Judul postingan ini nggak ada hubungannya sama isi tulisannya. Ngasal aja, seolah mengumpamakan saya sedang dalam masa inkubasi. Berasa jadi virus sama kuman nggak sih? :D. Hmm, ternyata lama juga saya nggak update blog yah? Maklumlah ya, sejak saya memutuskan resign mendadak kemarin (hanya dalam tempo seminggu sejak pemanggilan di Setneg) saya kejar setoran, kerja ngebut, paling tidak menyelesaikan 90% kewajiban sayalah. Kasian leader pengganti saya nanti kalau kerjaan masih banyak yang belum selesai. So, pikiran , energi, konsentrasi semua tercurah ke penyelesaian kerjaan yang seharusnya selesai tanggal 4 jadi dikebut harus selesai tanggal 31 Januari 2010.
Jadi ya begitulah, selama beberapa hari ini saya memasuki masa inkubasi. Halah kok malah kaya virus :)) . Penyesuaian dengan pekerjaan & status yang barulah intinya. Karena selama lebih dari 6 tahun saya bekerja di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu membuat mindset, kultur & cara bekerja saya sangat swasta. Kalau saya sekarang bekerja jadi PNS tentunya ya jauh berbeda. Sempet agak kaget sedikit. Apalagi berhubungan dengan surat menyurat tingkat tinggi. Dulunya kan saya cuma pegang urusan surat menyurat internal antar bagian aja. Kalau sekarang sudah antar instansi & departemen. Bayangkan betapa stressnya saya di awal hari kerja saya.
Tapi untungnya disana semua baik & helpful. Sebagai PNS newbie (walaupun sudah sekian tahun bekerja sebagai pegawai swasta tentu buat mereka jelas saya newbie, wong masih nggak tahu apa-apa). Untungnya banyak anak mudanya, gaul pula. Jadi ya nggak berasa dalam lingkungan PNS jaman dulu, berasanya fun. Eh ya sebenernya belum fun-fun amat juga sih Gimana mau fun, wong hari ini saya dikasih kabar yang bikin hati saya meloncat kaget :
teman : “nanti kamu juga bakal kaya saya, nanganin ini sendirian..”
saya : “hah, apa? sendiriaaaan? kapan?”
teman : “sekitar bulan Juli paling..”
saya : “kamu mau kemana mas?”
teman : “aku pindah bagianlah..”
saya : *stress, pengen pingsan*
Saya khawatir? Takut? Paranoid? Jelas. Tapi kalau saya seperti itu terus pasti bukan hal yang positif buat saya juga kan? Khawatir, takut menghadapi sesuatu yang baru & belum kita kenal, takut keluar dari zona nyaman itu hal yang lumrah & sering dialami oleh semua orang. Lha kalau kaya begitu terus ya nggak bakal maju-maju. Jalan ditempat.
Khawatir dan takut adalah dua hal yang berbeda, sekalipun nyaris mirip. Rasa takut punya objek yang jelas, contoh : saya takut sama kucing, saya takut sama bos saya yang galak, saya takut sama hantu. Tetapi khawatir tidak, lebih abstrak. Ada perasaan tak menentu terhadap sesuatu yang tak jelas. Ketakutan, paranoid terhadap sesuatu yang asing, sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah dijalani sebelumnya itu pasti pernah dirasakan semua orang. Punya rasa seperti itu wajar-wajar saja. Tapi jika berlebihan dan sudah mengganggu, itu namanya sudah tak wajar. Kekhawatiran sifatnya hanya sementara, karena ketika kita sudah terjun didalamnya kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti & menjadi sesuatu yang biasa, yang menyenangkan, yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Kekhawatiran yang diciptakan oleh pikiran. “Aduh, besok mau kerja di tempat yang baru nih, bisa ga ya? Kira-kira nanti temennya asik-asik kaya di tempat kerja yang lama ga ya? Lingkungan kerjanya nanti enak nggak ya? Kerjaanku nanti sulit nggak ya?” dan sejuta pertanyaan paranoid yang lain, padahal ya belum tentu, wong belum dijalani. Sama ketika saya mengalami perpindahan dari officer ke team leader kapan hari. Saya sudah berpikir kerjaan saya bakal ribet, sulit. Tapi setelah dijalani ya nggak gitu-gitu amat, lama-lama juga biasa :).
Ya semoga kekhawatiran itu nggak terjadi. Mengingat saya kan bakal berkarir lama disini, bahkan sampai di usia senja saya nanti (nah, jadi mikirin usia senja kan? 😀 ).
[devieriana]