Menulis saja…

shakespeare-blog-cartoon

Jujur, saya sering iri melihat teman-teman yang punya banyak kegiatan, punya banyak pengalaman yang berhubungan dengan banyak orang, punya pengalaman mengelola sebuah kegiatan, teman yang sering bepergian ke dalam negeri atau ke luar negeri entah itu untuk berlibur atau dalam rangka dinas. Hmm, sudah se-desperate itukah hidup saya sampai saya harus iri dengan kehidupan orang lain? Hehehe, bukan begitu.

Saya punya beberapa teman pramugari yang sering berbagi foto dan ceritanya di group whatsap/bbm. Foto-foto ketika dia singgah di sebuah kota/negara, ketika dia berkesempatan mampir di sebuah tempat tertentu, foto ketika dia menikmati suasana/makanan khas daerah yang disinggahi itu, menceritakan segala excitement sekaligus kekesalan yang dia rasakan pada kami. Intinya cerita tentang apapun. Nah, irinya saya bukan karena kenapa saya tidak jadi pramugari, tapi iri karena dia sebenarnya punya banyak cerita yang bisa ditulis di blog baik itu dalam bentuk foto atau tulisan, daripada cuma di-share di whatsap/bbm dengan kami. Pengalamannya pergi ke banyak negara dan berbagai kota/benua, bertemu dengan banyak orang, merasakan perubahan suasana dari satu tempat ke tempat yang lain, menikmati berbagai suguhan khas di sebuah kota/negara, merupakan sebuah pengalaman yang tidak semua orang berkesempatan mengalami.

Saya juga punya teman-teman yang sering terlibat dalam penyiapan sebuah acara/forum kegiatan internasional yang melibatkan para pemimpin negara. Buat saya itu juga menarik untuk diabadikan dalam sebuah tulisan, karena tidak semua orang bisa punya kesempatan mengelola sebuah kegiatan tingkat internasional, tidak semua bisa merasakan adrenaline rush ketika detik-detik penyelenggaraan acara sudah semakin dekat, tidak semua bisa merasakan bagaimana pusingnya mereka ketika ada masalah di lapangan dan bagaimana mereka harus segera mengambil keputusan supaya acara kembali berjalan normal.

Sebenarnya ada banyak topik yang bisa menjadi bahan tulisan di blog. Tidak harus berawal dengan kejadian-kejadian besar yang epic. Banyak hal sederhana dari keseharian kita pun bisa dijadikan tulisan di blog. Cuma kadang saya yang sering kurang peka menangkap sebuah ide untuk dijadikan topik tulisan, dan lebih sering beralasan, nantilah, belum ada ide nulis, nih. Sayangnya teman-teman saya yang punya banyak kejadian menarik tadi juga belum tertarik untuk mengabadikan semua kegiatannya itu ke dalam bentuk tulisan dengan alasan tidak ada waktu, sibuk, ribet, dan alasan aku nggak tahu harus mulai menulis dari mana.

Seperti halnya usia manusia yang punya batas, usia profesi pun ada batasnya. Kita tidak selamanya akan berada di posisi yang sama dan mengerjakan pekerjaan yang sama, ada saatnya kita mungkin berpindah tempat kerja, menjalani pekerjaan yang berbeda dengan sebelumnya, dan mengalami hal-hal baru lainnya. IMHO, sebuah blog/photoblog bisa jadi sarana untuk mendokumentasikan semua kegiatan kelak ketika kita sudah tidak lagi aktif terlibat dalam pekerjaan/kegiatan itu.

Sama seperti seorang teman yang mendokumentasikan semua proses hidupnya sejak dia masih single, menikah, hamil. detik-detik melahirkan, hingga akhirnya sekarang Si Kecil sudah bisa berlarian ke sana ke mari. Semua sengaja direkam rapi olehnya dalam bentuk tulisan. Alasannya:

Aku kan bukan public figur yang otobiografinya bisa dibaca oleh siapa saja, Devi. Salah satu tujuanku nulis di blog ya biar aku punya dokumentasi hidup. Biar nanti kalau anak-anakku sudah gede, sudah bisa baca, mereka bisa lebih tahu/kenal ibunya lewat blog. Mereka bisa baca gimana kehidupan ibunya sebelum mereka ada. Gimana kehidupan setelah kedua orang tua mereka menikah. Gimana kehidupan setelah mereka ada, dan apa saja perubahannya. Sederhana saja, aku pengen punya biografi online yang bisa dibaca sama anak-anakku kelak. Syukur-syukur kalau ternyata ada topik yang berguna buat pembaca yang lain. Itu juga kalau ada, hehehe…

Sama seperti dia, awal mula saya menulis di blog selain ingin menyalurkan kelebihan energi dan ide yang sering berlompatan di kepala, alasan lainnya karena ingin punya dokumentasi tentang apa yang terjadi di hidup saya, kegiatan apa saja yang pernah saya lakukan, dan apa saja yang pernah saya pikirkan di suatu waktu. Walaupun tidak semua hal sempat saya ingat dan bisa langsung saya tuangkan dalam bentuk tulisan, tapi inti mengapa saya menulis di blog adalah karena waktu tidak bisa ditarik ke belakang, dan otak punya kapasitas memori yang terbatas untuk menyimpan dan mengingat semua hal.

Ada juga yang menarik dari hasil ngobrol dengan seorang teman dalam perjalanan pulang beberapa hari yang lalu,

Mbak, aku tuh sering baca blog kamu, dan tahu nggak, itu bikin aku menyesal. Menyesal kenapa aku nggak nulis sejak dulu. Ada banyak kejadian luar biasa dalam hidupku beberapa waktu ini baik dari segi pekerjaan atau pribadi. Tapi aku lebih sering melewatkan itu karena bingung sendiri, aku harus menulis topik yang mana dulu? Gimana cara mengawalinya? Lagi pula kejadiannya sudah terlanjur terlewat jauh.

Tidak ada kata terlambat asalkan kita mau. Kalau mau memulai menulis ya sudah menulis saja. Topik yang mana dulu? Ya mana saja yang paling diingat. Tidak ada aturan yang mengharuskan seseorang menulis di blog itu harus begini/begitu. Tidak ada peraturan yang mewajibkan sebuah postingan di blog itu reverse atau chronological. Mau menulis saat itu juga dan langsung di-publish, silakan. Atau mau di-back date biar tulisannya terkesan aktual sesuai dengan waktu kejadian? Monggo. Atau kalau sedang banyak ide dan ingin disimpan dulu untuk di-publish nanti (scheduled post)? Tidak ada yang melarang kok. Bebas!

And by the way, everything in life is writable about if you have the outgoing guts to do it, and the imagination to improvise. The worst enemy to creativity is self-doubt.

Sylvia Plath

 

 

[devieriana]

 

Ilustrasi dipinjam dari sini

Continue Reading