JFW 0910 : Poppy Dharsono – Recapturing Banyumas

Poppy Dharsono, salah satu desainer senior yang dalam ajang Jakarta Fashion Week tahun lalu mengangkat tema motif kain tenun ikat dari daerah Jepara dengan tema Passion of Kartini, kali ini menampilkan beberapa rancangan yang masih berasal dari Jawa yaitu bertema Recapturing Banyumas yang berusaha memadupadankan dengan batik Banyumas yang motif, warna & tehnik pengerjaannya dikenal unik.

Selama hampir kurang lebih 32 tahun berkarir secara konsisten & selalu identik dengan perpaduan unsur maskulin dan feminin, kali ini Poppy kembali mengusung perpaduan siluet tegas, namun anggun & feminin. Seperti yang tertuang dalam rancangannya yang disajikan dalam Jakarta Fashion Week kali ini. Ada diantaranya model jas/jaket/blazer yang dipadu-padankan dengan dress/blouse dari bahan chifon yang lembut, anggun sekaligus feminin. Dia berani menggabungkan material halus & keras sekaligus menjadi balutan yang mewah dan kaya gaya.

Tetap membawa materi lokal namun tidak terkesan lokal yang “biasa” saja. Namun menggubahnya menjadi sesuatu yang feminin, unik, & elegan. Tak heran rasanya jika karena kekonsistensian & kemampuannya itulah yang tetap menjadikan Poppy Dharsono sebagai salah satu desainer senior favorit saya.

Good Job, Bu!  😉

 

gaambar dari sini

 

Continue Reading

JFW 09/10 : Anne Avantie – Kasmaran

 

Sebagai pecinta kebaya, kehadiran Anne Avantie ibarat angin segar bagi dunia fashion Indonesia. kehadirannya mampu mengubah kiblat fashion kebaya semua wanita di Indonesia, tak terkecuali  saya. Awalnya Eduard Hutabarat yang sengaja ingin membuat wanita tampil lebih gaya, anggun, glamour, & tetap bisa tampil seksi  dengan kebaya. Sekarang sudah banyak perancang kebaya yang memutakhirkan rancangannya menjadi kebaya yang sophisticated, elegan, & prestige. Salah satunya adalah desainer kenamaan, Anne Avantie.

Saya yang dulu awalnya hanya mengkhususkan kebaya untuk acara wisuda, atau sebatas seragam panitia acara pernikahan yang itupun bermodel kebaya encim. Kini saya harus mengubah model kebaya jadul saya pada Anne Avantie.  Jelas, karena kreatifitasnya dalam mengolah mode sehinggaa membuat kebaya tidak lagi menjadi busana yang ketinggalan jaman, namun menjadi sebuah must have item yang wajib dimiliki oleh  semua wanita Indonesia. Bangga dengan berkebaya. Oh ya, salah satu kebaya pernikahan saya juga by Anne Avantie lho.. Eh, boleh bangga ya saya? 😉

Dalam ajang Jakarta Fashion Week 09/10 kali ini Anne Avantie mengusung tema Kasmaran. Beberapa karya yang ditampilkannya kali ini bernuansa batik dari jawa Tengah & menggubahnya menjadi sajian mahakarya luar biasa. Kenapa mengambil tema ini, karena dia ingin memadukan atau “mengawinkan” beberapa karakter batik yang kuat dari Yogya, Lasem, Solo, Semarang & Pekalongan dalam satu nuansa kebaya.

Seperti halnya kebaya-kebaya khas Anne Avantie yang selalu bermain-main dengan bahan lace, brokat, tulle, bordir, plus dengan printed organdi kali inipun dia masih kental mempertahankan kekhasan desainnya yang sophisticated, glamour, anggun dengan memadukan batik sebagai penguat kebaya kontemporernya ini. Untuk semakin memperkuat atmosfir Jawa Tengah dia juga menambahkan aksesoris sumping pada model-model yang membawakan rancangannya. Jjadi inget pas jaman masih aktif nari Jawa nih, suka banget kalau pakai sumping 😀 –> asli, komen nggak penting 😆 ..

Jatuh cinta? Pasti.. Kalau sudah pakai kebayanya Anne Avantie siapa yang tidak bangga menjadi wanita Indonesia? 😉 .

* duh, jadi inget sama kain kebaya yang nongkrong kelamaan di lemari nggak saya jahit-jahitkan itu..

 

sumber gambar dari sini & Teh Rina

 

Continue Reading