Akhirnya, Papua!

Waktu di Jakarta menunjukkan tepat pukul 21.00 wib ketika HP saya berbunyi. Tertera di layar HP nama salah satu teman di kantor, hmmm… ada apa ya dia kok sampai telepon saya malam-malam? Sambil membetulkan syal, menenteng travelling bag dan celingukan mencari Si Hubby yang mungkin saja sudah terselip menunggu diantara penjemput yang berjejal di depan pintu kedatangan, saya pun mengangkat panggilan itu.

Saya: yak, ada apa Yud?

Teman: kamu dimana, Dev?

Saya: baru aja landing di Jakarta, ini masih di bandara 😀

Teman: lah, emang kamu dari mana?

Saya: dari Surabaya dan Malang, hehehe… Gimana, gimana? Tumben kamu nelepon aku jam segini?

Teman: eh, besok kita jadi tugas ke Papua ya…

Saya: Hah? Ehm.. ya baiklah, oke. Jam berapa kita berangkat? (takut kalau ternyata harus berangkat besok pagi-pagi, kan saya belum packing)

Teman: flight kita malam kok, jam 9-an

Saya: Oh, oke.. berarti aku masih sempet pindah tas-lah ya… *pffiuh*

Teman: iya, hehehe. Sori ya ngasih taunya dadakan, aku juga baru aja terima info. Ya wis, gitu aja Dev, sampai ketemu besok di kantor dan malemnya di Terminal 2F ya

Saya: Ok, makasih infonya… 🙂

Aha! Akhirnya saya ke Papua juga, padahal kemarin-kemarin sempat hanya sebatas wacana lho. Karena awalnya memang pelantikan 13 orang pejabat Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) ini akan dilakukan di Jakarta, dan akan dilantik oleh Mensesneg, tapi ternyata dalam perkembangannya pelantikan harus dilakukan di Papua. Jadi ya, baiklah, kami pun “diekspor” ke Papua. Ya, sekali-kali tempat pelantikannya yang jauh sekalian ya. Yang pasti rasa penasaran saya tentang Papua akan segera tertuntaskan.

Malam itu, sesampai di rumah, dengan mata yang setengah terpejam saya bongkar tas dan pindah koper untuk menyiapkan perjalanan berikutnya. Namun hanya kuat menyiapkan setengahnya saja lantaran badan sudah terlalu capek.

Kebetulan ini adalah perjalanan dinas saya untuk yang pertama kalinya ke Papua. Saya berangkat bersama 4 orang lainnya (3 orang atasan saya dan seorang teman sesama staf), yang tergabung dalam tim pelantikan di kementerian tempat saya bernaung.

Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 7 jam. Kami berangkat dari Jakarta sekitar pukul 21.00 wib, dan tiba di Bandara Sentani, Papua, sekitar pukul 07.00 wit (transit sebanyak 2x, yaitu di Makassar dan di Biak). Sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Papua sering terjadi guncangan, karena ketika kami berangkat sebenarnya cuaca sedang kurang bersahabat, hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Malam itu kami terbang dalam harap-harap cemas. Tapi alhamdulillah  akhirnya tiba dengan selamat di Papua, pulau terluar Indonesia 🙂

Bandara Sentani

Hanya satu keinginan saya pagi itu, meluruskan punggung sejenak di tempat tidur dan mandi air hangat untuk merelaksasi otot.  Tapi sayang kami tidak bisa berlama-lama istirahat karena pukul 09.00 wit kami sudah ditunggu di ruang meeting untuk rapat koordinasi pelantikan esok hari. Alhasil kami (terutama saya) meeting dengan terkantuk-kantuk (saya sampai keluar ruangan untuk menyegarkan badan dan mata), sambil lihat pemandangan ini dari lantai 8 tempat kami meeting.

pemandangan dari lt. 8 tepat di depan jendela tempat saya meeting

Setelah makan siang, kami sempat tidur beberapa jam sebelum akhirnya sekitar pukul 16.00 wit kami harus meluncur ke Kantor Gubernur Papua untuk melihat lokasi pelantikan esok hari. Ternyata disana sedang ramai masyarakat setempat yang tengah berlatih paduan suara untuk peringatan Natal, jadi kami hanya sekadar meninjau lokasi saja.

Cuaca di Papua sedang cerah-cerahnya, sehingga Lautan Pasifik yang terhampar persis di depan Kantor Gubernur, dipagari dengan beberapa bukit-bukit yang tampak dari jauh kehijauan, serta merta langsung menyita perhatian kami berlima. Itu baru satu spot saja, belum spot-spot pemandangan lainnya. Ada pemandangan bukit kapur, bukit-bukit hijau, dan deretan rumah dengan genteng warna-warni, sekilas mengingatkan saya pada rumah-rumah di Amerika Latin, belum lagi kalau kita pergi ke daerah Angkasa, spot tertinggi tempat kita bisa melihat Papua lengkap dengan segala keindahannya. Sungguh sebuah kombinasi alam dan warna yang memukau. Tapi kami sepakat, hari itu kami ingin istirahat di hotel saja, menyiapkan energi untuk besok pagi. Kalaupun jalan-jalan ya di seputaran hotel, tidak ke lokasi yang jauh-jauh dulu. Butuh meluruskan punggung dan kaki dulu, deh.

depan kantor Gubernur Papua

Pagi-pagi sekali kami berlima sudah rapi dalam balutan setelan PSL (Pakaian Sipil Lengkap) warna hitam dengan tumpukan map pelantikan warna biru tua dengan lambang garuda warna keemasan. Seperti lazimnya di Jakarta petugas protokol harus siap minimal J-2 (2 jam sebelum acara). Acara rencananya berlangsung pukul 09.00 wit, jadi pukul 07.00 kami sudah siap berangkat ke tempat acara dan memastikan semua peralatan pendukung sudah siap dan berfungsi dengan sempurna.

foto-foto dulu sebelum acara dimulai

venue pelantikan

sibuk masing-masing

Ketika kami sampai disana ternyata kantor gubernur masih sepi, hall tempat acara saja masih terkunci rapat. Haiyaa, bijimana ini… ;)). Tapi akhirnya kami menyadari bahwa kultur dan kebiasaan di daerah memang berbeda dengan Jakarta. Kalau di Jakarta, misalkan acara dimulai pukul 09.00 wib, maksimal 15-30 menit sebelum acara dimulai para undangan sudah di tempat acara, siap menunggu pejabat yang akan melantik (apakah Menteri atau Sesmen). Lha ini, 15 menit sebelum acara saja belum ada satu pejabat pun yang muncul. Kami berlima sampai mati gaya. Keliling ruangan sudah, melihat-lihat sekeliling sudah, foto-foto juga sudah banyak, mempelajari naskah dan mengoreksi sekali lagi kalau ada yang salah ketik sudah sejak semalam, menyetel volume suara dan menata meja sampai menyiapkan map pelantikan pun sudah semua. Hmm, terus ngapain lagi coba? Sampai akhirnya pukul 09.00 wit baru deh satu persatu pejabat, undangan, rohaniwan, fotografer acara, dan wartawan mulai berdatangan. Pffiuh, akhirnya ya…

Alhamdulillah, acara berjalan khidmat dan lancar, sehingga kami bisa segera berencana kabur kembali ke hotel. Tapi baru saja kami akan melangkah keluar membuka pintu aula,mak byak… samping kiri kanan pintu hingga depan teras kantor gubernur isinya polisi semua. Hadeeh… Ya wajar sih kalau pengamanannya seketat ini karena memang sempat ada isu kalau pelantikan ini akan dibatalkan, akan ada kerusuhan, dll. Isu itu bertiup semakin kencang beberapa hari menjelang acara, dan akhirnya diantisipasi dengan kehadiran 1 SSK polisi yang siap mengamankan jalannya acara, stand by di depan pintu dan lobby gubernuran.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu untuk menyusuri Papua pun tiba. Untung masih siang, jadi kita punya waktu yang panjang untuk jalan-jalan. Kami hanya punya waktu sehari itu saja karena esok paginya kami sudah harus segera bertolak ke Jakarta. Dengan diantar salah satu staf UP4B kami menyusuri sudut-sudut jalanan di Papua. Berbelanja beberapa suvenir untuk orang-orang tercinta dan teman, tak lupa kami juga membeli beberapa batik Papua yang warna dan coraknya terkenal eksotis itu. Oh ya, yang kemarin sempet nanyain koteka dan nitip koteka, nih saya fotoin aja ya. Mau saya beliin tapi takut nggak pas, kan saya nggak tahu ukuran kalian apa :))

corak Batik Papua

koteka

Dari hasil jalan-jalan singkat itu secara keseluruhan saya cuma mau bilang Papua itu alamnya cantik banget! Nggak kalah sama wisata alam di daerah lain. Apalagi kalau siang, kalian akan melihat laut Pasifik terhampar begitu saja di depan mata kalian, begitu luas, tenang, dan biru. Sepanjang jalan cuma bisa bilang Allahu Akbar melulu deh. Karena waktu yang terbatas itu sayang banget belum bisa ke Raja Ampat dan bahkan ke perbatasan RI dengan Papua New Guinea, padahal dari Jayapura ke perbatasan cuma 30 menit.

Teluk Youtefa

Sepertinya masih akan ada perjalanan ke Papua bagian 2 deh, mengingat UP4B kan unit baru, dan yang kemarin dilantik baru sebagian pejabatnya saja, jadi pelantikan pejabat pelengkap berikutnya akan segera menyusul.

Mungkin… ;))

[devieriana]

 

Foto dokumentasi pribadi

Continue Reading