Langit yang menggelap di bentang lazuardi menyapaku teduh
Aku menyungging senyum menyapa hadirnya senja
Di sudut sebuah ruang diatas awan-awan merah muda,
jauh diatas ribuan mil di bumiku menjejak
Ketika awan putih itu mulai disinari warna jingga temaram
Ketika zat dan partikel itu mulai menari-nari di sekelilingku
Ketika aku mulai menyatu dengan lembayung senja di awang-awang
Dan ketika sudah mulai kupejamkan mata
Ya..
Lembayung cantik itupun kini mulai berselimut
Sang mata dewa tak lagi murka dengan sinar panasnya yang menyala
tergantuikan cahya sang dewi malam yang mulai berjaga..
Aku sedang dalam perjalananku..
Meninggalkan kisah yang sulit untuk pergi mengurai kisah lainnya
Melupakan siapa diri yang dulu nyata
Mencari bentang ujung pelangi seperti ucapmu
Hingga kelak kita ‘kan bertemu pada satu ujung pelangi lainnya
Juga pada muara hujan yang akan membuat kita menari
Kau yang sedang sibuk dengan duniamu yang beriak
Mungkin kau tengah menata komposisinya hingga duniamu mampu menggeliat, ya?
Andai saja aku bisa berkompromi dengan waktu
Aku akan menjadi pemerhati dan tetap (akan) sebagai pemerhati setiamu..
Andai Tuhan berkata sama dengan kita..
Tapi bukan Tuhan namanya jika menuruti semua mau makhluknya..
Ah, Tuhan,
aku hanya ingin bertanya..
Apa masih boleh sisa cerita itu untukku?
gambar dipinjam dari sini
16 Comments
lha ya embuh malah caur-cauran pindah kesini 😆 . Eeeeeh, kok ikut-ikutan manggil javanica? Itu kan aslinya buat bang Toga . Lengkapnya adalah Manis Javanica nama latin buat binatang Trenggiling 😆 . Bagus ya namanya yaaaa…
yahahaha…aku kok ngakak baca komen2 nya sih **keplak, puisinya dicuekkin** 😀 😀
jeung javanica ternyata lagi demen romantis2an nich (blush)
wahahaha.. ibu siapa maksudnyah? ibu budi? ibu kartini?
*nyelem*
berarti komen saya bukan utk Bu Devi.. untuk ibu yg disana.. hahaha
*ngeles dan kabor… 😛
manis javanica.. trenggiliiiiing 😥 hwaaaahwaaahwaa…
*nangis gelosotan*
eh tapi bagus ya nama latinnya.. Manis Javanica, ih pasti cantik banget dah tuh.. 😆
Ah andai kamu tau rupa sesungguhnya
iya bener kata simbah, boleh kok, cerita itu sepenuhnya buat sampeyan, dari awal hingga akhir, apa sih yang nggak boleh buat mbak manis javanica? 😀
bwahahaha…
ihiiiy.. asiik, dibolehin sama simbah. Pokoke boleh nggak boleh, tetep boleh aja ya 😆
eh om warm.. tengkyu om.. 😀
| Apa masih boleh sisa cerita itu untukku?
Boleh kok katanya, sisa cerita itu memang akhirnya untuk sampean.
Tapi apa yang akan terjadi dalam sisa cerita tersebut masih tetap rahasia Tuhan 🙂
~Mbah Gemblung mengatasnamakan Tuhan, kalo ternyata ndak boleh bilang aja kata Simbah boleh :))
ya ampun
puisi pul of lop !
like this pokoknya..
udah tahu tarif perjamnya kan El?
Eh..
saya suka bagian yang “bukan Tuhan namanya jika menuruti semua mau makhluknya”.. dan saya sedang berencana kursus sastra sama mbak devi *eh*
ih saya sih udah ketemu ujung pelanginya
Ah ini kan penggunaan bahasa kalau aku “nggak disini”, hahaha, artinya, fantasinya lagi melanglang kesana-kemari. Eh lagian ini juga bukan cerita pribadi kok. Fiksi semuanyah.. 😆
Aku sedang dalam perjalananku..
Meninggalkan kisah yang sulit untuk pergi mengurai kisah lainnya
Melupakan siapa diri yang dulu nyata
Mencari bentang ujung pelangi seperti ucapmu
Hingga kelak kita ‘kan bertemu pada satu ujung pelangi lainnya
Juga pada muara hujan yang akan membuat kita menari
*selamat menempuh perjalanan selanjutnya Bu, temukan ujung pelangimu dan temukan muaranya.. dan singgahlah…!
*ahhh, saya iri sama penggunaan kata-katanya… hehhe
makasiih
puisinya bagus…
gambrnya keren…