Tentang “Copy-Edit-Paste” Itu..

Akhirnya, setelah seminggu menjalani Diklat Keprotokolan di Pusdiklat, saya bisa menyentuh laptop juga. Kemarin memang selama diklat sengaja nggak bawa laptop karena bawaan sudah ribet, dan kebetulan materi yang diajarkan juga tidak ada yang berupa take home task.

Jadwal yang padat juga menyebabkan rutinitas setelah makan malam adalah ngobrol sebentar dan lalu masuk kamar masing-masing. Di kamar pun kadang saya bisa langsung terlelap. Maklum mata saya kan mata bayi, nggak bisa diajak begadang sedikit, kecuali diniatin dan minum kopi.

Baiklah, saya boleh langsung CCG alias Curhat-Curhat Gemes ya? Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu saya di-mention oleh seorang teman blogger di twitter yang bilang kalau ada salah satu tulisan di blog abal-abal saya ini yang di copy paste oleh seseorang di http://hanyanulis.wordpress.com/2011/02/20/pilih-mana-bekerja-atau-berkarir yang kebetulan isinya sama persis dengan tulisan saya yang berjudul Jangan Jadi PNS! cuma beda judul doang πŸ™‚

Sempat heran, masa sih blog saya yang begini-begini saja tulisannya bisa memancing orang untuk melakukan copy paste? Atau mungkin karena saking abal-abalnya blog saya itulah yang mungkin membuat orang yang berniat copy paste berpikir, “halah, nggak akan ada yang bakal aware, deh… nggak ada yang kenal ini…”

Tapi ternyata walaupun tulisan di blog saya itu terdiri dari tulisan-tulisan nggak mutu dan remeh ini ternyata masih ada yang baca dan bahkan sampai mengenaliΒ  gaya penulisan saya, dan topik yang pernah saya tulis sebelumnya.

Memang konsekuensi orang yang punya blog salah satunya adalah harus melakukan update konten secara berkala. Tapi masalahnya terkadang inspirasi nggak bisa muncul seketika dan langsung bisa dituang dalam bentuk tulisan. Kadang ide berhubungan juga dengan mood. Sudah ada ide, tapi nggak ada mood nulis. Atau sebaliknya, ada mood nulis tapi nggak ada ide. Buat saya mood itu penting untuk menghasilkan tulisan yang “berjiwa”. Nah masalahnya (lagi), moodnya jarang ada yang pas, jadi ya nggak posting-posting :((. Terlalu banyak alasan saya ini! *keplak diri sendiri*

Nah trus, gimana kalau mengalami writers block, tulisan macet, nggak ada ide samasekali? Ini sih penyakit klasik, ya. Kalau saya sihmemilih nggak nulis aja selama beberapa waktu sambil melakukan penyegaran otak. Baca-baca lagi draft postingan, atau yang paling sering ya dengan cara blog walking secara berkala di waktu senggang. Biasanya sih setelah melakukan blogwalking langsung ada beberapa ide segar untuk diolah menjadi tulisan. Ingat, bukan copy paste ya. Mengolah inspirasi hasil blog walking itu menjadi tulisan dengan gaya bahasa kita sendiri.

Yang terpenting dari keseluruhan proses blogging adalah kalau kita memang butuh kutipan pernyataan tertentu untuk melengkapi tulisan, ya minta izin dari narasumbernya, atau menyertakan link tulisan yang mengarah ke pernyataan narasumber tersebut. Akan tidak etis rasanya kalau pernyataan seseorang dengan mentah-mentah kita copy paste dan kemudian kita akui sebagai pernyataan kita. Saya yakin kalau kita minta izinnya baik-baik si empunya tulisan nggak akan keberatan kok.

Ada komentar menarik ketika seorang teman bilang begini, “harusnya kamu seneng karena tulisan kamu di copy paste sama orang, karena itu berarti tulisan kamu menarik..”. Eh, tahu nggak sih, nulis blog itu juga pakai mikir lho. Kalau cuma sekedar copy paste aja sih semua orang pasti bisa. Tapi berusaha membuat karya yang original, tentu tidak mudah.

Sebenarnya sampai sekarang saya masih menunggu itikad baik dari pemilik blog untuk bersedia melakukan klarifikasi darimana dia dapatkan kalimat per kalimat yang ditulis di blognya tersebut. Karena setelah ditelusuri oleh seorang teman ternyata yang menjadi korban plagiarisme bukan hanya tulisan saya, tapi juga ada beberapa tulisan lainnya disana πŸ™ *prihatin*

Saya nggak akan marah kok, justru akan senang kalauΒ  si pemilik blogΒ  berbesar hati mau mengakui kalau tulisan-tulisan yang diposting di blognya adalah hasil tulisan blogger yang lain. Kalau buat saya sih percuma blog saya rame, banyak yang komen, banyak yang berlangganan RSS feed, tapi kalau postingan saya nggak ada yang murni hasil tulisan saya ya buat apa? Itu kalau saya, ya.

