Satu minggu lalu adalah minggu yang sibuk dan melelahkan. Bukan hanya karena pekerjaan, tapi juga karena jadwal pelantikan yang dilakukan secara marathon selama satu minggu penuh. Diawali dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKPPPP) di hari Senin, keesokan harinya di Sekretariat Militer Presiden, esok Rabunya lanjut di Sekretariat Wakil Presiden, hari Kamisnya di Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara, dan ditutup dengan hari Jumat di Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden (pukul 09.00), dan Sekretariat Presiden (pukul 15.30).
Sebelumnya tidak pernah terbayang dalam pikiran saya bahwa saya akan dilibatkanΒ dalam bidang keprotokolan seperti ini. Setelah menjalani kegiatan bersama tim keprotokolan selama beberapa kali, barulah saya mengikuti Diklat Keprotokolan selama 2 minggu. Dulu ketika masih berstatus CPNS, saya bersama satu teman seangkatan, dites oleh para protokol senior di ruangan saya untuk membaca SK Mensesneg dan susunan acara. Semacam casting kecil-kecilan, gitu. Saya pikir kami cuma disuruh baca saja, ternyata sore harinya kami dipanggil untuk siap bertugas besok pagi di acara pelantikan dan pengambilan sumpah PNS.
Demam panggung selama menunggu acara berlangsung itu pasti. Ya, namanya juga baru pertama kali tugas seperti ini, ada semacam keraguan dan takut salah. Tapi setelah dijalani alhamdulillah semua berjalan lancar, keraguan itu juga hilang dengan sendirinya. Yang perlu diperhatikan adalah tempo bicara, fokus dengan apa yang dibaca, intonasi, aksentuasi, dan artikulasi yang jelas.
Sejak aktif di “dunia halo-halo” itulah, saya mulai lebih concern dengan tenggorokan saya, karena efek bekerja di callcentre beberapa tahun lalu, entah kenapa tenggorokan saya menjadi jauh lebih sensitif :(. Tidak bisa lagi minum minuman dingin dan atau terlalu manis sembarangan, karena pasti nanti akan radang tenggorokan dan batuk. Saya tuh kalau sudah batuk sembuhnya bisa seminggu lebih, jadi ya lebih baik menjaga diri supaya jangan sampai sakit aja. Eh, tapi saya sebenarnya suka kalau suara saya lagi recover, agak serak-serak gede gimana gitu, justru terdengar lebih “bulat” kalau di mikropon, hihihihi. Meminjam istilahΒ Mas Adoy suara yang keluar mirip dengan voice over π
pengarahan sebelum gladi bersih
Pengalaman pelantikan yang paling mengesankan adalah ketika menjalani pelantikan Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat. Alasannya selain lokasi pelantikannya paling jauh, juga kultur yang berlaku disana jauh berbeda dengan di Jakarta. Kalau di Jakarta, kami harus sudah siap minimal J-1 (satu jam sebelum acara, kalau teorinya sih J-2), tamu dan undangan sudah siap minimal 15-20 menit sebelum acara, karena biasanya kami pasti akan melakukan gladi bersih terlebih dahulu, terutama untuk pejabat yang akan dilantik. Nah, kalau di Papua kemarin kami tiba di lokasi dalam keadaan pintu aula yang masih terkunci rapat, belum ada orang sama sekali, padahal sudah kurang satu jam menjelang acara. Hingga 30 menit acara akan dimulai pun belum ada tanda-tanda kedatangan undangan maupun pejabat yang akan dilantik. Tapi saya bisa memaklumi kok, memang kultur dan kebiasaan yang berlaku di Jakarta dan Papua itu berbeda.
Persiapan menjelang pelantikan memang sedikit ribet, apalagi kalau yang dilantik cukup banyak. Bukan hanya koordinasi dengan pihak yang akan dilantik, menyiapkan susunan acara, konfirmasi dengan rohaniwan, menyiapkan pakta integritas dan berita acara pelantikan saja. Tapi dipastikan semua susunan harus benar, baik titelatur, nomenklatur, maupun ejaan nama pejabat yang akan dilantik, terutama di SK-nya.
Bersyukur diberikan kesempatan, ilmu, dan pengalaman keprotokolan seperti ini. Walau sedikit ribet, tapi sejauh ini cukup menyenangkan kok π
[devieriana]
Foto dokumentasi pribadi
20 Comments
Wah kerjanya di lingkungan istana nih. Mantap!!
Wahhhh jadi tau nih sisi dari kegiatan kepresidenan , salam kenal ya mba π
salam kenal
enak ya mba bekerja di lingkungan orang2 penting di indonesia,
mbuh, apa hubungannya π
kemaren pagi aku dibikin jengkel sama protokol gubernur.
aku sudah ditugaskan untuk memimpin ‘Indonesia Raya’.sudah diberi pengarahan oleh si embak protokol, dan aku ngerti. bahkan suaraku pake dites segala olehnya.
fyi, anakku yang dua sedang sakit di rumah, dan satu diopname. tapi aku belain dateng mengingat pentingnya acara, karena ada pak gub.
tapi di menit terakhir menjelang acara si embak bilang pimpinan lagu Indonesia Raya diganti dari protokol aka dia.
ah mbak, lain kali tak kepruk gitar sampeyan…
maaf ya dev, curhatnya sama protokol presiden π
ketemu banyak orang penting donk ya π
@warm: hubungannya? ;)). Aku juga tinggal mbaca aja sih, udah terskenario juga sih semuanya π
iya saya tau capeknya ngemsi acara prokoler itu, soalnya sering ngonsep buat orang lain yang baca, sampe detil harus sesempurna mungkin, jadi rajin2 makan hexos *hloh
@Siro: Haiyah ya enggaklah.. kan beda protokol :p
arti ne mba’ sri sering ketemu oom beye dong, owh… kewren tenan kui π
@andipandora: hiihihihi, hayuk mari kesini :D. Kalo yang di screenshot itu bukan Istana Negara, Kak. Itu kebetulan di Sekretariat Wakil Presiden π
salah satu sudut istana negara kita…kapan ya aq kesana
@stein: sore, Kaaakkk!
*suara menggelegar kaya raksasa*
;))
tes tes, halo halo, cek cek
ehmmm….
selamat sore kakak… π
@nengbiker: hmmm, nggak tahu sih nanti pas udah pensiun masih kepake nggak suaranya. Kalau Papaku sih masih ngemsi π
calon mama mertua daku jg protokoler mba. dari kota, kabupaten, sampe kota batu dijajah –”
selalu bagian protokol. pensiun bukannya sepi halo2, jd lebih sering manggung ngemsi, hihihi
mba brip nanti seperti itu juga ga? π
@airyz: hihihi, iyaa.. itu di Papua sana. Deg-degan nggak sih, ini acaranya jadi apa enggak. Ada kendala apa enggak π
wih, 30 menit sebelum acara masih sepi2 :s
@Sam Ardi: mmmh, nggak semua sih, kalo disini strict soalnya. Kamu jangan totem pro parte lho, keplak nih! ;))
Jadi pada pokoknya pejabat di Indonesia itu masih bermental jam karet kan? What a pity!