Jadi artis sepertinya masih salah satu favorit untuk mendulang rupiah. Termasuk menjadi seorang penyanyi. Kalau saya perhatikan kok kayanya jadi penyanyi itu sekarang gampang bener ya.. Asalkan punya tampang lumayan, suara pas-pasan pun bisa jadi penyanyi. Apalagi kalau sudah lebih dulu dikenal sebagai artis, jalan bakal lebih lempeng untuk menjadi penyanyi. Tinggal poles sana sini, taraa.. jadi penyanyi deh (alakadarnya).
Tapi yang ingin saya bicarakan disini bukan masalah jadi penyanyi itu gampang (sebelum saya ditabokin sama penyanyi-penyanyi baru yang bersuara ala kadarnya itu). Saya cuma pengen tanya, apa kabar sih artis-artis jebolan, AFI, KDI, Mamamia, Indonesian Idol, dan banyak lagi perlombaan sejenis yang sempat beberapa waktu sempat booming banget. Kemana ya mereka semua sekarang ini? Kok sepertinya tidak lagi terdengar gaungnya π
Jaman-jaman AFI (Akademi Fantasi Indosiar) marak diberitakan, teman-teman sayapun dengan heboh & fasih menceritakan kelebihan & kekurangan masing-masing peserta, mulai babak audisi sampai final. Tentu saja juga lengkap dengan kisah hidup di balik masing-masing pesertanya. Saya memang tidak seberapa tertarik mengikuti acara-acara pencarian bakat macam itu hanya kadang memang nonton tapi nggak rutin. Wong saya memang nggak pernah hafal jadwalnya ;))
AFI sukses dengan rating & dulangan rupiah dari iklan, diikuti dengan berbagai talent show sejenis di stasiun televisi lainnya. Sebut saja Indonesian Idol, KDI, Mamamia. Semua punya segmen penonton sendiri-sendiri. Punya jagoan favorit masing-masing. Kemasan & stasiun yang menayangkan boleh berbeda, tapi dari berbagai versi talent search itu ada satu kesamaaan format, pemenangnya bukan berdasarkan pilihan juri tapi berdasarkan polling sms. Siapa yang jadi favorit penonton & paling banyak perolehan smsnya, dialah yang akan jadi pemenangnya.
Dari awal saya sebenarnya kurang setuju kalau pemenangnya berdasarkan dari banyaknya sms yang masuk, karena kok sepertinya kurang fair ya. Bisa jadi si pilihan penonton itu menang bukan karena dia unggul secara kemampuan teknis tapi ada faktor lain yang mendorong penonton memilih dia, misal karena secara fisik memang menarik walaupun secara kualitas suara pas-pasan, latar belakang ekonomi, kisah pribadi yang mengharukan. Belum lagi keluarga & teman si peserta lomba yang sampai rela mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk membiayai pengiriman sms sebanyak-banyaknya supaya jagoan mereka menang. Saya bisa bicara seperti ini karena lebetulan salah satu keluarga teman saya ada yang masuk ke Indonesian Idol beberapa tahun lalu & melakukan hal yang sama ;))
Contoh gampangnya nih, jaman pertama kali AFI berjaya, maaf nih ya, menurut saya pemenangnya dari segi kualitas vokal sih biasa banget. Nggak terlalu istimewa (sama kaya saya deh) :p . Tapi berhubung kemenangannya berdasarkan pooling sms & berhasil memunculkan simpati penonton pada kisah hidupnya yang mengharu biru, jadilah dia menang walaupun dari segi kualitas vokal mepet banget. Baru yang season kedua itu agak mendingan karena si penyanyi memang sudah penyanyi & sering manggung. Lalu bagaimana dengan berikut-berikutnya? Ah, biasa banget, lebih ke jualan reality show. Setelah menang mereka tampil hanya di acara-acara on air Indosiar tapi hanya waktu di awal-awal kemenangan mereka saja (waktu AFI masih booming & masih banyak yang suka). Setelah itu? Hello, where are you guys?
