Pada rembulan pucat & malam penuh jelaga perempuan merah jambu itu berkisah. Tentang segala balutan rasa manis, pahit, & getir itu. Suka cita, rindu, resah, kecewa & bekas luka berdarah itu. Bergeming diantara tamparan hujan & ledakan petir yang sahut menyahut riuh terdengar jutaan kilometer diatas kepalanya. Padanya dia bercerita, tentang lelaki panah angin yang datang dari sebuah ruang & masa negeri antah berantah ribuan mil jauhnya. Lelaki yang tawa dan kerjap matanya menyimpan cinta..
Dia, lelaki yang derai tawanya masih terdengar radius puluhan kilometer diujung sana, wangi tubuhnya masih melekat samar-samar, yang belaian & pagutan-pagutan lembutnya masih membekas di ingatan. Sesekali perempuan itu memejam, mengingat & tergugu saat tanpa sengaja selarik deretan puisi berbaris, menari jumpalitan & seketika itu pula denting-denting dawai terdengar, memaksanya pulang ke rentang waktu puluhan purnama silam.. Saat sang lelaki panah angin menawarkan sebentuk hati yang telanjang..
Bergumam rembulan pucat pada perempuan merah jambu. “Segera cari, dan temukanlah dia.. Agar laramu tak berkarat..”. Perempuan merah jambu mendongak ke arah ribuan gugusan mata langit.. “Aku sudah menemukannya.. Dia tak kemana, tak disini, juga disana”, tunjuk perempuan merah jambu pada kerlip bintang yang paling terang. “Tapi dia ada disini..”, tunjuk perempuan itu pada sebuah hati yang meleleh berlumuran cinta..
Malam tua masih enggan bangun dari selimut awan gelap. Ditinggalnya kesadaran & jaga malam itu, meninggalkan perempuan merah jambu lelap bersama mimpi & angannya bersama..
Lelaki panah angin..
[devieriana]
gambar dari sini
8 Comments
huusshh.. ih lukmaaaan, aku kan lagi belajar menulis dengan gaya kaya begini darling. Biar tulisannya macem-macem gitu 😀
Asline ngiri, kenapa orang-orang itu bisa nulis beginian ya, kok aku nggak bisa :lol:. Ga ada hubungan sama kawin lagi & syech Puji tauuuuuu’
*pentung pake sapu*
lho kok ngen gaya tulisanmu mba?
katene rabi meneh ta?
iki dlm rangka seh puji metu bui?
ya emaaaangg.. kan kita manusia hiperbolic *ngakak kayang* 😆
lelaki yang derai tawanya masih terdengar radius puluhan kilometer””’hiperbolis bgt..he..
@Ndoro Kakung : haduh.. ini malah beneran disuruh kesini sama jeng Chic yah? xixixix.. Malu aku Ndorooooo.. Tulisanku masih jelek bangeeeettt 😆
*minder stadium 4*
@chic : hihihihi, ini juga belajaran, darling 😀
Masih kalah jauhlah sama ndorokakung.. *sungkem*
😆
mungkin chic mesti belajar ama devie 😀
weeeeew… saya ngga pernah bisa nih bikin tulisan kayak ini
*summon @ndorokakung ke sini ah*