Cantik Itu Tidak Harus Putih..

Katanya kalau bayi waktu lahir kulitnya kemerahan, nanti gedenya pasti berkulit putih/kuning langsat. Tapi kalau baru lahir kulitnya putih, nanti besarnya akan berkulit coklat/sawo matang. Entah benar atau tidak. Saya nggak tahu kulit saya waktu bayi dulu warna putih atau merah. Tapi kalau lihat foto-foto masa kecil saya sepertinya saya keling (hitam) banget deh waktu balita dan TK. Makanya sering dibilang seperti Dakocan , padahal dulu saya paling takut sama Dakocan sekalipun itu hanya berbentuk boneka balon :-s.

Nah ngomong-ngomong tentang kulit, sepertinya standar (orang Indonesia) tentang definisi kulit yang indah dan cantik itu sudah bergeser dari sawo matang ke kulit putih bersih ya, karena faktanya memang sebagian besar orang berpandangan bahwa perempuan yang cantik itu adalah perempuan yang berkulit putih. Jadi jangan heran kalau produk pemutih kulit jadi laku keras, salon-salon kecantikan yang menawarkan program pemutihan badan juga ramai pengunjung.

Jujur, dulu jaman masih kuliah, sekali saya pernah tergoda menggunakan obat pemutih kulit. Sekali coba ternyata kulit saya nggak cocok, iritasi, karena ternyata kulit saya sensitif. Bukannya kulit putih yang saya dapat tapi justru kulit yang kemerahan seperti habis digampar penggilesan :-s. Endingnya justru saya tekor keluar biaya buat ke dokter, dan yah.. diomelin dengan sukses sama dokternya, “kamu habis pakai produk pemutih apa ini? kulit kamu jadi..bla..bla..bla..”. Ya pemutih kulitlah dok, masa iya pemutih pakaian.. :|. Sejak saat itulah saya nggak berani coba-coba lagi pakai produk selain pelembab. Saya juga tidak lagi terlalu ngoyo untuk memutihkan kulit karena lama-lama sadar kalau untuk jadi menarik itu bukan karena berkulit putih. Terlihat menarik itu akan terlihat dengan sendirinya kalau kulit kita terlihat terawat, bersih, dan sehat.. *insap*

Nah, iklan yang selalu bikin saya gemas itu adalah iklan-iklan yang menggambarkan sebelum dan sesudah menggunakan produk pemutih kulit. Kalau sebelum pakai pemutih dia nggak percaya diri kalau mau ketemu sama cowok idamannya. Si cowok jangankan naksir, noleh aja enggak :|. Tapi setelah si cewek pakai produk pemutih, cowok  itulah yang ganti mengejar dia, dan endingnya terus mereka jadian deh.. So, kalau kulitnya nggak putih susah dapat cowok gitu ya? Edukasi yang aneh.. 😕 Belum lagi iklan produk pemutih kulit pun kebanyakan menggunakan model wanita (yang sudah) berkulit putih, tinggi, seksi, dengan bentuk wajah menarik sehingga kulit putih makin terkesan bagus. Padahal logikanya, model seperti mereka tanpa memakai produk pemutih pun mereka sudah putih, karena ya memang sudah putih dari sononya. Iklan-iklan seperti inilah makin menunjang anggapan bahwa kulit coklat/hitam itu kurang cantik, terlihat dekil, dan dianggap kurang menarik sehingga perlu pakai pemutih kulit.

Dengan fenomena maraknya produk whitening ini sepertinya sedikit melupakan kenyataan bahwa kita hidup di daerah tropis, di negara dengan banyak sinar matahari dan memang mayoritas penduduknya berkulit coklat/sawo matang. Bule saja banyak yang jatuh cinta sama warna kulit kita. Mereka bahkan rela berlibur ke tempat tropis dengan biaya mahal agar bisa berjemur lama-lama untuk mendapatkan warna kulit yang mereka idamkan, yaitu cokelat. Sekarang juga sudah ada salon yang menyediakan jasa pencokelat kulit. Karena dalam pandangan mereka warna kulit yang kecoklatan itu akan terlihat jauh lebih indah dan seksi. Fakta yang lain adalah kulit orang Asia yang kecoklatan lebih sehat ketimbang kulit pucat ras Kaukasia. Fakta lainnya adalah kulit coklat juga lebih tahan terhadap paparan sinar ultraviolet, jadi resiko terkena kanker kulit juga jauh lebih kecil.

Tidak ada yang salah dengan warna kulit apapun. Mau kulit coklat sekali pun kalau sehat dan juga akan terlihat indah kan? Kalau memang kulit coklat/gelap itu kurang cantik lalu kenapa Tuhan menciptakan ras Negroid yang berkulit legam dan berambut keriting? Kalau katanya orang yang berkulit coklat itu terlihat kurang cantik coba kita lihat Tyra Banks, Iman Abdulmajid, Jennifer Lopez, Beyonce Knowles, Halle Berry yang tetap percaya diri dengan kulit coklat mereka, dan tetap terlihat cantik elegan tanpa harus memaksakan diri untuk berkulit putih.

Dulu teman saya saking pengen putihnya ada yang sampai rela mengeluarkan bugdet ratusan ribu rupiah untuk sekali suntik vitamin C, supaya kulit terlihat lebih putih. Berhasil sih, tapi hanya bersifat sementara. Jadi kalau ingin terlihat putih terus ya harus rajin suntik. Bikin kecanduan sih, karena kalau nggak rutin ya lama kelamaan akan kembali ke warna kulit awal. Saya pernah dikasih tips begini, “kamu kalau mau tahu dia putih alami atau putih hasil pakai krim pemutih, coba kamu bandingkan warna kulit wajah, tangan, sama kaki. Sama nggak tone warna kulitnya?”. Saya manggut-manggut aja sih :-?. Tapi ya masa saya mau iseng buka-buka celana/rok mbaknya cuma untuk membuktikan warna kulitnya sama apa enggak sama kulit wajah. “Mbak, Mbak.. ini kulitnya kok belang-belang begini? Mbak pakai pemutih ya?” *PLAK!!*

Banyak orang dari negara 4 musim -yang kebanyakan berkulit putih pucat- iri dengan kulit kita yang keren, seksi, and eksotis ini :-“. Jadi kita yang sudah dianugerahi warna kulit yang wokeh sangat ini lebih baik rajin-rajin merawat diri aja deh. Karena kalau kulit kita terjaga kelembabannya, bersih, dan sehat, secara otomatis akan terlihat lebih cerah. Soal tingkat kecerahannya tentu masing-masing orang tidak sama karena tergantung pigmen kulit masing-masing. Kalau dulu waktu kecil saya keling banget, sekarang entah kenapa jadi berubah sendiri jadi nggak seberapa keling, padahal saya sudah pasrah lho.. ;))

Jadi gimana? Masih berminat pakai pemutih pakaian wajah? 😉

 

 

[devieriana]

 

sumber gambar : http://www.beboldnbrazen.com

 

 

Continue Reading