Indonesian Idol , di awal-awal tayang saya sempat simpati karena kok kayanya kualitas vokal & kemampuan pesertanya lebih bagus daripada acara sejenis di stasiun televisi lain ya? Ditambah lagi ketika para finalisnya (angkatan pertama) memang layak untuk masuk babak final walaupun berdasarkan polling sms, saya mulai mengakui kalau opini saya tentang kemenangan by pooling sms itu kurang fair. Walaupun akhirnya Joy Tobing memilih untuk menyerahkan mahkota kemenangan pada Delon yang juga mendapat simpati tak kalah banyaknya karena selain dia ganteng (uhuk!), kisah hidupnya juga cukup menumbuhkan simpati penonton. Maka relatif tidak jadi masalah ketika pemenang satu diserahkan kepada runner up. Toh masih sebelas-dua belas ini kualitasnya.Β Season kedua masih lumayanlah. Tapi makin kesini-kesini, eh kok biasa aja ya? Malah cenderung menurun kalau menurut saya. Pemenangnyapun kayanya setelah menang harus berjuang sendiri mencari order manggung. Hanya Delon, Lucky, Mike, Judika yang masih lumayan sering terihat di acara-acara on air televisi. Yang lain, nggak ada kabarnya. Mike juga masih sering tampil di istana atau di KBRI untuk acara kenegaraan walaupun sejauh ini sih saya belum pernah lihat langsung ya, soalnya belum pernah diundang ke istana walaupun kantornya sebelahan π
Satu lagi Mamamia, itu acara sebenernya bagus, tapi kayanya kelamaan acara hahahihi-nya jadi berasa nonton acara lawak daripada acara pencarian bakat menyanyi :-?. Itu juga bernasib sama, apa kabar itu pemenangnya ya? Si mamanya kemana, anaknya juga sekarang ngapain. Sama sekali enggak jelas. Kesan yang saya tangkap kok malah sekedar mencoba mencari peruntungan menjadi artis ya? Emang dipikir nanti setelah jadi artis gampang apa? Cih, kaya pernah jadi artis aja ya (monggo kalau mau ngeplak saya lho) ;))
Itu baru sebagian contoh dari sekian banyak acara sejenis. Walaupun konsepnya sama dengan di luar negeri, tapi tetap berbeda banget dengan talent show sejenis di Amerika. Misal saja, American Idol gaung pemenangnya itu sampai sekarang masih berasa banget. Para alumnus American Idol, sebut saja Kelly Clarkson, David Cook, Jordan Sparks, dan Katherine McPhee karir mereka nggak cuma berhenti sampai jadi pemenang Idol saja, tapi ada lanjutan karir setelah proses menjadi Idol itu. Meskipun kemenangan mereka awalnya juga berdasarkan polling sms. Tapi secara kualitas mereka juga “megang banget”.
Buat saya power & kelebihan yang dimiliki oleh sang pemenang jika tidak didukung oleh manajemen & promosi yang bagus akan sia-sia. Karena, walaupun dia memiliki potensi yang dahsyat sebagai seorang bintang namun jika orang-orang yang ada dibalik layar manajemen tidak bergerak secara maksimal, mau setahun atau beberapa tahun ke depan progress sang artis akan terlihat statis dan jalan di tempat.
Ah, anggap saja ini cuma pendapat saya yang sirik sumirik karena nggak bisa ikut acara talent show kaya gini ya ;)). Pertanyaan saya selanjutnya adalahΒ : bagi mereka yang sudah menjadi pemenang sebuah acara pencarian bakat lokal bagusnya bagaimana sih? Apakah mereka harus mengatur sendiri karir mereka misalnya dengan membuat manajemen sendiri, atau lebih baik bergabung dengan manajemen artis yang sudah punya nama?
