Sebuah ‘Project Rahasia’

Di Jumat pagi yang sibuk. Ting! Sebuah pesan masuk ke handphone saya.

“Devi, kamu ikut rapat di Ruang Rapat Sesmen, sekarang ya…”

Saya pun bergegas menuju Gedung Utama dan langsung menuju ke ruang rapat. Dalam hati saya bertanya-tanya sendiri, tumben saya dipanggil Bapak untuk ikut rapat di sini? Apa ada hubungannya dengan event acara hari Senin, 6 Januari 2017?

Sesampainya di sana, ternyata benar, rapat ini untuk mempersiapkan acara untuk hari Senin, 6 Februari 2017 lusa. Hah, lusa?!

Mensesneg via staf TU dan tim Sespri menginformasikan bahwa beliau ingin membuat sebuah acara pemberian penghargaan kepada para pejabat/pegawai yang telah berhasil membuat inovasi-inovasi dan perubahan positif bagi kantor tercinta ini. Tapi beliau ingin acara ini sifatnya surprise, bungkus saja dengan tajuk acara “silaturahmi dan pengarahan oleh Mensesneg”. Jangan sampai ada yang tahu, kecuali panitia saja. Begitu wanti-wanti Mensesneg via staf beliau.

Btw, begitu tahu format acaranya seperti itu seketika pikiran saya langsung terarah kepada moment ketika Obama menganugerahkan Presidential Medal of Freedom with Distinction kepada Wakil Presidennya, Joe Biden. Presidential Medal of Freedom with Distinction merupakan tanda penghormatan tertinggi dari pemerintah Amerika Serikat kepada warga sipil mereka yang dianggap telah memberikan kontribusi dan jasa luar biasa bagi Amerika Serikat. Nah, acara ini sepertinya kurang lebih seperti itu, tapi massal.

Sebenarnya di hari Selasa, 7 Februari 2017 ada acara pelantikan pejabat Pimpinan Tinggi Pratamadi lobby Gedung Utama, tapi demi efektifnya acara, beliau menginstruksikan agar acara pelantikan digabung saja dengan acara silaturahim. Wah, bakal jadi acara pelantikan terspektakuler sepanjang sejarah pelantikan di Sekretariat Negara nih. Karena baru kali ini lho ada pelantikan 3 orang Eselon II yang biasanya cuma dihadiri oleh para pejabat Eselon I saja, tapi kali ini dihadiri oleh kurang lebih 600 pejabat eselon I-IV di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, plus para undangan.

Kalau pelantikan, berhubung format acaranya sudah tetap, jadi persiapannya tidak terlalu heboh. Beda dengan acara kedua yang baru nemu rundown-nya saja, sementara format acaranya akan seperti apa belum jelas. Apakah akan dibuat formal, semi formal, atau tidak formal sama sekali? Lalu bagaimana dengan pengaturan tata ruangannya? Apakah class room style, theatre style, banquet style, U shape style, atau custom sajalah sesuai arahan Pak Menteri jika ada? Sama sekali belum ada gambaran yang pasti.

Hingga akhirnya, hari Minggu siang, tanggal 5 Februari 2017, semua panitia yang terlibat di 2 acara tadi memutuskan untuk ketemuan di lokasi acara untuk menyelaraskan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis dua acara yang akan inline besok.

Setelah koordinasi, latihan, simulasi, sinkronisasi, edit sana-sini, makan snack, dan gladi berkali-kali, sekitar pukul 19.30 disepakatilah konsep dan format acara yang sesuai atau (paling tidak) mendekati dengan arahan Pak Menteri. Pffiuh, akhirnya… *usap peluh*

Sesampainya di rumah saya belum bisa langsung tidur. Setelah menemani Alea bobo, masih langsung lanjut koordinasi jarak jauh dengan panitia dan tentu saja partner MC saya. Kebetulan di acara kedua, saya akan memandu acara secara duet, jadi butuh bahan buat ‘tektokan’ omongan. Pastinya butuh chemistry dan kerja sama, kapan harus ngomong sendiri, kapan harus bareng, dst.Saya sendiri menyerah pada rasa kantuk tepat pukul 01.00 dini hari dan menyerahkan estafet bahan MC-an ke partner MC saya, Si Dimas untuk disempurnakan lagi.

