Mendadak Cuti Bersama

Jumat lalu , kami beraktifitas sejak pagi seperti biasa, sama sibuknya meskipun itu menjelang akhir pekan. Tidak ada perubahan kesibukan yang signifikan, yang membedakan antara rutinitas awal pekan maupun menjelang akhir pekan. Pun halnya gejala, isu, atau pertanda bahwa akan ada informasi cuti bersama. Mengingat, berdasarkan Keputusan Bersama 3 Menteri : Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi RI, Nomor : 2 Tahun 2010, KEP.110/MEN/VI/2010, dan SKB/07/M.PAN-RB/06/2010 tentang Hari Libur dan Cuti Bersama Tahun 2011 yang ditetapkan sebagai cuti bersama tahun 2011 adalah hanya untuk tanggal 29 Agustus 2011, 1 – 2 September 2011 sebagai cuti bersama Idul Fitri 1 Syawal 1432 H, dan tanggal 26 Desember 2011 sebagai cuti bersama Hari Raya Natal.

Sejak siang kami juga santai saja, tidak ada yang meributkan tentang rencana cuti bersama, tidak ada yang membahas akan kemana hari Selasa mendatang yang bertepatan dengan libur Hari Raya Waisak, kecuali bagi yang sudah merencanakan untuk mengambil cuti tahunan di hari Senin, karena bertepatan dengan Harpitnas (Hari Kejepit Nasional) :p.

Namun, menjelang pulang kantor sekitar pukul 16.00 wib, mendadak ada teman kantor yang kasak-kusuk karena baru saja menerima sms isu cuti bersama dari teman di kantor sebelah. Berhubung sejak pagi tidak ada selembar surat/pengumuman/fax-pun yang saya terima, saya hanya menanggapi ringan :

“Ah, cuma isu aja kali. Buktinya kita belum terima surat edaran atau fax apapun tuh sampai jam segini. Kalau nggak ada hitam di atas putih sih mending nggak usah percaya dulu deh..”

Namun, semakin sore gosip cuti bersama itu terdengar makin santer. Saya yang berencana pulang tepat waktu pun tiba-tiba menjadi petugas callcentre dadakan. Wajar kalau semua telepon mengarahnya ke biro kami, karena kebetulan kami di Biro Kepegawaian, jadi mungkin dianggap tahu lebih dulu ketimbang biro lainnya, walaupun ada biro yang seharusnya lebih tahu terlebih dahulu yaitu Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat. PING dan bbm pun tak henti-henti saya terima. Saya tetap menginformasikan standar saja :

“Mbak, Mas, Jeng, Dek, Kak, berhubung kita belum dapat informasi apapun soal isu cuti bersama, jadi sementara informasi yang bisa kita berikan Senin tetap masuk saja ya, kalau pun toh nantinya kita jadi libur ya sudah kita pulang. Yang penting kan kita nggak terpotong TK-nya (tunjangan kerja) :p”

Nah, aman kan? Tapi, ternyata setelah menerima berondongan pertanyaan senada itu, saya akhirnya jadi penasaran sendiri. Libur beneran nggak sih hari Senin nanti? Walaupun sudah diinformasikan di internet tentang Keputusan Bersama 3 Menteri : Menpan danΒ  RB, Menteri Agama, dan Menakertrans, SKB Nomor 2/2011/KEP/ Men/V/2011 dan SKB/01/M.Pan-RB/05/2011 yang menyatakan hari Senin tanggal 16 Mei 2011 sebagai Cuti Bersama, tapi tetap saja kalau tidak baca dan terima langsung surat atau arahan dari atasan ya masa sih kita mau ambil keputusan sendiri kalau Senin cuti bersama?

Bersama beberapa gelintir teman yang waktu itu masih belum pulang, kami pun mencari tahu informasi resminya. Sampai akhirnya, menjelang pukul 17.00 wib salah satu Kabag kami menerima telepon dari Deputi Bidang SDM yang telah melakukan konfirmasi ke Sekretaris Menteri PAN & RB yang menyatakan bahwa Senin positif cuti bersama (meskipun konon, suratnya sendiri waktu pengumuman itu di-release ke publik belum ditandatangani, dan baru akan ditandatangani malam harinya. Apa jadinya kalau surat itu ternyata batal ditandatangani padahal informasi sudah tersebar kemana-mana, ya?). Serentak kami berhora-hore dan pasang status serempak di BBM : “Senin cuti bersama! \m/”

Sebenarnya apa yang melandasi adanya cuti bersama dadakan ini juga kurang jelas. Karena kalau sudah terencana dengan matang seharusnya libur tanggal 16 Mei 2011 ini juga diikutkan dalam daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama SKB 3 Menteri yang sudah ditetapkan sejak tahun 2010 dong, bukan dadakan dan serba mepet seperti ini. Dengan adanya kebijakan dadakan kemarin jelas menimbulkan pro dan kontra. Ada yang pro, karena akhirnya bisa merasakan long weekend dengan keluarga, dan bagi yang rumahnya dekat (plus ada dana lebih) bisa mudik dadakan. Tapi tak sedikit pula yang kontra, karena dengan adanya cuti bersama itu jadi merusak rencana kerja yang sudah disusun sebelumnya. Memang tidak semua kantor mengikuti instruksi cuti bersama hari Senin nanti. Banyak kantor yang tetap masuk dan menjalankan aktifitas seperti biasa, tak terkecuali kantor suami saya, dan kantor adik saya yang mengikuti aturan BI :|.

Semoga bisa jadi masukan buat Bapak-bapak diatas sana yang membuat keputusan, ini murni curhatan saya ya, Pak :

“Mohon nanti ke depannya bisa lebih terencana lagi untuk menetapkan kapan kita akan cuti bersama ya, Pak. Supaya kita lebih enak dalam membuat rencana kerja gitu. Biar nggak ada teman yang uring-uringan karena batal sosialisasi, batal rapat terbatas, batal bimbingan teknis, karena sudah mempersiapkan bahan dan materi serta acara secara matang dari jauh-jauh hari sebelumnya. Bukannya saya nggak seneng karena bisa merasakan libur lebih panjang ya Pak, tapi nggak ada untungnya juga sih buat saya,. Jatah cuti tahunan saya tetap terpotong secara otomatis kalau ada cuti bersama, padahal tahun ini saya belum ngambil cuti lho, Pak, mosok sudah berkurang 5 dari jatah 12 hari. Saya rencananya mau ambil cuti panjang buat pulang ke Surabaya karena hanya sempat pulang kalo lebaran aja, Pak. Lha tapi apa asiknya cuti bersama kalau tetap memotong jatah cuti saya.. :|.

Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini ya, Pak. Kan penghitungan Waisak bukan berdasarkan ru’yatul hilal, atau berdasarkan posisi bulan seperti halnya penetapan Hari Raya Idul Fitri yang bisa saja dalam prakteknya berbeda dengan yang tercantum di kalender. Ini Waisaknya nggak kemana-mana lho Pak, sudah fix sejak kalender awal tahun baru dicetak. Nah, kalau hari Senin mendadak libur begini padahal suami saya nggak libur, terus hari Senin saya ngapain, coba? Oh ya, Pak.. coba lihat kalender bulan Juni 2011 deh. Tanggal 3 Juni kan hari kejepit nasional lagi tuh.. rencananya mau ada SKB ajaib yang dadakan lagi kaya sekarang, gitu? Ih, saya mah ogah bener dah ah.. :|”

Nah, apa pendapat kalian tentang cuti bersama dadakan ini?
Selamat Hari Raya Waisak dan have a nice (long) weekend bagi yang merayakan, ya..
πŸ™‚

[devieriana]

 

ilustrasi : http://bisnis-jabar.com

You may also like

20 Comments

  1. Terkesan cuti bersama itu dibuat karena emang “mood-moodan”, kalo lagi mood cuti bersama ya mendadak muncul S.K. ajaib wkwkwkwkw πŸ˜€

  2. Sejak dulu saya gak sreg dgn produk SKB bernama “cuti bersama”. Cuti kok dipaksa, dgn akibat jatah cuti berkurang.

  3. Nah, saya baru tahu kalo cuti bersama itu ngurangin jatah cuti tahunan.. maklum, masih mahasiswa galau.. haha.. saya pikir cuti bonus.. kalo gitu ya gak enak lah.. cepet2 jadi menteri ah, biar cuti nanti dibuat bonus aja..

  4. Saya juga nggak sependapat dg cuti bersama. Libur ya libur aja, jangan maksain motong jatah cuti pegawai. Kalo nggak mau, ya nggak usah lah pake ada cuti bersama segala 😐

  5. untungnya di kantor saya agak2 adem nanggapinnya… kalo senin gak masuk, dikabarin aja dan dihitung cuti. kalo mau masuk juga gak pa2, cutinya gak dipotong.
    dan saya memilih diantaranya… masuk absen trus kabur pulang sore. heuheuheu

  6. saya juga sempat kaget, biasanya kan cuti bersama pas hari raya Idul Fitri tapi ini bukan. tanggung kali ya soalnya kan sabtu, minggu libur, selasa libur lagi maka daripada ngotorin baju seragam diliburkan aja πŸ™‚

  7. kurang lebih serupa dengan pengalaman embak, saya bahkan baru dapat kepastian hari minggu via telp (setelah saya menghubungi kantor pusat saya). Masalah utama dari kebijakan ini : mendadak. Yah mudahan bisa jadi koreksi ke depan buat para petinggi kita. mari berlibur ;D

  8. Kalau saya, jelas tak suka. Gak jelas gitu apa hubungannya hari kejepit lalu libur. Memang dasar pemalas aja tuh pemerintah.
    Kantor saya gak ikutan libur bersama, kita tetap masuk seperti biasa. Kalau mau cuti ya silahkan, ambil jatah masing2.. πŸ™‚

  9. walopun harpitnas mending gak usah cuti bersama apalagi jatah cuti dipotong… saya pengen bekerja! bukan pengen libur! *tsaaaah*

    lagi nge-net di kantor, walopun kantor libur

  10. saya malah dapat info nya hari minggu sore. karena kantor saya ini KSO pihak ke – 3 salah satu instansi pemerintah, yg mengikuti waktu kerja mereka, maka dikarenakan libur hari senin, ya kita juga ikut libur. peraturan yang aneh dan membingungkan

  11. Bikin Partai aja yang slogannya: BERSAMA KITA CUTI…..

    Btw, cuti bersama itu nama halusnya, nama aslinya: maksa motong jatah cuti.

  12. Hm…. Kalo kali ini sih mengganggu rencana kerja yang sudah matang, padahal senin itu mau turun ke lapangan buat Survei Pemetaan Lahan, sudah bela-belain ke kantor buat survei itu nyatanya dri 5 org tim hanya berdua yang datang, yang lain dengan gampangnya mengabaikan komitmen untuk melakukan survei itu, ya sudahlah saya balik ke rumah dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang tertunda, hehehe πŸ™‚

  13. sebetulnya saya juga ndak setuju dengan adanya cuti bersama ini, krn sifatnya memaksa, seharusnya cuti smacam ini bersifat fakultatif, yg perlu cuti ya monggo, boleh ambil cuti meski cuma 1 hari atau sesuai keperluan lah slama ndak melebihi jatah cuti tahunannya, sementara yg ndak pengen ambil cuti ya kerja seperti biasa.
    rugi toh ngeman-eman jatah cuti, eh ndak taunya dipaksa cuti bersama.

    tapi ya dari pada nggerundel gara2 cuti bersama yang dadakan & dipaksakan, ya mending tetep menikmati liburannya biar ndak tambah rugi πŸ˜€ stidaknya ini masih lbh baik dibandingkan disuruh ngantor di hari libur tapi ndak diitung sbg lembur.

  14. Kantorku juga ndak ikudan libur lo mbak..jalanan Surabaya jadi (agak) lengang, yaahh..lumayanlah ndak bermacet ria waktu perjalanan ke kantor πŸ™‚
    Tapi aku setuju buanget sama mbk, cuti bersama sih mau banget, tapi kalo mendadak dangdut gitu malah ruwettt..
    Tanggal 3 Juni kalo cuti bersama lagi aku malah ndak setuju, soalnya banyak kondangan nikah, jadi sama aja ndak bisa kemana2..hiiiiiiihiiii πŸ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *