Masih ingat dengan hadiah Citilink free unlimited ticket yang saya punyai itu, kan? Nah, kebetulan kemarin saya pakai untuk yang ke-2 kalinya PP Jakarta-Surabaya-Jakarta.
Seperti prosedur sebelumnya, saya mengambil tiket di Jalan Gunung Sahari, kantor Garuda Indonesia. Memang dulu staf mereka sempat salah paham tentang pengertian “unlimited ticket”, yang sempat diterjemahkan sebagai free one way ticket. Tapi syukurlah sekarang mereka sudah paham dan tidak terjadi kesalahpahaman lagi ketika saya mengambil tiket gratis.
Kali ini saya mengambil penerbangan kedua, yaitu pukul 07.20. Para penumpang dipersilakan masuk ke dalam pesawat 30 menit sebelum boarding. Di dalam pesawat –seperti biasa– kami disambut oleh pramugari-pramugari Citilink yang masih menggunakan seragam mereka yang lama mereka, yaitu polo shirt warna maroon, dipadu dengan celana cargo warna khaky. Tampilan rambut mereka yang panjang rata-rata diikat ala pony tail.
Sampai ketika saya sudah duduk di seat saya, 24F, tiba-tiba saya dihampiri oleh salah satu pramugari berambut cepak. Aha! Dia adalah pramugari yang dulu sempat memeragakan desain saya sejak awal ketika masih berupa mock up design (presentasi awal) hingga final design saat Grand Final. Senangnya…, ternyata dia masih ingat saya. Mungkin kami memang “berjodoh” ya, karena kok ya kebetulan ketemu terus sejak awal, bahkan sampai di pesawat ini.
Pramugari: “hei, Mbak… :)”
Saya: “eh, haaai, kamu.. apa kabar?” *cupika-cupiki*
Pramugari: “baik, Mbak gimana?”
Saya: “aku alhamdulillah baik. Eh, kok kalian belum pakai seragam yang baru?”
Pramugari: “iya, belum… Nanti tunggu semua siap, kalo nggak Maret ya April tahun ini kok, Mbak. Kemarin sih sudah nemu sepatu sama tasnya juga…”
Saya: “oh, syukurlah… Pengen cepet lihat kalian pakai uniform baru :)”
Pramugari: “di advertisement Citilink sudah pakai seragam baru kok”
Saya: “iya, udah lihat juga sih. Bagus! :)”
Pramugari: “iya.. Eh, Mbak cuti atau libur nih?”
Saya: “ya cutilah… mana ada PNS libur hari Jumat begini.. :D”
Pramugari: “iya, aku tadi dari jauh udah lihat Mbak.. Kayanya Mbak ini pakai tiket yang gratisan itu… ”
Saya: “hahaha, iya… kan batasnya sampai dengan akhir bulan ini, jadinya kumaksimalkan… ;))”
Pramugari: “oh gitu… eh, Mbak, maaf, aku ijin ke belakang dulu ya, mau prepare sebelum boarding…”
Saya: “oh iya, monggo silakan.. :)”
Saya yang duduk di seat dekat jendela sesaat setelah pesawat lepas landas langsung terlelap karena tadi bangun jam 3 pagi dan langsung bersiap-siap menuju Bandara Soekarno Hatta.
Saya baru bangun ketika ada announcement dari pilot bahwa beberapa saat lagi pesawat akan segera mendarat di Bandara Internasional Juanda. Belum genap nyawa terkumpul, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada segelas teh lengkap dengan sendok dan 3 sachet gula pasir yang tersaji di atas meja sebelah (kebetulan dua seat sebelah saya kosong). Hmm, ini punya siapa, ya? Buat saya? Kan saya nggak pesan teh…
Saya coba intip seat di depan saya. Mejanya tegak, tidak ada sajian dalam bentuk apapun disana. Saya lalu mengarahkan pandangan ke 3 seat seberang kiri, dan bangku belakang saya. Semuanya sama. Tidak ada satu pun yang memesan teh, atau diberi sajian teh. Hmmm, jadi serius ini buat saya? Tapi kenapa cuma saya? 😕
Sempat beberapa menit saya tidak berani menyentuh teh itu, karena memang merasa tidak pernah pesan sih, ya. Tapi, tunggu deh… Apa mungkin mbak pramugari yang tadi ya, yang sengaja meletakkan ini di meja dekat seat saya? Dengan setengah ragu, teh itu saya minum. Itu pun menjelang landing. Semoga memang ini adalah complimentary drink buat saya, ya. Kalau pun toh nanti bayar ya sudahlah, wong cuma teh ini ;))
Menjelang landing, tiba-tiba mbak pramugari itu melintas. “Eh, Mbak, aku tadi naruh teh di meja sini, udah diminum? Itu buat Mbak lho… :)”
See, benar kan dugaan saya. Terima kasih untuk tehnya ya, Mbak Tasya (?). Semoga saya nggak salah mengingat namamu ya, Mbak. Nice to see you again >:D<
Semoga kita bisa ketemu lagi di penerbangan-penerbangan berikutnya, ya :-h
[devieriana]
foto: dokumentasi pribadi