Bagaimana menurut kalian? π
[devieriana]
33 Comments
@imtikhan : salam kenal juga mas imtikhan π
@zulhaq : woogh anak ini ngeledek jaya *plakk* :)). Enggak ah, aku mau jadi PNS aja, kan yang jadi artis udah banyak :-“
@Asop : iya, udah ilang nggak ketahuan kemana rimbanya. Tenar juga pas awal-awalnya doang. Belum lagi kalau udah menang kita yang dukung juga belum tentu dapet apa-apa kan? Biasanya sih yang berusaha memenangkan ya kerabat atau teman si calon bintang :D, ya mungkin sih mereka ikhlas-ikhlas aja ya..
salam kenal aja
yang bikin selera musik sekarang itu. adalah lakunya sebuah lagu untuk penggunaan RBT. gak perlu bagus, gak perlu keren. yang penting kata2nya cocok dipake RBT.
Indonesian Idol? males saya nontonnya. terlalu melayu melayu sekarang mah. suaranya juga gitu gitu doang. saya sih gak bisa nyanyi, tpai sebagai penikmat, wajar ngasih penilaian hahaha.
Mbak Devi juga gampang kalo mau jdi penyanyi. Cantik iya, suara pasti ok punya, tenar gak perlu diragukan lagi. tunggu apalagi???
*mendingan menghilang kalo kek gini. gak lucu aja kalo sampe dilempar microfon* wakakakakk
Ironis ya rasanya, melihat jebolan talent show-talent show itu…. π
Apa pengganti ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk voting SMS selama ajang itu berlangsung? Ikhlaskah? π
@Abe : iya ih, Abe geje :p
[-(
mbaaa devvvvvvvv…………
*nyabut akar mba dev*
**geje**
@Abe : aku ikut yang mana? Pemilihan flora terbaik se-Indonesia. Nggak pake fauna. Karena gelar faunanya kan kamu yang dapet :))
*timpuk-timpukin Abe pake kaktus*
@Fajar : “proses instan, akan cepat dilupakan” –> setuju banget nih π
@Warm : yang bener polling, Om. Eh, emang aku nulis apaan? *scroll up*
Oh ada yang aku tulis pooling ya? ;)) mistype Om.. salah ketik alias typo. Makasih koreksinya.
Suara maksa itu juga setuju, karena emang nggak semuanya bagus. Itulah kenapa saya nggak ikutan, takut diomongin kaya sekarang :))
@Accan : makasih ya udah main-main kesini. Salam kenal juga π
@Betty : ya itu tadi Bet, kalau sekedar jadi bintang tamu atau MC sih banyak. Maksudku adalah album setelah kemenangan mereka itu lho. Kayanya yang masih eksis si Rini doang, bikin album, walaupun nggak booming-booming amat π
@cefer : ya kaya yang tadi aku bilang, orang Indonesia itu banyak akalnya. Mau dikasih aturan satu nomor untuk satu peserta ya nggak bakal kurang akal. Bakal beli perdana sebanyak-banyaknya. Soal nanti akan terpakai atau tidak ya itu masalah nanti. Toh harga perdana sudah murah kan? Lah, malah ngajarin ;))
@Quinie : Iya, kalau sekedar jadi pembawa acara, bintang tamu atau sejenisnya sih mereka mungkin masih nongol. Tapi kalau dari segi peluncuran album, nggak kedengeran suaranya kan? π
@zaiful Anwar : salam kenal juga. Makasih udah mampir. Lain kali harus komen ya :p. Lah, kok maksa ;))
@Lingerie : you may subscribe this blog through this link http://www.devieriana.com/wp-login.php?action=register . Thank you π
@Oglek : denger-denger sih gitu. Mereka diikat dalam kurun waktu tertentu dengan potongan honor yang telah ditentukan tapi usaha mereka nggak diusahakan karirnya secara maksimal. Makanya si Joy Tobing memilih untuk berkarir sendiri, walaupun sama-sama nggak jelasnya sekarang :D. Ternyata jadi artis itu nggak gampang ya? *nyesel jadi artis* ;))
@Mas stein : iya ya, disitu memang bedanya. Tapi bisa jadi walaupun “diakali” pakai 1 nomor hanya untuk 1 peserta, kalo orang Indonesia ya tetep akan dibelain beli beberapa perdana baru buat mendukung calon idolanya. Apa sih yang nggak bisa diakalin? ;))
*buka konter*
jadi sebenernya mba dev udah ikut mana aja?? gagal semua kan??
