendatang masyarakat
kita sudah berubah. Pembandingnya ya ada di Ngerumpi hari ini.”

Antyo Rentjoko, blogger, antyo.rentjoko.net


“Unik. Personal. Inspiring. Tentang perempuan, cinta, dan lelaki:
trilogi yang tak ada habis-habisnya ditulis. Kumpulan senandika yang
menghadirkan cakrawala baru tentang relasi Mars dan Venus.

Wicaksono, wartawan Majalah Tempo, narablog (www.ndorokakung.com), penulis buku “Ngeblog dengan Hati”

“Bukan perempuan, gak masalah, yang penting ngerumpi. Begitulah, ngerumpi ternyata tak cuma wadah bagi perempuan. Lelaki pun bisa berbagi pengalaman pribadi yang nyenggol hasrat, sakit hati sampai berpuisi. Saya menduga inilah salah satu inidikasi hadirnya sebuah
“peradaban” baru. Pertemanan, persahabatan, keterikatan emosi,
persetruan, umpatan sampai “rasa” yang sama, tak cuma di dunia maya,
tapi juga terbawa di dunia nyata. Seseorang akan mempunyai “saudara”
begitu banyak secara nyata bukan maya. Dan di ngerumpi itu bisa
ditemukan dan dibangun.”

Ventura Elisawati ,Blogger (www.vlisa.com), digital communication specialist.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera dapatkan bukunya di toko buku terdekat yah.. :).
Makasiiih.. 😉

[devieriana]

Continue Reading

Perempuan Oh Perempuan..

Makhluk bernama perempuan itu bahasanya tidak selalu memiliki arti yang sama dengan yang diucapkan. Nah, harus punya kamusnya dong? ;)). Kalau kesimpulan yang saya dapatkan dari beberapa pria sih bilangnya : Perempuan itu ribet. Menghadapinya gampang-gampang susah. kalau tanya sesuatu kadang sudah dijawab sesuai pertanyaan eh masih salah juga 😐 ~X( ;))

Ah ya, jadi ingat sama kisah saya sendiri nih. Untung ya suami saya sabar, coba kalau enggak, mungkin dia udah stress duluan kayanya ~X(

SALAHKAN CERMIN!

Saya : “Pa, badanku kayanya melebar kesamping ya? Bener nggak sih?” 😕

Hubby : “Ah, cuma perasaan kamu aja. Masih bagus kok.. “

Saya : “Ah kayanya enggak deh. Lihat lenganku, udah kaya Arnold Swasanasegar nih..” X_X

Hubby : “Halah, berlebihan kamu. Udah bagus segitulah badannya, jangan dikurusin lagi, dilihatnya kurang bagus kalau terlalu kerempeng. Kena angin nanti terbang-terbang..” —> mencoba melucu

Saya : 😐

Hubby : “Kenapa? Ya terus maunya badannya mau digimanain lagi sih?”

Saya : “Jujur deh ya, aku emang keliatan gemuk kan? Iya kan? Ngaku! ” 😐

Hubby : “Ya sudah, iya kamu gemuk. Gemuuuk banget kaya Pretty Asmara. Badan kamu udah bisa dipakai buat landing pesawat! ” —> mulai kesel :-w

Saya : “Tuh kan, aku emang gemuk kan? Gitu pakai bilang nggak gemuklah, seksilah, gini, gitu.. ” —> mulai ngomel-ngomel nggak jelas ~X(

Hubby : “Ih, gimana sih.. Tadi suruh bilang kalau kamu gemuk. Udah diturutin masih salah juga.. Jadi maunya gimanaaa…” #-o

;))

*****

MAU MAKAN APA?

Hubby : “Kamu mau makan apa dimana?”

Saya : “Terserah Bibo aja deh,a ku ngikut. Aku sih nggak pernah rewel diajak makan dimana aja, kan?” —> intinya sih males mikir ;))

Hubby : “Ya udah kita beli nasi gorengnya Bapak yang didepan gang aja ya.. “

Saya : “Ih, kok beli nasi goreng lagi sih? Kan bosen.. Yang lain aja napah..” 😐

Hubby : “Lha katamu tadi terserah. Ya udah aku ajak makan nasi goreng..”

Saya : “Iya, emang terserah.. Tapi ya jangan nasi gorenglah.. Bosen tau’..”

Hubby : “Hiih, itu sih namanya bukan terseraaah.. ” ~X(

*****

SEPATU YANG COCOK ADALAH..

Saya : “Duuh, lucu-lucu ya Pa, sepatunya.. =P~” —> mulai sedikit lapar mata

Hubby : “Ya udah pilih aja salah satu, mana yang kamu suka..”

Saya : “Boleh semua nggak?”

Hubby : “Ya kalau kamu yang mau beli sendiri sih terserah..”

Saya : 😐

Hubby : “Ya udah, buruan ah..”

Saya : “Bingung nih, bantuin milih napa..” —> sambil nyobain sepatu, satu persatu

Hubby : *ngambil 1 sepatu yang modelnya “enggak banget” * “Nih kayanya lucu nih…”

Saya : “Gak suka ah. Aku tuh sukanya yang ujung sepatunya itu lancip gitu, biar kakiku terlihat panjang”

Hubby : *meletakkan kembali sepatu ke tempat semula* “Kalau yang ini?”

Saya : “Yaelah, Bibo.. itu kan modelnya udah so last year banget. Yang update dong ah..”

Hubby : “Ya emang selama ini aku pakenya sepatu perempuan apa? 😐 . Ya udah yang di pojok situ tuh kayanya bagus, ada pitanya di depan sepatu, ujungnya lancip juga kan kaya yang kamu suka?”

Saya : “Ah, nggak mau ah, itu kaya punya temenku di kantor. Nanti kembaran dikirain satu yayasan, lagi..”

Hubby : “Ya sudah, aku nunggu di tempat duduk deket kasir ya… Kamu milih sendiri aja deh. Abisnya dari tadi salah melulu :|”

Saya : “Iih, Bibo, jangan gampang menyerah gitu dong. Kan maksud aku tadi, Bibo bantuin milih, tapi jangan yang modelnya begini, warnanya mesti yang begitu, nah nanti milih yang kalo dipake keliatan begono… gituuu….” —> dengan muka tak berdosa

Hubby : [-(

Susah ya ngomong sama perempuan? ;))

[devieriana]

gambar diambil dari dailymail

Continue Reading