Kaki King : Guitar Goddess

Sebenarnya saya pernah menulis tentang Kaki King di blog saya sebelumnya beberapa tahun yang lalu. Tapi rasanya tak apalah jika saya repost disini 😉

Pernah dengar nama gitaris perempuan asal Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, bernama Kaki King? Nama yang unik ya? Terlahir dengan nama Katherine Elizabeth King, tanggal 24 Agustus 1979. Nama yang cantik, secantik orangnya ;). Jarang-jarang kan ada gitaris perempuan yang cantik, yang tak hanya mahir memainkan gitar, namun mahir pula mengolah musik dengan menggunakan teknik bermain gitar yang juga unik. Orang mengenal dia dengan julukan dewanya slapping guitar atau ada juga yang menyebutnya dengan tapping guitar.

Pertama kali saya jatuh hati dengan penampilan cool Kaki King adalah ketika menonton film musikal “August Rush” (kebetulan saya adalah penggemar film-film musikal)  sekitar 5 tahun yang lalu. Iya, masih ingat kan dengan kisah seorang anak yang terlahir tanpa tahu siapa ayahnya, dan lalu bertemu dengan ayahnya kembali secara tidak sengaja ketika dia tengah ngamen di pinggir jalan, dan ternyata lawan duet main gitarnya tak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Demi untuk mengetahui siapa orang yang menggarap music score film August Rush itu saya bela-belain menunggu hingga filmnya usai dan membaca satu persatu personil yang bekerja di belakang layar :D.

Kalau ada artis yang main gitar saja mungkin sudah banyak dan biasa. Tapi kalau mainnya dengan menggunakan cara tertentu yang tidak biasa, baru luar biasa. Tapi apa iya cuma sekedar tepuk-tepuk senar gitar dan lalu terkenal? Tentu saja tidak sebodoh itu dong ;)). Ya, kalau sekedar tepuk-tepuk gitar terus jadi terkenal sih saya juga bisa. Lah, tapi nanti lama-lama gitar jadi alat musik pukul, dong? ;)). Ada beberapa teknik bermain gitar yang dia coba pakai dan populerkan, tapi ternyata salah satu yang berhasil diterima oleh penggemar musik dunia dan menjadikannya lebih terkenal adalah dengan cara slapping guitar atau tapping guitar. Kalau setahu saya gitaris pria yang juga sering menggunakan teknik yang sama adalah Andy McKee (silakan cari sendiri video klipnya di youtube ya) 🙂

Tak heran ketika pada bulan Februari 2006, majalah Rolling Stone memasukkannya dalam daftar “The New Guitar Gods”. Prestasi yang sangat menakjubkan, mengingat saat itu masih jarang ada artis perempuan dengan permainan gitar yang unik, apalagi saat itu dia masih berusia 26 tahun. Dia bukan hanya menangani project August Rush saja, namun dia juga menggarap music score untuk beberapa film televisi. Dia, bersama Eddie Vedder dan Michael Brooks juga pernah dinominasikan dalam Golden Globe Award untuk kategori Best Original Score, lho. Keren yah..

Atau coba simak penampilan cool-nya di video klip Playing With Pink Noise di sini . Keren yah? It is more than just cool, she is pretty retarded! She is beyond amazing!

:-bd

[devieriana]

 

ilustrasi : sini

Continue Reading

Teruntuk Papa & Mama..

Love is composed of a single soul inhabiting two bodies.
– Aristotle –

Pernikahan. Sebuah kata yang di satu sisi menyenangkan, namun sisi lainnya cukup “horor”. Perkawinan adalah sebuah bagian dari serangkaian proses kehidupan manusia. Semua manusia normal pasti berkeinginan untuk menikah, memperoleh keturunan, dan seterusnya. Proses ketika dua manusia menjadi satu dalam ikatan resmi di hadapan Tuhan dan negara. Yang didalam semua prosesnya pasti akan ada adjustments (penyesuaian) yang akan menuju ke sebuah muara. Akan kemanakah kehidupan perkawinan itu akan bermuara tentu hanya kita dan Tuhan yang tahu. Namun harapannya pastilah mendapatkan kehidupan perkawinan yang langgeng hingga ajal memisahkan, ya. Aamiin..

Siapa sih yang tidak bahagia kalau akhirnya hubungan yang dibina sekian waktu lamanya berujung di pelaminan, berlanjut dalam kehidupan berkeluarga? Siapa sih yang tidak bahagia jika akhirnya dalam pernikahan itu akhirnya dikaruniai putra-putri yang tumbuh lucu dan menggemaskan, yang akan semakin menambah manisnya hidup berumah tangga. Siapa sih yang tidak ingin hidup rukun selamanya dengan pasangan dan hanya maut yang mampu memisahkan? Ada beberapa tokoh yang kekuatan cintanya patut dijadikan panutan, sebut saja B.J. Habibie & Ainun, atau pasangan sejati Sophan Sopiaan dan Widyawati.

Namun ada kalanya ketika mahligai perkawinan yang dibentuk harus putus di tengah jalan. Karena satu dan lain hal ternyata setelah diusahakan dengan segala cara untuk bertahan namun ternyata tidak ada jalan yang baik bagi keduanya, dan jalan “terbaik” satu-satunya yang harus ditempuh adalah berpisah, ya mau bagaimana lagi. Walaupun pasti ada resiko yang harus diambil tapi kita yakin bahwa orang-orang yang akhirnya menempuh jalan perpisahan pasti memiliki alasan masing-masing dan hanya itulah satu-satunya solusi bagi mereka.

Saya ketika memutuskan menikah pun sudah melalui pemikiran panjang. Selama masih tinggal serumah bersama orangtua pasti saya juga sempat melihat beda argumentasi antara kedua orangtua saya. Namun seiring dengan makin bertambahnya usia saya, makin dewasa ketika menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada dalam sebuah keluarga, akhirnya saya menyadari bahwa memang itulah seni hidup berumah tangga. Tidak mungkin dua kepala, dua pikiran yang berada dalam satu rumah harus selalu sama terus. Ada kalanya pasti berbeda.

Tepat di hari ini, ketika saya menuliskan postingan ini, usia perkawinan kedua orangtua saya genap memasuki usia 37 tahun. Sebuah usia perkawinan yang sudah sangat matang, dan alhamdulillah masih tetap bersama dalam suka dan duka hingga saat ini. Saya yakin tidak mudah mempertahankan mahligai perkawinan hingga selama itu. Hidup bersama dalam satu atap dengan orang yang sama, dengan karakter yang mungkin saja mengalami perubahan seiring dengan waktu dan usia. Yang jelas berbagai masalah hidup telah menempa fisik dan mental mereka berdua. Hingga akhirnya menjadikan keduanya sebagai orang yang tidak hanya dewasa secara kronologis (chronological age), namun juga dewasa secara mental dan spiritual (mentally age), yang menjadi panutan bagi kami bertiga (saya dan kedua adik saya).

Memang saya tidak selalu melihat hal-hal positif dari kedua orangtua saya, karena lumrah dan manusiawi mereka hanyalah sepasang manusia yang tak luput dari alpa, salah dan lupa. Namun ada banyak hal yang bisa saya jadikan pelajaran dan saya aplikasikan dalam kehidupan perkawinan saya. Tentang bagaimana mengelola emosi, tentang bagaimana belajar memaafkan, tentang bagaimana perjuangan mereka menjadi orangtua, mendidik dan mendampingi kami bertiga, bagaimana mereka saling mendukung dan menopang kekurangan masing-masing, tentang bagaimana tetap menghargai pasangan, tentang bagaimana menegakkan disiplin, dan lain-lain yang jika diuraikan satu persatu akan lengkap menjadi sebuah buku ;)).

Ada salah satu nasehat perkawinan yang hingga saat ini masih saya ingat dan saya akan terus saya jadikan pegangan dalam kehidupan perkawinan saya :

“Lean on each other’s strengths, and forgive each other’s weaknesses..”.
Tidak mudah memang menerima kekurangan pasangan, namun ingat bahwa kita pun memiliki kekurangan yang sama.

 

Dengan hati tulus dan penuh rasa sayang, saya (kami berlima) sampaikan untuk Papa Mama yang hari ini sedang berbahagia :

 

“Happy 37th Wedding Anniversary Dear Mom & Dad. May God bless you both with good health & happiness in life..”

>:D<

 

Doa kami bersama Mama & Papa.. :-*

[devieriana]

 

 

ilustrasi fotobank.com

Continue Reading

Berani Bermimpi!

Siapa yang tak kenal Agnes Monica, artis muda multi bakat dengan segenap atribut dan idealismenya? Seorang artis lokal yang berani bermimpi dan mencanangkan dengan lantang bahwa kelak suatu hari nanti dia akan go international. Tentu saja perlu kepercayaan diri yang tinggi untuk berani mengeluarkan pernyataan“go international” itu ya, karena go international yang dimaksudkan publik tentu saja bukan hanya “sekedar” manggung dan terkenal (di sekitaran) negara tetangga, tapi lebih dari itu, go international yang dimaksudkan oleh publik adalah yang benar-benar mendunia, dikenal oleh publik secara internasional.

Bukan hal yang mudah pula bagi Agnes untuk menyakinkan banyak pihak bahwa dia kelak mampu mewujudkan mimpinya. Mengingat statement untuk go international sudah digembar-gemborkan beberapa tahun yang lalu dan sampai sekarang pun tak juga go international. Berbagai komentar positif dan negatif silih berganti menyambut idealisme “gilanya” itu. Tak sedikit pula yang menilai Agnes terlalu ambisius untuk menjadikannya sebagai artis internasional.

Pengertian penyanyi internasional kalau dalam kacamata saya adalah ketika seorang artis yang tidak hanya dikenal secara baik di negaranya sendiri, namun juga dikenal dan diakui oleh dunia. Ibaratnya, begitu kita menyebut nama artis A, orang akan langsung mengenali kalau dia adalah penyanyi yang mempopulerkan lagu X. Dia juga akan mengeluarkan album yang diproduksi dan diedarkan untuk konsumsi publik internasional. Sekali lagi, bukan hanya untuk konsumsi publik lokal, Asia dan tetangga-tetangganya ya. Itu kalau menurut saya ya. CMIIW.

Well, saya memang bukan fans Agnes Monica. Saya juga tidak pernah memperhatikan Agnes secara mendetail. Tapi ketika dia mengeluarkan album/video klip baru yang saya lihat adalah selalu ada saja yang baru dan berani Agnes tampilkan untuk penikmat musik Indonesia. Agnes adalah salah satu artis yang total. Bukan hanya total dalam menggarap album-albumnya, namun juga total menjaga idealisme, kondisi fisik dan penampilan yang selalu berbeda dengan artis lainnya. Memang ini tak lepas dari peran serta manajemennya yang kuat dan sangat mendukung hampir setiap jengkal langkah idealisme Agnes.

Hal lain yang diam-diam saya kagumi dari sosok seorang Agnes adalah keberaniannya untuk bermimpi jauh diatas mimpi lainnya. Mimpi yang out of the box, mimpi yang menurut saya gila dan luar biasa. “Lah, bukannya kalau jadi artis memang seharusnya bercita-cita untuk go international yah?”. Ah, kalau saya seorang artis dan sekedar bermimpi dan bercita-cita untuk go international mungkin saya juga bisa ya. Tapi soal kemampuan untuk mewujudkannya jadi nyata itulah yang masih dipertanyakan. Seleksi alam pasti akan ikut bermain menentukan siap tidaknya seorang artis untuk go international. Publik jugalah yang akan menilai sejauh apa dia sudah bekerja keras, sekeras apa dia sudah berusaha, dan seberapa besar kemampuan dia untuk menuju kesana. Saya melihat Agnes lihat tidak hanya sekedar bermimpi. Dia benar-benar berlari untuk mengejar dan mewujudkan mimpi besarnya itu. Dia tidak ingin omongannya hanya akan menjadi bualan kosong yang tiada hasil.

Diluar reaksi pro dan kontra, dukungan dan cibiran, serta perang komentar positif dan negatif tentang Agnes, sebenarnya ada beberapa hal positif yang bisa menginspirasi saya dan mungkin juga bagi yang lain :
1. jangan pernah takut untuk bermimpi;
2. jangan hanya berani bermimpi, namun yakini bahwa mimpi itu akan jadi nyata suatu hari kelak;
3. tetap berusaha untuk mewujudkannya menjadi nyata.

Btw, saya suka dengan video klip Agnes Monica – Paralyzed ini deh. Diluar komentar tentang beberapa scene video klipnya mirip (terinspirasi) dengan film atau artis ini/itu, buat saya video ini ratingnya adalah “megang banget” \m/. Selain masih menampilkan sisi ke-Indonesiaan-nya, taste internasionalnya dapet banget!

Hei, bukankah pesawat terbang juga adalah wujud dari sebuah mimpi besar? Mimpi yang juga out of the box. Mimpi tentang bagaimana manusia bisa melayang di udara layaknya burung, atau bagaimana rasanya terbang di atas permadani bak kisah dongeng seribu satu malam. Duet jenius Wilbur dan Orville Wright-lah yang berani mewujudkan mimpi gila itu menjadi nyata. Tentu wujudnya bukan terbang dalam arti harfiah mengepak-ngepakkan tangan (sayap) layaknya burung, atau bukan hanya sekedar duduk bersila di atas permadani menyibak kerumunan awan layaknya Aladdin dan Jasmine. Namun benar-benar terbang di dalam sebuah benda yang bisa kita kendalikan, terbang dengan aman dan nyaman. Jika mimpi untuk terbang yang tadinya tidak mungkin akhirnya menjadi mungkin, kenapa kita tidak berani mewujudkan mimpi-mimpi lainnya yang mungkin jauh lebih “gila” dari itu? Yang jelas, keberhasilan bukan didapatkan dari mengayunkan tongkat ajaib atau mengucap mantra kan? 😉

So, keep on moving. Dream, Believe, and Make It Happend! :-bd

[devieriana]

 

Continue Reading

Obrolan Absurd 3

Ada salah satu kebiasaan bersama keluarga dan teman-teman kalau sudah kumpul pasti becandaan-becandaan aneh terlontar begitu saja. Kalimat-kalimat absurd bertebaran dimana-mana. Kalau teman-teman sih kebetulan banyak yang sudah lucu dari sananya. Ditambah dengan seringnya kami berkumpul dan ngobrol di BBM makin “terasahlah” bakat lucunya.

Seperti contohnya suami saya yang aslinya pendiam, sejak menikah sepertinya dia sedikit tertular virus absurdnya saya. Bukan hanya ekspresi wajah yang ikutan sok tak bersalah, tapi celetukan-celetukannya juga kadang lucu-lucu garing gitu. Ya namanya suami, kasian kalau udah usaha tapi nggak lucu, jadi sebagai isteri yang baik ikut menyukseskan, ikut berpartisipasi, paling tidak menyumbangkan tawa :))

Seperti beberapa percakapan absurd bersama orang-orang itu saya abadikan disini. Tsaaah, abadikan. Berasa foto..

1. Dengan teman di BBM : Dongeng Dewasa

Teman : PING!
Saya : yes, Bebih..
Teman : lagi apa?
Saya : barusan selesai bikin podcast buat dongeng anak. Mau iseng ikut lomba mendongeng.. 😀
Teman : ooh.. kali ini judul dongengmu apa?
Saya : Katak Ingin Jadi Lembu..
Teman : itu cerita anak-anak?
Saya : ya iyalah, mosok judulnya begitu tapi kontennya dongeng dewasa..
Teman : eh, kamu mbok ya sekali-kali bikin dongeng dewasa gitu ..
Saya : bisa aja sih. Kamu mau judul apa? Katak Seksi Dalam Balutan Lingerie?
Teman : errrr… kok aku mendadak males ya.. 😐

Makanya lain kali kalau minta dongeng dewasa jangan pas habis mendongeng tentang katak. Akhirnya seseksi-seksinya tokoh dongeng dewasanya ya nggak jauh dari tokoh dongeng sebelumnya. Katak-katak juga ;))

2. Dengan Hubby : Balada Stiker

Saya : Bibo, kamu mau stiker yang khusus buat kendaraan rangkaian, limited edition, nggak?
Hubby : Mau, mau. Ada warna apa aja?
Saya : Ada gold, putih, sama silver
Hubby : Ok, nanti beliin 3 yah..
Saya : Iya, tapi nanti aku reimburse yak 😀
Hubby : Iye, masih sepuluh ribuan kan?
Saya : Iya (padahal harga aslinya ada yang 4 ribuan dan 5 ribuan ;)) ). Dikalikan 3 jadinya 50 ribu yak!
Hubby : matematikanya dari mana sih, wong harganya masing-masing 10 ribuan, dikalikan 3 kok jadi 50 ribu. Aneh! 😐
Saya : Ih, emang ngitung itu harus selalu pakai ilmu matematika? Aku ngitung pake bahasa Inggris!
Hubby : Barusan kamu ngitung pake gigi sih..
Saya : Gigimu gendut!
Hubby : Aku gigi, kamu gendut!
Saya : Kami, GIGI GENDUT!

Walaupun itu obrolan di BBM tapi closing percakapan itu bisa saya bayangkan karena sering kami lakukan dengan ####a persis seperti di Opera Van Java waktu adegan kampanye Pilkada, mengepalkan tangan pasangannya :))

3. Dengan Hubby : Goodie Bag

Saya : Bibo, aku baru dapet goodie bag dong..
Hubby : dapet dari mana?
Saya : dari acaranya ibu-ibu Dharma Wanita, ada acara di Gedung III
Hubby : Oh. Dapet apa?
Saya : tempat sampah yang buat mobil. Lumayan sih dari kulit gitu..
Hubby : ya udah nanti disimpen. Kita kumpulin dulu pernak-perniknya..
Saya : iya, mobilnya beli entah kapan yang penting tempat sampahnya udah ada..
Hubby : iya, besok beli tempat tissuenya, ambipur, bantal, sama pentil bannya..

Kadang semua hal besar itu diawali dari hal-hal kecil. Ingat, seribu langkah itu juga berawal dari satu langkah lho. Eh, jadi inget iklan susu untuk tulang ;))

4. Dengan SPG Toko Perlengkapan Bayi : Cari yang..

Saya : Mbak, ini apa sih?
SPG : oh, ini tempat buat mandiin bayi, Mbak. Jadi nggak perlu ember lagi..
Saya : oh, gitu.. Lucu yah. Eh tapi ini buat baby usia berapa sampai berapa ya?
SPG : buat bayi usia 0 – 12 bulan, Mbak..
Hubby : kalo buat yang usia anak SMA gitu ada nggak, Mbak?
Saya & SPG : *memandang Hubby dengan pandangan trenyuh* 😐

Si Hubby balas melihat kami dengan muka inosen sambil beringsut duduk di kursi dan pura-pura sibuk dengan BB-nya.

5. Dengan Mas Penjual Buku Ensiklopedia : Tahan Air

Masnya : Silakan Bu, buku ensiklopedia untuk anak. Enam buku hanya 100 ribu saja. Buku ini sangat lengkap, dengan gambar-gambar berwarna yang pasti disukai anak-anak. Bla..bla..bla..
Saya : *setengah menyimak*
Masnya : Oh ya, sampul bukunya juga hard cover lho, Bu.. Jadi tahan air, dan tahan basah..
Saya : Kalau misal saya masukin ke ember isi air gimana?
Masnya : Ya Ibu ngapain masukin buku ke ember isi air?
Saya : Kan kata Mas bukunya tahan air, tahan basah.. Jadi gimana, masih basah nggak kalo kecemplung ke bak misalnya?
Masnya : iya, basah sih, Bu..

Mungkin dalam hati Mas itu : “sarap nih kayanya si Ibu, beli juga kagak.. ngecengin gue aja..” . Iya sih, saya cuma pengen becandain Masnya aja, nggak beli. Abisnya keponakan saya pada masih bayi. Jadi ya biar Bapak/Ibunya saja yang nanti beli sendiri :p

6. Dengan Hubby : Reimburse

Saya : “Nah, bon-bon pembelian baju yang tadi dikumpulin niiih..”
Hubby : “buat kamu nanti bayar ke aku yah?”
Saya : “Nuduh? Bukan dong.. ini aku kumpulin buat direimburse ke kamu… :-“”
Hubby : “Lha kan aku yang mbeliin, kok aku yang harus nggantiin sih? Aneh kamu.. :-o”
Saya : “Lho, emang nggak boleh? IYA? NGGAK BOLEH? :|”

Kirain suami saya bakal nggak nyadar gitu. Kirain dia bakal mengiyakan aja gitu, terus membayar sejumlah harga baju yang dia belikan untuk saya kemarin. Ih, ternyata enggak lho, Tweeps :p. Berarti suami saya masih sehat wal afiat, fisik, lahir dan bathin!
;))

Jadi ya begitu deh, obrolan-obrolan absurd nan tak penting itu..

[devieriana]

Continue Reading