Badan yang ideal itu …

Salah satu teman pria saya dulunya pernah menangani agency modeling, maka tak heran jika perhatiannya terhadap perempuan dengan bentuk badan ideal itu sangat jeli. Dia pernah bercerita tentang bagaimana seorang model menjaga berat badannya. Bahkan ketika latihan untuk suatu pagelaran mode dan mereka ingin memakan kudapan pun harus lolos sensor pertanyaan “berapa berat badanmu & lingkar pinggangmu sekarang? Kalau masih dalam batas ideal mereka boleh memakannya, kalau ternyata lebih ya berarti mereka hanya boleh memakan buah-buahan sebagai pengganti snack. Olala..

Teman saya pun kadang jika sedang berjalan dengan kami dan kebetulan bertemu dengan seorang yang berbadan ideal ala model komentarnya adalah, “nah, badan yang bagus itu kaya begitu tuh, lingkar dada sekian, pinggang sekian, pinggul sekian..”, ujarnya sambil memincingkan satu mata dan mulai mengeker dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari. Kami yang jalan sama dia dan merasa badan kami tidak seideal perempuan yang dimaksud ya cuma bisa pasrah, saling berpandangan sambil nyakar-nyakar tembok :((. Dia juga sangat concern dengan make up yang dipakai seseorang, “ah, seharusnya blush on jangan ketebelan, dia bisa pilih lipstik dengan warna nude bisa kelihatan lebih bagus. Pakai riasan smokey eyes juga oke tuh buat dia..and bla, bla, bla..”. Kadang saya berterima kasih sama dia karena sudah memberi masukan-masukan cara berpenampilan, selain harus tahan dengan nyinyirnya dia mengomentari setiap penampilan kami.

Penampilan ala model tentu tidak bisa didapatkan secara instant, atau sulap, tapi melalui perjuangan berat olah raga, diet secara teratur, dan rajin merawat aset diri (penampilan). Itu kalau ingin serius berkarir di dunia modeling dan ingin tetap dipakai untuk iklan, pemotretan, dll. Untuk saya yang penampilan dan tinggi badan pas-pasan begini dan kebetulan bukan berkarir di bidang model, saran si teman untuk begini begitu tentu saya perhatikan hanya saja kadang masih suka saya bantah jika berhubungan dengan perut ;)). Haduhh, saya sih kalau lapar ya makan aja. Pikir saya, daripada saya teler masuk rumah sakit hanya karena saya punya pola makan yang nggak bener, kan? Hihi, iya sih itu cuma pembelaan saya biar halal makan apa aja :p. Iya, saya itu badannya kaya karet, gampang melar, gampang susut. Eh, kalau gampang susut ya nggak juga ding, pernah amat sangat gemuk ketika hamil dan untuk mengembalikan ke bentuk badan semula butuh waktu setahun lebih :|. Ya, karena saya malas berolah raga 😀

Awalnya sih saya cuma mesam-mesem aja kalau ada yang bilang, “segeran kamu sekarang, Dev”. Anggap saja saya memang terlihat jauh lebih segar dan menarik dibanding hari-hari kemarin :-“. Tapi ketika begitu banyak yang bilang begitu termasuk ayah dan ibu mertua saya dengan embel-embel, “gapapa, tulang pipi dan cekungan leher jadi nggak terlalu kelihatan”. Nah, jadi mikir sendiri ini beneran seger atau mulai gemuk coba? :-?. Saya memang akhir-akhir ini sering banyak kegiatan, dan kalau ada diklat yang sifatnya harus menginap di pusdiklat itu sudah pasti pola makan saya jadi sangat teratur, 3x sehari plus coffee break dengan snack yang yummy-yummy itu. Sudah diusahakan hanya mengambil dalam porsi sedikit lho ya. Tapi tetep, pulangnya jangan harap jarum timbangan bergeser ke kiri. Yang ada justru tekor lemak :((. Lemak yang kemarin sudah dihilangkan dengan susah payah, akhirnya harus rela nambah dalam waktu seminggu saja. Kalau sudah gemuk itu saya agak susah turunnya, sementara saya nggak begitu suka olah raga :|. Sementara itu tinggi badan saya juga “minimalis”. Kalau saya gemuk apa saya nggak lebih mirip bola bekel?

Pembelaan saya sih, selama baju masih banyak yang muat, suami belum komplain, belum nyuruh saya jangan dekat-dekat sama pesawat takut pesawatnya bingung mana landasan buat mendarat sih berarti saya masih dalam bobot “aman” :p. Syukuri saja apa yang ada di diri kita sekarang, yang paling penting mah sehat yah ;)) *ngunyah cupcake*

[devieriana]

 

 

gambar pinjam dari istockphoto

Continue Reading