Lebaran ini adalah lebaran pertama tanpa mudik :((. Sedih sedikit, tapi ya mau bagaimana lagi, kondisi belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh terkait banyak hal. Insyaallah nanti walau bukan lebaran saya sempatkan buat pulang deh, karena hak cuti saya masih komplit 12 hari. Nggak tau nih, dari dulu saya itu jarang banget ambil cuti. Bukan sok nggak mau ambil jatah cuti, saya malah sampai lupa kalau punya hak cuti :p. Lho?! Anehlah pokoknya 😀
Lebaran di kampung orang ternyata sedikit berbeda. Kalau di Surabaya biasanya kita yang dikunjungi, baik oleh tetangga atau keluarga. Karena kebetulan kalau dalam keluarga saya, mama anak paling tua di keluarganya, jadi om & tante yang berkunjung ke rumah. Kalau di keluarga papa biasanya nanti akan ada hari sendiri buat kumpul-kumpul dengan keluarga besarnya, biasanya tetap di rumah almarhum kakaknya Papa di Malang. Tapi kalau di Jakarta, justru kitalah yang berkeliling, tidak peduli siapa yang paling tua.
Berhubung saya nggak ikut shalat akhirnya pas semua pada shalat saya yang bersih-bersih rumah mertua sambil menyiapkan diri/rumah kalau ada yang datang nanti. Ada kejadian lucu ketika keluarga habis pulang shalat Ied. Si mama mertua pas lihat saya lha kok malah bengong, dikirain ada tamu dirumahnya lagi nyapu2.. . Aneh banget dah mama mertua saya itu. Gara-gara apa coba? Gara-gara nggak pernah lihat saya pakai jilbab! Menantu sholehah gitu.. ;))
Agak siangan saya menjenguk almarhumah anak saya di makam. Beuh, penuuh banget yang nyekar. Kata orang, kalau pas puasaan arwah orang-orang yang meninggal itu pulang ke rumah masing-masing, kalau pas hari raya begini mereka “kembali” ke rumah mereka di makam. Itu katanya lho . Di sebelah makam anak saya Sophie ada makam anak kecil juga yang sepertinya kurang terurus, disana hanya ada penanda sebatang tonggak kayu, makamnya sendiri udah rata sama tanah. Disana-sini sudah ditumbuhi rumput juga. Andai ini bukan tanah makam mungkin orang pada nggak ada yang tahu kali kalau itu ada makamnya. Kasian & trenyuh juga liatnya. Kira-kira kemana ya orang tua/keluarganya? Kenapa nggak mengurus “rumah” si kecil mereka? Padahal kalau memang bener yang ada di makam itu adalah bayi, bisa jadi “tabungan” buat orang tuanya di surga kelak. Saya kemarin jadi membayangkan di saat keluarga-keluarga mereka berkunjung, arwah-arwah mereka pada suka cita. Tapi saya membayangkannya “tetangga” makam si kecil kaya ada anak kecil yang sedih karena nggak ada sanak keluarga yang mendoakan atau mengurus makamnya..
Hari ini, saya sudah ngantor lagi. Masih agak kurang sehat sejak 2 hari yang lalu, kaya mau kena flu tapi belum keluar flunya, jadi masih ngumpul pusing di kepala gitu deh.. . Ini juga masih agak demam badannya. Tapi tuntutan kerjaan & karier , demi segenggam berlian.. ya mau gimana lagi ya? ;))