Ya udahlah ya, saya cuma bisa ikut mendoakan, semoga pemilik blog tersebut dikembalikan ke jalan yang benar dan dibebaskan dari jiwa plagiarisme.. [-o<
Amien…

 

 

 

[devieriana]

ilustrasi dipinjam dari http://inioke.com dan http://tanyajawabannya.wordpress.com

 

 

You may also like

43 Comments

  1. Kalau saya bilang bahwa itu “lagu klasik”, tapi nyatanya masih ada sampai sekarang :). Kalau saya sendiri sih menghindari “niat” para pecinta “lagu klasik” ini untuk mengambil sesuatu dari tempat saya, dengan menambahkan lisensi, disclaimer dan digital signature untuk tulisan-tulisan saya. Cukup alat bukti untuk menyeret para pendendang “lagu klasik” ke “meja hijau” jika mereka membandel.

    Tapi saya sendiri tidak keberatan. Toh, apa yang saya tulis inspirasinya datang dari pelbagai arah, dan jika ada yang ingin menyalin, menempel, menyunting, ya silakan saja. Tapi tentu saja hasilnya harus berada di bawah lisensi yang sama cc-by-nc-sa-3.0-unported, sebuah lisensi yang banyak digunakan oleh penulis blog untuk membagi tulisan mereka sehingga tidak disalahgunakan.

    Bagi saya, selama masih berada di bawah lisensi itu, silakan saja disalin tempel tanpa konfirmasi dulu ke saya, atau tidak dikonfirmasi selamanya juga tidak masalah. Tapi jika ditemukan di luar itu, he he…, hmm “meja hijau” itu mungkin menyenangkan untuk dikunjungi.

  2. cerpenku pernah di copy paste tanpa ditulis penulis aslinya. Aku sih tidak masalah asal namaku dicantumkan sebagai penulisnya. Aku bilangin sama bloggernya dicuekin.

  3. aaah.. aku inget.. tulisan yang diposting di ngerumpi itu ya? jadi jadi pilmod waktu itu? hihihi
    aku inget judulnya karena udah pernah baca.. πŸ˜€
    aku cek barusan tulisannya plek sama persis. aku masih inget artikel itu.. :))

    harusnya judul blognya bukan hanya nulis, tapi hanya copas. ;))

    ya kalo ngisi blog punya orang, aku sih menyertakan link asal tulisannya karena aku menghargai orang yang menulis, dan tulisan itu bukan punyaku.

    jadi kayak kasus copas twitter. yang RT tanpa menyertakan sumber aslinya. ada temen yang dikasih tau, bilangnya malah ‘ya biarin aja lah, orangnya juga gaktau, dia gak baca twit gue ini’.. πŸ˜€

  4. kalok dibaca2 tulisannya yang laen, judul blognya itu sendiri, lalu saya liyat wajah yg terpampang di header, njur saya makek ngelmu sakti user2 bathuk ageng tataran paling akhir yang saya punya, saya bisa menyimpulken bahwa tipikal wajah yang ada di header itu kok sepertinya agak sedikit mustahil untuk menghasilken analisa2 yang tertulis di blog tersebut

  5. *jadi merenung dan terpana penuh hikmat*
    kok ga ada yg pernah ngopas tulisan saya sih ya
    ketauan ga berkualitasnya *ngunyah kertas*

    mau terlihat bagus tapi nyatanya palesu itu memang ga keren,
    demikian πŸ˜€

  6. Hihihihi, bener juga ya klw dipikir2, blog ku ga pernah di copas *setauku* wah abis tulisae ga berkualitas… πŸ˜€

  7. linknya malah di hapus tanpa kofirmasi mba, itu orang ga tanggung jawab. Maen jalan pintas….

  8. eh, aku ngga tahu ada atau tidak yang kopi paste postingan di blog ku…
    ini memang menydihkan. aku pernah buka suatu blog yang setelah aku lakukan sedikit tes, ternyata semua postingannya adalah kopas dari blog-blog orang…

    *mengamini doa devie*

  9. sempet baca tulisan mba dev yg di copas di hanyanulis blog itu dan udah komen jg, ih parah bgt, aku kenal gaya nulisnya mba dev, trus iseng baca tulisan yg lain, koq aku ragu sih kalo si penulis yg nulis semua artikel di blognya ;)) dilaporin aja mba ke wordpressnya, Kayanya dl pernah ada kasus copas gt di blog fs, dan akhirnya blog copas itu di nonaktifin sm admin fs nya gt plus ada teguran.

  10. hore, postingan copasnya dihapus si empunya blog
    tapi masalah belum selesai, karena masih ada postingan lain yang juga hasil copas-an
    dan dia belum ada itikad baik untuk memperbaiki itu.

