Salut !!

SALUT !!

Hanya 1 kata itu yang bisa saya ucapkan buat rekan-rekan & team saya. Di tengah keterbatasan personil di week 3 bulan ini, di tengah errornya aplikasi karena perpindahan server, di tengah-tengah padatnya training di sela hari yang terbatas, di sela banyaknya target yang harus achieve di tiap week-nya.. mereka bisa selalu (mengusahakan) untuk achieve di setiap periode kerjanya. Sumpah, saya salut banget dengan kinerja mereka. Saya bangga banget punya mereka di samping saya. . *hugs..*

 

Saya cuma bisa bilang alhamdulillah. Bersyukur banget punya team yang sesolid & sekompak ini. Di tengah riweuhnya kerjaan & migrasi server sehingga aplikasi tapping yang megap-megap hampir 3 hari mampu dengan cepat menyesuaikan begitu aplikasi up lagi.  Pheww.. *peluk lagi* . Team saya ini beranggotakan 11 orang, 9 diantaranya langsung under saya. Bekerja dengan mereka enjoy banget, sudah seperti keluarga sendiri. Senang, sedih , repot, gerah, dijalanin & dirasain bareng. Kalau soal cela-celaan, curhat, serius-seriusan, mereka tuh partner yang cihuy banget, partner yang all in deh pokoknya.. Kalau team lain mungkin udah nyerah ketika harus “di gempur” dengan perubahan sistem & target yang segambreng, alhamdulillah rekan-rekan tercinta saya ini tuh termasuk yang “tabah” *siap-siap di timpuk sandal* , jarang protes, tetep ngelakoni dengan konsisten. Kalaupun ada ngeluhnya ya wajarlah, pasti ada, tapi itu ga pernah lama, selalu hanya di awal-awal aja. Selanjutnya alhamdulillah lancar kerjanya.

 

Entah karena mindset mereka tentang pekerjaan ini sudah sama semua yaitu tanggung jawab, ditunjang dengan attitude kerja mereka yang bagus, sehingga alhamdulillah semua tanggung jawab bisa diselesaikan dengan baik.  Jadi begitu dapat distribusi kerjaan masing-masing ya udah mereka jalanin itu sebagai bentuk profesionalisme & tanggung jawab. Kemampuan mereka juga alhamdulillah rata-rata sama, ga ada yang melebihi  atau kurang satu sama lain. Saya yang paling salut adalah manajemen waktunya mereka. Ga pernah mereka sampai yang keteteran banget, apalagi sampai ga achieve samasekali. Boleh di bilang hampir ga pernah  😉 . Begitu tahu kerjaan bakal banyak atau sadar kalau speed kerja mereka temponya lebih lambat dari yang lain otomatis mereka akan datang lebih pagi atau pulang lebih malam dari yang lain, atau mereka bakal bela-belain ke kantor hari Sabtu deh hanya untuk menyelesaikan tugas mereka. Itulah salah satu bentuk tanggung jawab & profesionalisme kerja mereka.

 

To you all my team, I love you..

To have you all here beside me is like a treasure

Thanks for all, Dears   🙂

*peluk-peluk*

 

 

[devieriana]

gambar nyomot dari sini

 

 

Continue Reading

Review ..

Beberapa hari terakhir ini saya disibukkan dengan banyaknya pekerjaan  sebagai leader, emailing, persamaan persepsi & banyak kegiatan administratif lainnya. Entah karena pikiran yang terpartisi jadi beberapa bagian, pekerjaan yang banyak tadi, target yang belum terpenuhi, kendala di lapangan dll plus kondisi emosional yang kurang stabil menyebabkan mood juga berubah-ubah.

Tanpa disadari mungkin sudah banyak kata-kata atau perbuatan arogan yang sudah terlontar dari mulut & tulisan saya. Mungkin tanpa sadar saya sudah menempatkan diri di posisi yang bukan posisi & kewenangan saya. Mungkin ada aturan-aturan yang saya “ciptakan” sendiri hanya untuk terlihat lebih sempurna, teratur & tertib (menurut saya sendiri).

Sempat tertegun ketika salah seorang sahabat yang mengkritisi sikap saya yang mungkin terlalu keras terhadap diri sendiri & orang lain (partner kerja atau teman).  Seperti biasa, layaknya manusia lain, pasti ngeles dulu kalau dikritik kan? hehehe.. ;)) .  Tapi biasanya ga lama setelah itu seperti ada yang mengetuk hati saya, “halooo.. open your heart please, seseorang sedang menyadarkan kamu tentang hal yang tidak kamu ketahui tentang dirimu sendiri..”. Akibatnya hari ini saya mendadak jadi lebih “ngaca”. Gosh, actually I am just nobody. Saya bukan siapa-siapa, saya nggak punya apa-apa, saya belum jadi apa-apa. Apa yang bisa saya sombongkan sih? Sontak pikiran itu menari-nari di pikiran saya seharian ini. No, no, bukan krisis percaya diri  yang sedang saya rasakan, tapi lebih ke review diri sendiri.

Tuhan, sudah separah itu ya saya? Kesalahan-kesalahan yang mungkin sudah tahunan  tanpa sengaja saya pupuk & saya pelihara ternyata sekarang telah mengakar dalam diri saya. Terlalu besar ego yang saya punya. Terlalu sombong saya untuk mengakui kesalahan diri sendiri. Ketika saya mengkritik orang lain sebenarnya justru 4 jari-jemari saya yang lain malah menunjuk diri sendiri. Senang melihat orang lain terlihat bersalah di mata orang lain. Duh, saya kok jahat sekali ya..  🙁

Tuhan, ampuni saya. Maafkan hambamu yang sok tahu, sombong, dan menjengkelkan ini ya Allah.. Untuk semua teman & orang-orang terdekatku.. Maafin aku yaaa…

[devieriana]

Continue Reading

Learning ..

Ada beberapa hal yang saya pelajari akhir-akhir ini. Terutama selain masalah pekerjaan yang baru juga salah satu diantaranya yaitu kehidupan sosial. Kalau soal pekerjaan ya begitulah.. udah ga perlu dibahas panjang lebarlah ya, soalnya yang jelas semua masih dalam masa penyesuaian, jadi apa yang mau di share kalau isinya masih sama-sama belum benernya, hehehehe..

 

Hal berikutnya yang saya pelajari yaitu pengambilan keputusan. Sometimes saya itu kebanyakan alternatif & inisiatif. Apa yang mungkin buat orang lain ga dilakukan malah saya lakukan, apa yang kadang buat orang lain ga penting saya malah jadikan hal penting, hahahha.. Kadang saya sendiri juga ngerasa, “ampun deh, kebanyakan to do list deh gue”.

 

Beberapa hari ini saya justru banyak disibukkan dengan decision making & diskusi (teleconference & chatting dengan rekan team leader dari 3 callcentre lainnya) untuk koordinasi (makanya jangan heran kalau sejak bulan ini YM saya dipastikan aktif, padahal biasanya appear offline melulu, hehehe). Ya terpaksa online karena hampir tiap hari harus update info terbaru dari 3 callcentre yang lain, saling sharing info terbaru. Ya karena kita kan bekerja dalam team besar yang terpisah di 4 kota (Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung).

 

Hal berikutnya adalah kehidupan sosial. Sebenarnya ada banyak ya, hal-hal yang bersifat umum tapi jarang saya perhatikan. Mulai dari perhatian ke orang lain,  menjalin komunikasi ke orang lain, pengendalian emosi, pengendalian diri, melatih kesabaran.. wah banyak deh. Kalau disebutin satu-satu nanti malah basi, hahahaha.. Soalnya sebenernya hal-hal umum, tapi jarang saya perhatikan aja. 🙂

 

Ya semoga sih kedepannya semua lancar ya..  🙂

[devieriana]

Continue Reading

Tiga dan Satu

Alhamdulillah hari ini saya masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menambah usia saya di dunia. Ya di usia saya yang ke 31 tahun ini membuat saya makin yakin kalau Allah sangat sayang sama saya. Betapa tidak, ada banyak kebahagiaan & keberkahan yang saya terima hingga hari ini. Keluarga & teman yang selalu mendukung saya, lingkungan kerja yang menyenangkan, juga karir yang alhamdulillah.

Tepat di hari ini pula saya mendapat surprise bukan hanya dari suami tapi juga dari perusahaan. Kalau suami, siang-siang dibelain nganterin tart ke kantor naik taksi karena kalau ketahuan naik motor dari kantor bakal ditanyain macem-macem katanya, males 😆 . Kalau dari kantor alhamdulillah diberikan tugas & wewenang serta tanggung jawab baru yang lebih kompleks. Yang dulunya saya sebagai TL Quality Assurance Regional, sekarang diberikan tanggung jawab sebagai TL Quality Assurance Nasional, yang pastinya akan jauh lebih ribet & kompleks.

Terharu, itu pasti. Yang jelas semoga di usia saya yang bukan lagi dikatakan anak kemarin sore  ini semoga akan ada banyak keberkahan yang menyertai hidup saya & keluarga. Semoga menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu, dan semoga saya bisa memanfaatkan usia yang diberikan pada saya sebaik-baiknya. Amien..  🙂

 

Hari hari lewat, pelan tapi pasti,
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru,
Untuk sisa jatah umurku yang baru

Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah..

Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan

Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku
Hmm.. masih lebih besar duniawiku

Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?

Ya Allah
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah

Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana
Ya Allah,

Ijikanlah…

 

 

– sebuah puisi karya Chairil Anwar yang nancep banget –

 

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=k9wnNJXYIDc&hl=en_US&fs=1&rel=0]

 

 

Continue Reading

Wrong Number

Sebenarnya ini cerita udah tahun lalu, tapi kayanya kalau inget masih suka dijadikan bahan ketawaan. Ya another side of me, sisi kalem (kaya lelembut) sekaligus konyol stadium parah, mix in one.

Hari itu entah apa yang sudah terjadi pokoknya membuat kita seharian bener-bener ketawa parah. Ada saja tingkah laku aneh & “tak lazim” yang kita perbuat. Kita terdiri dari manusia-manusia yang stadium kocaknya udah level 4. Hari itu ceritanya hari libur yang harus masuk kantor. Ya sudah deh, kita bikin happy aja. Kembalilah keacara malu-mempermalukan. Kali ini korbannya adalah.. Yak Anda benar.. korbannya adalah SAYA.

Ceritanya, kita pada mau delivery makanan karena kalau libur begini biasanya cateringnya juga libur, jadi kita mesti beli makan sendiri. Sementara anak-anak menyinkronkan pengen pesen apa, saya sibuk dengan dunia saya sendiri. Mau saya ntarlah ikut anak-anak aja mau pesen makanan apa, saya mah hayuk aja. Kebetulan kalau soal makanan saya bukan tipe pemilih. Akhirnya disepakati kita mau makan A&W. Berhubung kita nggak punya lembar menu yang biasa kita koleksi akhirnya kita googling cari nomor telponnya A&W. Sebenernya saya udah nyaranin ke 108 aja tapi anak-anak pada nggak mau, jadi ya sudahlah senemu-nemunya. Dicobain satu-satu yang ada disitu. Entah gimana awalnya pas sudah ada nada sambung saya langsung diminta ngomong buat order sama anak-anak. Ada kebiasaan kita suka gantian nelpon, entah nelpon delivery, nelpon anter galon AQUA, atau nelpon ambulans..Eh nggak denk..

Dengan suara penuh wibawa sayapun siap melakukan order..

“halo, selamat siang mbak..”, suara saya lembut persis lelembut..

“ya, ada yang bisa dibantu?”, suara yang diseberang sana. Agak tumben sih nggak pakai greeting perusahaan. Hmm, mungkin udah tadi tapi saya yang nggak denger kali. Gitu pikir saya, positif thinking..

“mmh.. mau tanya, ada paket yang harga Rp 15.000an nggak ya mbak?” (jatah reimburse makan siang waktu itu emang segitu. Buat nombok agak maleslah, hehehe..)

“ada mbak.. banyak..” , jawab si mbak diseberang sana.

“oh ya? paket apa aja tuh mbak?”, saya antusias & anak-anakpun pada mendekat & sudah berisik sibuk mau pesen-pesen.

“wah banyak mbak, ada yang Indonesia, ada yang Barat..” .

WHAT!! Nah lho. Dari sini sebenernya sudah mulai mencurigakan. Menu Indonesia & Barat? Wah, apa menu baru kali ya (masih mencoba positif thinking, walaupun terdengar agak aneh). Kalau di A&W ada menu masakan Barat & Indonesia next time bisa pilih menu nasi uduk, rawon, nasi kuning, gule kambing, soto ayam, sama tempe penyet nih.. *manggut-manggut*

“oke mbak, saya mau delivery buat 16 orang ya. Menunya apa aja ya mbak?”. Anak2 udah mulai siap-siap mau nyatet. Sayapun langsung pasang loudspeaker HP.

“wah, kalo delivery nggak bisa mbak.. Ga ada delivery-delivery-an kaya gitu..”, suara di seberang sana ganti yang sedikit keheranan & terdengar mulai sedikit menyebalkan (buat saya). Lagian ko ya aneh banget, sejak kapan A&W nggak bisa delivery sih? Yang ada justru semua restoran sekarang mainnya di delivery. A&W cabang mana sih ini , aneh banget.

“lah, sejak kapan A&W nggak melayani delivery mbak? Setahu saya A&W itu ada delivery-nya. Ini A&W mana sih?

Kami ada di Kuningan. Nggak bisanya kenapa? Terlalu jauh?”, cerocos saya mirip mercon renteng.

“walah mbak.. ini mo pesen makanan? Ini toko kaset mbak..”, jawab mbak di seberang sana sambil menahan tawa.

KLIK. Telpon langsung saya matikan. Gondok. Pantes nggak bisa delivery, lha wong toko kaset! Anak-anak yang denger langsung pada ngakak nggak habis-habis. Udah deh, sepanjang hari yang ada pada sindir-sindiran, membahas kebodohan yang barusan saya lakukan..

“Duh, Mami.. aku laper nih. Kok kasetnya nggak dateng-dateng sih?”, salah satu temen mulai rese..

” Sabar sayang, kamu tadi pesen kaset rasa apa? Pedes apa nggak? garing apa pakai kuah? kalo yang pedes karetnya 2, yang biasa karetnya 1″, jawab saya sambil masih kesel tapi sambil ketawa..

Pas anak-anak mulai nelpon delivery lagi kali ini saya ogah ikut-ikutan nelpon, takut salah sambung lagi. Masih mending kalo tersambung ke toko kaset. Lha kalau ke toko material? Tar dianternya semen sama batu bata. Emang kita manusia apaan dikasih makan begituan, ciiih *melengos* .Ya untungnya kali ini tersambung ke jalan yang benar & siang itu kita nggak makan.. kaset atau material bangunan..

Pesan moral (halah!) : sebelum Anda yakin telah tersambung ke jalur yang benar, pastikan dulu di awal percakapan apakah line yang Anda tuju sudah sesuai dengan yang Anda maksud 😀

[devieriana]

Continue Reading