Semua panitia yang terlibat benar-benar mencurahkan tenaga dan konsentrasinya untuk acara yang secara guyonan kami sebut project ‘Bandung Bondowoso’ ini. Hahahaha, iyalah. Jika ditotal, kami hanya mempersiapkan acara ini selama 3 hari saja (Jumat, Sabtu, Minggu). Padahal ini termasuk acara besar, dan baru pertama kalinya ada di Kementerian Sekretariat Negara. Pastinya butuh persiapan yang banyak sekali dan lumayan ribet.

Pukul 07.30 tim protokol pelantikan sudah bergerak ke Krida Bhakti untuk gladi dan persiapan acara pertama, yaitu pelantikan, sekaligus koordinasi terakhir terkait acara kedua yaitu silaturahim dan pengarahan oleh Mensesneg. Whoaa, jujur agak deg-degan. Satu saja doa kami, semoga kedua acara ini berjalan lancar, tidak ada kendala, dan Pak Menteri berkenan.

Satu persatu tamu dan undangan mengisi Gedung Krida Bhakti yang pagi itu tampak semarak sekali. Walau tak bisa dipungkiri ada banyak wajah penasaran yang terlihat pagi itu. Hihihik, maaf ya… kami terpaksa harus merahasiakan acara ini, karena memang demikian arahan Pak Menteri, biar surprise.

Acara pertama berjalan khidmat dan lancar. Selang 5 menit seusai pelantikan, bersama partner MC saya hari itu (Dimas), langsung memandu acara kedua, yaitu silaturahim dan pengarahan oleh Mensesneg.

Jujur, saya agak geli melihat berbagai ekspresi dan kasak-kusuk para undangan yang hadir tentang dua agenda yang berlangsung hari Senin kemarin. Apalagi di sesi pengarahan oleh Mensesneg. Berbagai ekspresi tergambar di raut wajah para undangan. Ada yang tegang, ada yang datar-datar saja, ada yang serius, ada yang senyum-senyum, tapi yang ngantuk juga ada.

Mensesneg menyampaikan arahannya dalam beberapa slide, yang intinya menginformasikan berbagai inovasi yang telah hadir di Kementerian Sekretariat Negara, sekaligus menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada para pejabat/pegawai yang telah memberikan kontribusi positif kepada kantor tercinta dalam bentuk inovasi-inovasi yang kreatif. Dalam kesempatan itu Mensesneg juga meminta maaf, karena selama 2.5 tahun ini sudah jadi orang yang cerewet, bawel, dan menyebalkan kepada seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. “Saya terpaksa harus menjadi Devil Advocate. Its not me, but I have to do that. Saya mohon maaf Bapak Ibu”, ujar beliau.

Ketika slide sudah menampilkan kata ‘Terima Kasih”, di situlah peran kami sebagai MC sejatinya baru dimulai. Bagaimana memulai acara dan menggiring mood hadirin yang awalnya serius menjadi lebih santai dan cair.

Oh ya, di pintu masuk, panitia sudah membagikan beberapa kertas origami berwarna-warni kepada beberapa pejabat yang hadir. Pasti beliau-beliau itu sempat bertanya-tanya, “ini kertas buat apaan?”. Di sesi inilah misteri kertas origami itu terpecahkan, hihihik.

Mekanisme penyebutan para nominasinya kami sudah atur sedemikian rupa supaya tidak terlalu ribet. Ada 47 inovasi tercatat, yang dikelompokkan ke dalam 8 kategori lengkap dengan para nominee dan pemenangnya, dan siap untuk diumumkan. saat kami mulai memanggil para pejabat pemegang kertas dengan warna tertentu untuk maju dan menerima penghargaan inovasi dari Mensesneg, di situlah suasana yang tadinya hening, tegang, dan serius berubah menjadi pecah, riuh, dan penuh tepuk tangan.

