Reports making

Sekitar 2 hari yang lalu saya sempat surprise dengan pernyataan anak saya (baca : anak buah saya) yang melontarkan pengakuan kalau dalam bekerja dia mencontoh saya. Mulai dari pembuatan laporan yang (menurut dia) selalu rapi & terstruktur sampai ke detail pemilihan font Tahoma ukuran 10-pun juga diikuti oleh dia. Hwaa.. jadi tersanjung 😀
*ngrapiin poni*

 

Hmm, jadi inget, ternyata bener.. jangannkan seorang anak (yang beneran), yang hidup sama kita tiap hari, bisa mencontoh kita langsung sebagai panutan dalam hidupnya. Baik buruknya seorang anak salah satunya tergantung dari didikan orang tua. Nah kalau kasus yang saya hadapi, kayanya kurang lebihnya sama.. hanya beda peran & bidang saja. Saya team leader & dia anak buah saya.. 😀

 

Bukan apa-apa, saya memang suka dengan laporan yang rapi & enak dibaca. Bukan hanya buat saya tapi juga buat pihak lain yang juga berhubungan dengan laporan saya. Makanya saya paling sebel kalau lihat laporan excel yang berwarna-warni, ukuran hurufnya terlalu besar, atau tidak rata (center, left, right-nya). Memang semua laporaan sanak-anak saya selalu saya olah dulu sebelum saya kirim ke spv, tapi ya kenapa tidak dimulai dari diri sendiri. Melihat laporan yang rapi, terstruktur, tanpa warna-warni yang berlebihan bukannya lebih enak dilihat ya? Karena tak jarang ada lho spv yang meminta laporan data mentah langsung dari teman-teman tanpa harus saya rapikan terlebih dahulu, ya sudah akhirnya apa adanya itu mereka kirim langsung ke spv. Nah kalau kaya gitu kan jadinya kurang nyaman dilihat ya..

 

Hanya sekedar menyarankan, kalau memang ada contoh pekerjaan yang rapi & bagus kenapa ga dicontoh?

 

 

 [devieriana]

 

 

Continue Reading