Kenapa harus horor?

Dari jaman saya kecil sampai sekarang, saya itu termasuk orang yang takut sama hal-hal serem. Dulu, jangankan nonton film horor yang jelas-jelas mengandung hantu, lihat serial Unyil pas adegan hutan lindung aja saya sudah deg-degan, takut tiba-tiba keluar nenek sihir atau makhluk hutan yang menakutkan lainnya. Itulah kenapa saya sangat antipati sama film horor, yang sebagian besar syutingnya hampir selalu dilakukan di malam hari, gambar dengan aura suram, gelap, ditambah sound effect yang bikin merinding. Iya karena saya memang penakut X_X. Kalaupun misalnya ada acara nonton gratis tapi kalau filmnya film horor saya pasti akan dengan sukacita menolaknya. Jangankan nonton yang berbayar, di TV aja jaman-jaman ada acara uji nyali atau acara setan on tv show aja saya sudah pasti ganti chanel.. walaupun seringnya penasaran pengen tahu peserta uji nyalinya berhasil sampai finish nggak, atau ada penampakan sesuatu nggak disana.. ;))

Beda sama adik saya yang nomor 2, kalau soal nonton film horor dia jagonya, walaupun itu malam hari dan harus nonton sendirian. Kalau saya sih, makasih deh. Pernah saya terbangun karena pengen pipis, eh lihat dia lagi anteng nonton film Shutter , ngakunya sih sempat kaget pas lihat saya tahu-tahu seliweran lewat, karena mungkin dia lagi tegang-tegangnya ya ;)). Duh, emang muka saya mirip sama setan ya? :|. Dulu sempat tanya ke adik saya itu, kenapa dia berani nonton film horor, dengan ringan dia menjawab :


“halah, kan disitu ada sutradaranya, Mbak. Itu semua bikinan manusia..”

Iya tahu kalau disitu ada sutradaranya, saya juga tahu kalau yang syuting itu artis semua, saya juga tahu kalau mereka didandani sedemikian rupa oleh make up artist-nya sehingga mirip makhluk-makhluk menyeramkan sesuai lakon di skenario itu. Tapi kan pas adegan itu diambil, kru yang ada dibelakang layar nggak ikut disorot. Nggak mungkin dong pas lagi adegan suster ngesot pas lagi ngesot serem-seremnya eh sutradaranya lewat sambil bawa gorengan atau make up artist-nya mendadak benerin bedak lantaran muka si suster terlihat masih kurang pucat.

Sering bertanya-tanya sendiri, bukankah seharusnya menonton itu jadi kegiatan yang menghibur & bersifat rekreasi ya. Tapi kenapa “hiburannya” harus berupa hal yang menakutkan? Bukankah malah jadi stress? Kalau dalam keadaan ketakutan begitu lalu dimana letak menghiburnya ya? 😕 . Sempat berpikir, kenapa ya orang-orang suka menonton film horor? Rela larut dalam suasana yang menakutkan, tegang, deg-degan, dan teror. Untuk pertama kalinya saya sengaja menonton yang jenisnya thriller (atau horor supernatural?) Final Destination 4 (buat saya film jenis thriller ini termasuk kategori “horor”, film teror). Pulang jam 11 malam sambil paranoid sendiri (walaupun nontonnya sama hubby). Selama menuju parkiran lihat tukang yang lagi ngelas benerin atap mall, saya paranoid. Lihat tangga besi yang lagi disandarkan di tembok, saya juga paranoid. Parno kalau tiba-tiba alat las atau tangganya jatuh menimpa dan mencederai orang yang lewat. Berlebihan ya? Emang! 😐

Kalau kejadian mengalami langsung sih nggak pernah minta, amit-amit jangan sampai yaa.. :-s. Walaupun kayanya sih pernah pas di rumah Budhe saya yang di Malang itu, kan rumahnya memang agak spooky (spooky itu bukan merk motor matic lho ya). Pernah merasa ada yang sedang lari dengan nafas ngos-ngosan di kamar saya ketika saya sedang tidur, dan itu dekat sekali dengan telinga saya. Kayanya lho ya. Padahal kamar saya di rumah Budhe itu bukan fitness centre, seharusnya nggak ada yang olahraga malem-malem kan ya? *ngusap tengkuk*. Halah, ini kok malah cerita horor beneran. Filmnya, filmnyaaa!

Iseng saya tanya sama beberapa teman yang suka nonton film horor, beberapa alasannya :
1. menonton film horor itu mengandung adrenalin rush, ada ketegangan yang ingin ditaklukkan
2. penasaran, kali ini setannya berbentuk apa ;))
3. penasaran nanti endingnya bagaimana, setannya yang mati atau lakonnya yang mati
4. ceritanya seseram gambar di posternya nggak, atau barangkali ada “bumbu-bumbu” erotismenya (u kate acara memasak pake bumbu?). Kalau yang ini pasti sukanya sama film horor Indonesia deh 😐

Kalau kata seorang psikolog, kenapa manusia suka film horor : “sebenarnya manusia menyukai perasaan ketakutan, bahkan mencari perasaan tersebut, karena mereka sadar tidak sedang berada dalam bahaya yang sesungguhnya”. Iya juga sih, kita sengaja memberanikan diri nonton film horor tapi kan di bioskop, coba kalau sengaja mencari penampakan sendirian, tengah malam, trus ketemu beneran sama hantunya. Belum tentu berani juga kali ya :-s.

Kalau kalian suka film horor nggak?

[devieriana]

Continue Reading