Alhamdulillah, acara berjalan lancar. Bahkan hingga kami menutup acara, semua kegembiraan masih tergambar jelas di raut wajah para pemenang. Ada raut kelegaan pula yang tergambar di wajah para panitia yang sudah bekerja keras demi kelancaran acara ini. Kalau pun ada kekurangan di sana-sini ya wajar, karena persiapannya hanya 3 hari, itu pun 2 harinya Sabtu dan Minggu.

Saya patut menjura kepada totalitas seluruh panitia. Dalam waktu sesingkat itu semua bisa tertangani, mulai mempersiapkan trophy, piagam penghargaan, video, presentasi, dll terkait teknis acara. Semua bekerja sesuai dengan fungsi dan porsi masing-masing tapi tetap saling dukung dan terintegrasi satu sama lain.

Senang bisa bekerja sama dengan kalian, hai para alumnus Hogwarts! Kalian luar biasa!

 

[devieriana]

 

NB: Foto-foto acara akan di up date nanti ya, hehehe…

Continue Reading

Berani Berinovasi?

“A dream with courage is innovation. A dream without courage is a delusion”
Anonymous

—–

Pernah nggak sih kita membayangkan dan coba flashback ke masa-masa sebelum ada teknologi? Ke jaman teknologi belum secanggih sekarang, ketika kita harus menjalankan segalanya secara manual dan serba memakan waktu. Wih, nggak bisa membayangkan bagaimana ribetnya, ya? Kalau mau kirim kabar mesti pakai kurir atau burung merpati. Kalau kemana-mana mesti jalan kaki, naik kuda, atau naik naga-naga (haiyah, berasa sinetron yang itu dong? ;)))

Nah, pernah membayangkan juga nggak sih kalau kita menjadi seorang penemu atau bahasa kerennya inovator, gitu? Enggak? Nggak mungkin? Hei, istilah penemu itu nggak selalu harus yang berbau dengan teknologi canggih lho. Nggak perlulah kita jauh-jauh membayangkan bikin robot, menemukan listrik, atau pesawat terbang seperti halnya Thomas Alva Edison atau Wright Bersaudara. Inovasi itu bisa saja idenya lahir dari hal-hal yang sederhana. Intinya, kalau kita peka, mau peduli, dan mau menciptakan sesuatu yang baru, belum pernah ada sebelumnya, dan ternyata setelah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari manfaatnya bisa dirasakan secara nyata oleh lingkungan sekitar kita ya kita sudah bisa disebut inovator. Iya semudah itu 🙂

Sebut saja R. Kamir Brata, Dosen Ilmu Tanah, Air, dan Konservasi lahan Fakultas Pertanian IPB sebagai inovator teknologi pembuatan lubang resapan biopori. Pernah denger biopori, kan? Nah, apakah beliau menciptakan sebuah inovasi secara heboh dengan teknologi tinggi? No, cara kerja biopori yang beliau temukan itu sangat sederhana dan  bisa dibuat di mana saja. Tanah cuma dilubangi dengan diameter 10 sentimeter sedalam satu meter, air dituang hingga tanah jadi lembek dan mudah dilubangi. Kemudian, sampah organik dijejalkan ke dalamnya. Semacam sumur resapan, gitu. Saat ini teknologi biopori telah mengurangi kekhawatiran akan ancaman banjir di daerah-daerah yang curah hujannya tinggi dan rawan banjir.

Atau, sebut saja inovator asal Indonesia yang lainnya yaitu Tirto Utomo. Beliau adalah founder air minum dalam kemasan bermerk AQUA. Memprakarsai sebuah ide inovatif dari pemikiran yang sederhana. Coba kalau nggak ada Pak Tirto Utomo,  kebayang nggak sih betapa ribetnya kita kalau kemana-mana harus bawa termo, botol kaca, atau jerigen? Woogh, sekalian buat nimba dong…

Nah, ngomong-ngomong masalah inovasi, bisa nggak sih kita-kita jadi seorang inovator? Hei, nggak ada yang nggak mungkin lho. Hmm, caranya?

