Awas, saya galak !!

Beberapa kali saya dengar komentar  tentang saya :

“Mbak Devi itu sangar, galak orangnya”.

Lain waktu saya dengar komentar lain lagi tapi nadanya sama  :

“dia itu emang keras, tapi menurutku dia teges.. “.

Eh, keras & tegas itu konotasinya sama atau beda sih? *dijambak sampai mbrodol* . Reaksi saya? ngakak.. hahahaha :D. Saya tidak menyangkal tapi juga tidak membela diri. Biar sajalah orang mau bilang apa tentang saya, mau saya sangar, galak, keras, judes, jutek.. whatever, saya tidak akan komplain. Mungkin itu salah satu sisi pribadi saya yang lain. No problem with that.. 😀

Saya tidak merasa bangga dibilang begitu, tapi juga tidak merasa sedih/kecewa. Namanya pendapat orang ya sah-sah saja. Toh yang bisa melihat saya baik/buruk kan orang lain. Selama itu tidak merugikan saya secara material & spiritual ya saya tidak terlalu ambil pusing. Jujur, dulu saya justru orang yang tidak berani bersuara. Kalaupun iya bersuara ya paling beraninya dibelakang. Tapi semua itu berubah sejak lingkungan & pekerjaan saya juga berubah. Saya juga ngerasa kok kalau sekarang saya jauh berbeda. Mungkin kalau dulu saya pribadi yang kurang bisa speak up, gampang mewek, sekarang jadi kebalikannya.

Ada kalanya saya galak, ada kalanya pula saya tenang. “Galak” bukan berarti saya pengen menunjukkan  “ini lho saya..” dengan tampang jumawa & menepuk dada ya. Lagian juga apa yang mau saya jumawa-jumawakan sih? Wong saya ya biasa-biasa saja. Kalau masalah kerjaan biasanya karena berusaha memperjuangkan hak ketika kewajiban sudah saya/teman-teman penuhi. Kalau suatu saat saya bilang “nggak mau” bukan berarti saya susah diajak kerjasama, no compromise atau membangkang, tapi karena ada alasan-alasan logis yang bisa saya jelaskan kenapa saya sampai bilang “nggak mau atau nggak bisa”.

Pun halnya masalah etika kerja. Saya paling nggak bisa ketika ada oknum yang diluar prosedur yang selama ini berlaku, misalnya sekonyong-konyong menyodorkan anak baru untuk training/tandem dengan salah satu anak buah saya tanpa permisi, tanpa ada omongan, “dev, saya nitip 1 anak baru ya.. tolong dibantu tandem, diajarin”. Bukan masalah sok penting ya, ini juga masalah etika.

Apa yang ada di pikiran kalian ketika tiba-tiba ada 1 anak baru yang bukan under supervisi kalian terus tiba-tiba nongol nyari-nyari sendiri rekan mana yang mau ditandemin, dia keluyuran di ruangan kalian tanpa kalian tahu tujuan & maksud dia apa,  bermaksud mau tandem tapi tanpa ada omongan apa-apa dari atasannya? Bingung? Langsung nerima, atau biasa-biasa aja? Kalau saya kok males ya. Sekali lagi ini bukan masalah saya yang sok penting, sok pinter, atau sok-sokan lainnya. Namanya orang minta tolong ya ngomong, at least atasannya yang menitipkan baik secara lisan maupun tulisan ke saya, bukan ketika saya tanya malah no responses atau justru membentak. Kok rasanya kurang profesional ya. Sudah tidak sesuai prosedur, ditegur malah marah.. Hmm, pengen noyor-noyor deh.. Makanya pas kemarin saya pasang status di YM “kerja juga ada etikanya, Bung!!”, langsung banyak banget yang komen, ha5x :D.

No, no, saya bukan mau sok cari sensasi. Saya tahu orang yang saya maksud itu juga sedang invisible, dan saya yakin pesan di status saya juga dibaca sama dia 😉 . And, here he goes.. tak lama kemudian dia datang ke ruangan saya untuk minta maaf & baru minta tolong anaknya supaya ditandemin.

Saya bukan malaikat yang tidak pernah bikin salah atau nggak pernah marah. Saya juga bukan mau sok benar dengan sikap saya selama ini. Kalau saya memang salah ya saya akan akui salah kok, tapi kalau saya benar ya tolong jangan diputarbalikkan jadi salah. Itu saja. Saya juga tahu tidak semua masalah bisa dihadapi dengan hati panas. Kalau memang sudah terselesaikan ya selesai juga emosi saya. Dibalik semua itu saya orangnya pemaaf kok. Gak mungkinlah kalau sudah ada yang minta maaf  terus tetap saya sembelih (wuidih, jagal banget ya gue?) 😀 . Nggak kaya gitu jugalah.

Soal kerjaan misalnya, semua sudah punya tanggung jawab masing-masing. Kelola tanggung jawab itu dengan maksimal. Karena itu adalah salah satu bentuk kepercayaan orang lain kepada kita. Jadi ya jaga kepercayaan itu sebaik-baiknya .. 😉

Continue Reading