  11. yah, kalo emang ternyata isi blognya itu copas-an dari blog-blog lain ya berarti emang niat ga bagus. copas tulisan-tulisan orang diakuin punya sendiri biar keliatan pinter dan keren. yang terakhir itu copas juga tulisan anak ngerumpi. cape deh…

  12. Sebaiknya memang melaporkan site itu ke WordPress > http://en.support.wordpress.com/contact/ Karena posting2nya memang kebanyakan bajakan. Syukur deh tulisan yg copas milik mbak Devi sudah dihapus, tapi tulisan yg copas milik blogger2 lain kan tetap dipertahankan. Malah semua komen kritik dihapus. Jd saya pikir masalahnya sih belum selesai. Mungkin mbak Devi sekarang bisa bantu blogger2 lain yg dibajak dengan cara melaporkan site itu ke WordPress? πŸ™‚

    Btw, setelah googling agak mendalam, saya nemu akun FB, akun FS, id YM, id Kaskus, 3 alamat email, 2 blognya yg lain, tggl lahir, sedikit riwayat hidupnya, serta nomor handphone-nya… Ada yg berminat tinggalin pesan mesra utk dia? πŸ˜‰ Mbak Devi bener bgt waktu bilang ke dia via FB, jangan remehkan kekuatan social media.

  13. aku bgt tuh, ga pernah apdet, seringnya udah nulis di wordpad tapi ga jadi di publish karena , kaya’nya ga pantes di publish krn sarat curhat content tulisannya :((

  14. dan efeknya.. pergerakan mouse di blog ini semakin terbatas, efeknya yg nggak ngopast kena juga :((
    saya sama dengan mas cahya, di-creative-common kan, klo tulisan saya di copast dan diaku2 ama orang lain, saya ikhlas, itu berarti tulisan kita berkualitas kan.. *puk2 bahu mbak e*

    sing penting mas hubby gak dipek kan *nyungsep*

  15. Tulisan di blog saya juga sudah lebih dari satu kali di copy paste di blog lain, cuma biasanya pelakunya adalah blogger pemula. Saya sebut pemula karena setelah saya telusuri, biasanya blog itu blog baru, hanya berisi beberapa tulisan.

    Dan juga tulisan saya yang copy paste pun sama persis, judulnya, isinya, semuanya. Bahkan link yang kebetulan ada di dalam tulisan tersebut masih mengarah ke blog saya. Nah dari situlah saya mengetahui tulisan saya di copy paste karena ada notifikasi yang masuk ke dashboard blog saya.

  16. terus gmn??? yang bersangkutan sudah berbesar hati ngaku dan melakukan klarifikasi sesuai dengan yang semestinya atau.. hhmmmm.. πŸ™

  17. br baca2 dr milis sebelah ( blogger ngalam ) yg lg heboh ngebahas soal “copy paste itu” πŸ™‚
    sebagai org malang saya turut malu atas pilihan HANYA NULIS yg mengaku org malang.
    intinya dia harus banyak belajar, semoga segera sadar πŸ˜€

    eniwei buswei, glad to be here. salam kenal πŸ˜‰

  18. yah mbak dev ko di disable klik kanannya… jadi ngurangin kenikmatan surfing.. hihi tapi klo ngeliat posting ini si sepertnya jaga-jaga biar gak ke copas tanpa ijin lagi ya? πŸ˜€

  19. Asik ada update, hehe…, lama ga ke sini…, memang kadang kalo copy paste tanpa izin itu ada rasa sebel, kita udah mencurahkan segala pemikiran dan ide, eh dia tinggal pajang aja di blognya, pernah dulu blog saya di copas sampai foto yang saya kasih watermark juga ikut dicopas ya ketauan lah ada watermarknya, hehehe… Moga cepet sadar aja yang sering copas tanpa izin…, hehe

  20. blogger jorok ternyata udah kemana mana yah… ambil tulisan sana sini,edit,post… cuman deni ngejar nama dan angka di stat blognya..

  21. To All :
    Terimakasih untuk dukungannya kemarin :D. Saya anggap semuanya sudah selesai. Toh dia juga sudah menghapus postingan yang sama persis dengan tulisan saya itu. Masalahnya memang belum selesai karena semua tulisan di blognya adalah copy paste dari tulisan-tulisan blogger lain.

    Dengan adanya kasus saya ini saya rasa dia sudah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Memang resiko kita membuat tulisan yang bisa diakses oleh orang lain via internet salah satunya adalah adanya kemungkinan untuk di copy paste. Tapi semua tetap ada etikanya, kan? Sekarang ini yang berlaku mungkin baru sanksi sosial, si oknum akan menerima sanksi hujatan massal oleh orang-orang yang tahu kalau tulisan itu adalah hasil copy paste tulisan orang lain.