1. Kalau kita punya hobby tertentu dan apalagi sudah bisa menemukan passion kita, tekuni hobby dan passion kita itu secara serius dan mendalam.
2. Asah kepekaan. Coba deh cari tahu masalah apa sih yang paling sering dipermasalahkan orang-orang di lingkungan kalian tapi sampai saat ini belum ada solusinya.
3. Pikirkan dan cari tahu, ide kreatif apa yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Nah, kalau sudah nemu idenya apa, langsung action. Segera wujudkan ide tersebut menjadi sebuah inovasi baru.

Dari tadi ngomongin inovasi, inovasi, ada apa sih? Gini lho, saya itu mau kasih tau, kalau sekarang ada  sebuah program yang bisa membantu kita untuk menjadi seorang penemu, istilah kerennya inovator. Namanya Lenovo DoNetworkID Program. Siapa tahu nanti salah satu dari kita bisa jadi seorang inovator, seorang yang bisa menubah peradaban dunia menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Kalau kalian tertarik, coba deh bentuk tim dari sekarang. Karena program ini memang mengharuskan seperti itu. Lalu kalian rundingkan kira-kira ide gila dan proyek inovatif apa yang akan diikutsertakan dalam program ini. Setelah itu, silakan langsung bergabung dengan Lenovo DoNetworkID Program. Trus kita disuruh ngapain? Ada 3 tantangan yang bisa kalian pilih untuk dijadikan fokus dalam grup kalian yang bisa dilihat di sini . Nah, gimana? Sudah mulai ada pancingan ide kreatif?

Menariknya para peserta akan langsung dipandu oleh 3 mentor handal di Indonesia, yaitu:
1. Budi Putra (konsultan teknologi);
2. Nurdiansyah (peneliti dan pemerhati pendidikan);
3. Onno W Purbo (independent IT writer).

Mereka bukan hanya akan sekadar mengedukasi, tapi juga mendampingi para peserta untuk mewujudkan ide-ide dan inovasi kreatif mereka.

Nah, buat kalian yang berminat ikut program ini, coba simak beberapa info berikut ini ya. Penting!
* Pendaftaran sudah bisa tanggal 8 Desember 2011 s.d 25 Januari 2012  (mumpung masih lama tuh, buruan daftar sekarang deh);
* Pemilihan peserta favorit dilangsungkan pada tanggal  5 s.d 25 Januari 2012;
* Pengumuman finalis pada tanggal 26 Januari  s.d. 29 Februari 2012.
Udah, itu aja? Belum dong… Puncak acara dan pengumuman pemenang akan dilangsungkan pada tanggal 1 Maret 2012.

Tim yang terpilih mewakili Indonesia akan berkompetisi denganTim dari Rusia dan India lho. Wow! Yang lebih menariknya lagi nih, ada hadiah senilai USD 25.000 sudah menunggu kalian, lho! \m/  Kalau kalian tertarik dan mau tahu info lebih lanjut mengenai program ini bisa langsung baca-baca di Lenovo Do Network  deh, dan jangan lupa untuk dukung program Do Network ini dengan menggunakan twibbon di http://t.co/Yae7e1Dt  ini ya 😉

Mumpung masih ada waktu sampai dengan 25 Januari 2012 tuh, buruan  deh submit ide keren kalian untuk diikutkan dalam program ini. Siapa tahu inovator handal Indonesia bahkan dunia, berasal dari kontestan Indonesia, dan itu adalah… kamu! \:D/

Selamat menjadi calon-calon inovator baru bersama Lenovo DoNetworkID Program ya.
Good luck!

[devieriana]

 

sumber gambar: panitia Lenovo Do Network

Continue Reading