Terinspirasi dari buku karya Rebecca Klein-Collins yang bertajuk “Never Too Late” The Adult Student’s Guide To College” sengaja saya memilih frasa “usia matang” untuk judul tulisan ini, tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kuliah di usia yang tidak lagi muda membawa serta tantangan dan peluang yang unik. Frasa ini lebih menekankan pada kematangan, pengalaman, dan perspektif yang dibawa oleh individu yang kembali ke bangku kuliah setelah beberapa waktu, serta untuk menggambarkan bahwa pendidikan di tahap ini adalah keputusan yang diambil dengan penuh kesadaran dan tujuan. Ya selain alasan sebenarnya adalah supaya tidak terlalu terlihat usia uzur, sih.
Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa pendidikan formal hanya diperuntukkan bagi mereka yang berusia 20-an. Namun, sebenarnya tidak ada batasan usia yang tepat untuk memulai kuliah. Banyak orang memilih untuk melanjutkan pendidikan mereka di usia 30-an atau bahkan lebih. Alasan di balik keputusan ini pun beragam, mulai dari kebutuhan untuk memperluas keterampilan, mengubah arah karier, atau bahkan kuliah hanya untuk kepuasan pribadi atau mengisi waktu luang.
Secara umum, tidak ada aturan yang mengikat mengenai batasan usia untuk pendidikan sarjana di Indonesia. Program S-1 didesain dengan sedemikian fleksibel sehingga memungkinkan mahasiswa memulai studi sesuai kemampuan masing-masing. Meskipun tidak diatur secara resmi, beberapa universitas menerapkan kebijakan usia. Universitas negeri biasanya membatasi usia maksimal hingga 21 tahun atau 3 tahun setelah lulus SMA/SMK/sederajat, sedangkan universitas swasta tidak menerapkan batasan usia.
Namun di Indonesia banyak sekali universitas yang membolehkan orang dengan usia berapapun untuk kuliah S1. Universitas Terbuka adalah salah satu yang tidak menerapkan batasan usia serupa. Dengan pendekatan yang inklusif terhadap usia, Universitas Terbuka memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan pendidikan tinggi, tanpa terkekang oleh batasan usia yang mungkin diterapkan oleh universitas negeri maupun swasta di Indonesia, dengan syarat asalkan sanggup menjalaninya.
Kuliah sambil bekerja atau berkeluarga memiliki tantangan tersendiri. Tantangan terbesar bagi mereka yang kuliah di usia matang adalah menyeimbangkan waktu antara kuliah, pekerjaan, dan tanggung jawab keluarga. Selain itu, perkembangan teknologi dan metode pembelajaran yang pesat bisa menjadi kendala bagi mereka yang sudah lama meninggalkan lingkungan akademik.
Jangan khawatir, kembali kuliah di usia matang justru menawarkan banyak peluang, lho. Dengan lebih banyak pengalaman hidup dan kerja, mereka cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa sih yang mereka inginkan dari pendidikan. Jadi, secara keseluruhan, kembali kuliah di usia matang dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga. Jadi meski ada tantangan yang harus dihadapi, namun manfaat dan peluang yang ditawarkan juga sangat signifikan.
Namun sebelum memutuskan untuk kuliah, ada baiknya menjawab beberapa pertanyaan dasar berikut ini seperti “apa sebenarnya tujuan saya kuliah? Apakah untuk pengembangan karier, memenuhi passion di bidang yang berbeda dari pekerjaan saya, atau sekadar mengisi waktu luang?” Nah, kalau tujuan sudah jelas, baru deh kita pilih jurusan dan universitas yang sesuai dengan fleksibilitas kita; baik dari segi pendanaan, lokasi, maupun jenis perkuliahan (tatap muka langsung, hybrid, atau daring/online). Jika memilih kelas tatap muka, jangan lupa untuk memastikan tentang ada tidaknya kelas karyawan/ekstensi/non-reguler yang menawarkan perkuliahan malam atau akhir pekan agar tidak berbenturan dengan pekerjaan sehari-hari.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan berkembang. Pesan saya, apapun bidang studi yang dipilih, semoga tidak memberikan tekanan berlebihan pada kesehatan, fokus, dan tanggung jawab sehari-hari kita baik dalam kehidupan berkeluarga maupun di kantor, ya.
— devieriana —
Ilustrasi dipinjam dari collegetransfer.net