    Dalam kasus saya ini si “blogger” sepertinya lagi apes ketemu sama saya dan temen-temen blogger lainnya. Sekarang kayanya dia sudah tahulah gimana rasanya di-bully habis oleh social media :D. Semoga dia segera tercerahkan dan jika masih ingin menjadi seorang blogger semoga menjadi blogger seutuhnya bukan seorang copypasser πŸ˜‰

  22. Bagi saya originalitas itu nomer satu …
    biarlah bahasanya amburadul …
    biarlah cemen
    biarlah dangkal …

    tetapi yang penting itu karya sendiri …

    Dan saya pikir akan lebih eiylekhant kalau diberi catatan …
    “tulisan ini terinspirasi oleh … bla bla bla …” jika ternyata memang ide tulisan kita itu berasal dari tulisan di tempat lain …

    Yang jelas … Copy – Edit – Paste …
    itu sangat tidak layak …

    Salam saya Mbak

  23. BTW …
    kalau tidak salah Mas Gie, yang memberi tahu Mbak mengenai penjiplakan itu …
    memang bekerja di konsultan yang menangani Hak Cipta dan Hak kekayaan intelektual
    So tidak heran jika dia concern dengan hal-hal seperti ini

    Salam saya Mbak

  24. Maturnuwun Pak Om Trainer buat komen dan infonya :D. Iya memang kasus yang kemarin walaupun bukan kasus yang pertama memang bikin gemas banyak orang. Ya mungkin kalo sekedar copy paste punya saya sih nggak apa-apa ya ya Pak (walaupun sayanya “apa-apa” :))). Tapi ini hampir semua ngopy punya orang lain. Kalau alasannya adalah “terinspirasi” masa nggak ada tulisan murni yang keluar dari idenya sendiri. Terinspirasi kok di semua postingan :p.Tapi ya sudahlah didoakan saja, Pak. Semoga dia kembali ke jalan yang benar πŸ˜€

  25. ck ck ck, brarti sampeyan ini tulisannya sudah maknyus mbakyu, sampe dipasang di tempat lain :mrgreen:

    saya cuma kasian saja sama para penjiplak, ndak sadar secara pelan-pelan telah membunuh kreatifitasnya sendiri.

  26. semuanya harus memahami betul resikonya mempostingkan artikel di internet karena besar sekali kemungkinannya untuk dicopas karena apapun yang ada di internet secara tidak langsung menjadi milik bersama…

  27. Saya pernah dituduh copas, padahal jelas saya pengarang puisi itu, ternyata ada yang copas, dan kirim ke alamat web bersangkutan, selidik punya selidik, akhinya jelas sekali itu milik saya, dan postingan saya adalah yang pertama πŸ™‚

    jika copas atau mengutip alangkah baiknya kita mencantumkan sumber/source nya

  28. Eh ada lho, sebuah situs (bukan milik perorangan tapi lembaga) yang suka mengambili berita dari koran-koran online. Sepintas sopan karena nyebutin sumber, tapi tanpa tautan. Tapi dengan hasil raupan itu dia bisa jualan πŸ™‚ [http://bit.ly/fvYvNI ]

  29. Wah, iya sepertinya memang masih abal abal tuh blogger, ups maksudnya masih newbie. hehe :mrgreen: Anyway, pesan untuk memberikan tautan sumber di tulisan para blogger memang harus digalakkan lagi. πŸ˜€ Anyway, selamat yaaa sudah dicopas. *loh?!
    Iya berarti kan tulisan mbak menginspirasi πŸ˜‰

  30. Blogging merukapan aktivitas yang dapat menumbuhkan kreativitas, tapi kalo kalo dengan cara copas sama saja membunuh kreativitas itu sendiri.. Amat disayangkan.

  31. ini adalah sebuah resiko karena telah membaginya,
    kalau tidak mau dicopy misalnya dg membuat klik kanan tidak berfungsi jdi tidak nyaman.
    yang mencopy paste juga tidak punya perasaan πŸ™

  32. writers block….hmmm….mungkin lebih tepatnya males nulis siy..kalo di gue..sebenernya bahan siy banyak..hasil rekaman indera…sama rekaman bb biasanya..tapi ya itu dia..males mikir nuanginya..males or ga ada waktu buat ngeluangin waktu di depan laptop/pc buat nulis..

    jadi buat yang pemalas2 n hasilnya cuma copas dari tulisan orang lain…coba ya hargain orang yg tulisannya kalian copas, ga gampang mbuang rasa males buat nulis nuangin pikiran, ide, rasa, n jadilah satu tulisan…

    eh blog abal2 katamu Jeung? kok situ jadi ngarteess kalo abal2???

  33. Kaget juga saya, karena selama tahun 2010 saya sering mampir ke blog hanyanulis…. πŸ™
    Ternyata….. πŸ™

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *