Pengen nulis, tapi..

“Dev, tau gak sih, aku tuh benernya pengen nulis kaya kamu gitu, punya blog. Tapi aku mikir kapan ngerjainnya ya. Kadang kalo udah di kantor aku udah sibuk sama kerjaan, kalo sudah di rumah udah males ngutak-atik komputer. Di rumah ya udah aku pakai buat istirahat. Tapi lama-lama mikir sendiri kok aku nggak nulis-nulis ya?”

Itu pernyataan yang sering saya dengar akhir-akhir ini ;)).  Eh, kok jadi mikir sendiri, kalau blog saya update terus apakah kesimpulannya saya sudah kelebihan waktu?:-?. Sebenarnya sih sama saja, saya juga hanya punya 8 jam kerja. Kerjaan segambreng kadang sampai harus hutang load kerjaan untuk diselesaikan besoknya. Tapi kalau buat menulis sih kapan saja juga sempet, tergantung kita niat apa enggak. Gitu sih kalau menurut saya 😀

Entah ya, kalau untuk menulis hampir selalu bisa saya lakukan walaupun itu ditengah-tengah kesibukan saya dikejar deadline, sestres-stresnya saya dihabeg-habeg sama pekerjaan, sehectic-hecticnya sama meeting dan training. Paling tidak selalu saya luangkan waktu beberapa menit untuk sekedar menulis, bahkan kadang untuk tema yang tidak penting sekalipun :D. Rasanya kalau sudah posting satu tulisan saja sehari rasanya satu hajat hidup saya terpenuhi, terlepas dari pakah isinya penting atau tidak buat orang lain, bermanfaat atau tidak buat yang baca.

Salah 1 kebutuhan saya memang adalah menulis. Kalau lagi banyak ide menulis bisa saja terlahir 2-3 tulisan sehari, walaupun bisa saja saya simpan ide itu untuk beberapa hari kedepan. Tapi entah ya, ada rasa yang “ngganjel” kalau ide yang terlanjur berseliweran itu tidak segera dipetik & ditulis. Karena feel yang kita dapat ketika menulis pertama kali dengan yang hasil endapan bisa jadi beda. Apalagi untuk tulisan-tulisan yang sifatnya aktual. Yang baru saja terjadi, yang menyangkut pemikiran & perasaan kita saat itu, saya cenderung ingin cepat-cepat menuangkannya dalam bentuk tulisan. Maruk banget ya bisa 2-3 postingan sehari? ;))

Kadang memang saya “selamatkan” ide-ide itu di notepad atau sms di HP. Nanti kalau pas lagi sepi ide saya bisa mengolah dari ide-ide yang sudah saya selamatkan itu. Buat saya menulis di blog seperti sekarang itu ibarat catatan history pikiran/perasaan saya kalau, “dulu ternyata saya pernah berpikir tentang ini, itu, anu. Berpendapat begini, begini, begini”. Soal komen atau dibaca sama orang lain itu bonus. Menulis saja dulu. Kalau sampai orang memberi pujian berarti itu reward. Kalau yang ngasih kritikan itu hadiah :D. Jadi apapun tanggapan orang lain tentang tulisan-tulisan kita ya cukup berpikir positif. Kalau sampai ada yang mengkritik tulisan kita ya tandanya orang lain perhatian sama tulisan-tulisan kita. Jadi tidak perlu merasa terbebani, “nanti kalo dikritik orang gimana? nanti kalau nggak dibaca orang gimana, kan capek nulis panjang-panjang..”. Santai aja kali :-bd

“Aku tuh orangnya sibuk banget, Dev.. Jangankan buat menulis, buat cari ide aja susah” . Mmh, sebenarnya sih ide banyak banget lho. Bisa dimulai dari sekeliling kita. Cuma kadang memang kitanya yang malas untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Yang ada dipikiran kita : “ah ini kan biasa banget, buat apa ditulis..”. Kesannya harus ada kejadian “istimewa” dulu baru ditulis. Padahal ibaratnya seribu langkah pasti diawali dari satu langkah dulu bukan? 🙂

” Trus, gimana biar aku mau nulis, Dev?”. Nah lho, kesannya kok menulis itu kewajiban, dan dijalani dengan kurang ikhlas gitu ya? ;)). Motivator terdahsyat dalam hidup itu kan diri sendiri, bukan orang lain. Percuma juga kan kalau kita paksa orang untuk menulis, kalau dari dianya sendiri tidak ada keinginan untuk menulis. Ya kan? 🙂

Jadi, mulai menulislah dengan hati. Itu saja dulu.. 🙂

[devieriana]

Continue Reading