*ngesot ke atlantik*
Kalo prosesnya instan, akan cepat dilupakan..
eh pooling apa polling sih ? #riwil
dan ahh katanya ga tau jadwal, tapi tuhh tau persis siapa juara pertama AFI pertama ;))
menurut saya sih, ya ya wong konon katanya itu suara yg masuk ada yg maksa, pake modal pula beli pulsa supaya menang, maunya sih ya kayak yg di luar negeri sono lah
tapi, ya saya ga ngerti juga sih,
bukan ahllinya π
salam kenall… π
nice post
yah…kalau di pikir memang sih….terkenal cuma pas itu saja..
tapi gak semuanya kaya gitu kok,ada yg masih sering kita liat di tipi,tapi ya dikit bgt,
salam kenal….
ya itu lah dia sebenernya tujuan utama kayakanya untuk mencari keuntungan semata, setuju dengan statemen “boom sms”, karna satu nomor bisa berkali kali sms, jadi kemenangan itu terasa kurang adil, coba kalau 1 nomor 1 sms, pasti itu akan terasa lebih objektif..
π
indonesian idol 1, si winda juga masih keliatan di acara idola cilik kok π
hihihi
tapi kalo yang lain? entahlah pada kemana… atau mungkin bisa diusulkan untuk mereka bikin blog berjamaah tentang kabar anggota angkatan mereka masing2 jadi dikau gag penasaran? π
Salam kenal dan kujungan pertamax…
belum ada koment.
I must say, I enjoy reading your blog. Could let me know how I can subscribing with it? By the way I discovered your website through Bing.
Menurut saya ini karena penyelenggaranya hanya mengejar keuntungan semata. Jadi masa depan pemenang acara sebelumnya sama sekali tidak dipikirkan. Artis-artis jebolan acara itu seperti tersandera, mereka terikat kontrak dalam waktu tertentu dengan pihak penyelenggara, tetapi si penyelenggara acara tidak mem-blow up mereka lagi. Alhasil mereka pun seperti menghilang
salahnya ya mbak, karena di sini poling sms-nya dijadikan ajang nyari duit, tarif premium dan satu nomer dianjurkan mengirim sebanyak-banyaknya. akhirnya jadi ndak objektif lagi. beda dengan amirikan aidol yang sistem polingnya satu nomor satu suara, dan tarifnya biasa. jadi kalo pemilihnya banyak ya memang beneran banyak yang milih, ndak ada istilah ngebom SMS.
lagian di sini kebanyakan drama daripada nyanyinya. *nerusin nonton pideo aura kasih*
@Boneth : hihihi, kalo itu sih percaya, setuju banget. Tapi lagu-lagunya jeng Rini itu kayanya standar, nggak booming-booming banget kan? Atau saya yang nggak update? π
Betul, setuju saya statement “seorang penyanyi harus punya cirikhas atau kelebihan”, kalau nggak mau tergusur sama yang lebih baru lagi & bisa menawarkan kualitas yang berbeda dan jauh lebih baik.
Btw, lulusan Mamamia kayanya yang “jadi” cuma si Dara yang sekarang gabung sama The Virgin ya?
eh jangan salah..
Rini Pemenang Idol (season berapa yah.. lupa :P) juga sering muncul di tipi..
yaahhh meskipun di inpoteimen..bukan nyanyiiiii tp gosiiippp.. ;))
gosip putus, gosip nyambung bla.. bla.. bla..
klo menurut saya pribadi sih ya.. siapapun pemenangnya, kalo nggak punya ciri or kelebihan, tetep aja abis itu nggak laku.. kalo emang berkwalitas, pasti teteup laku..
*eh saya dulu penonton setianya mamamia lohhhh.. π