Paranoid sama artikel saya?

Kemarin pagi saya mendapat notifikasi di email, ada seseorang yang berkomentar di akun ngerumpi saya begini :

“ohh ini tho penulis yang udah buat pacarku ketakutan baca artikelmu.. heheheheh”

 

Pertama baca email ini sambil mikir ini artikel yang mana ya yang sampai bikin orang ketakutan? 😕 Lha wong kayanya saya ngerasa nggak pernah posting cerita hantu/memedi, kecuali beberapa waktu lalu saya memang sih pernah ngetwit cerita seram di twitter & efeknya saya di-unfollow beberapa orang ;)). Sampai waktu saya cerita sama temen soal twit seram itu & komentar dia : “lagian kamu ngapain sih ngetwit yang begituan? Kalo aku lagi di rumah sendirian juga ogah baca twit seremmu itu :))“. Tapi ada juga temen yang komentar : “sampeyan cocok emang cerita2 hantu ituh mbak, soulnya dapet :))”.

Nih ya, mau soul-nya dapet atau enggak pokoknya nggak mau cerita serem-serem lagi deh , merinding ngetwitnya :-ss. Dipikirnya saya ini pemberani & gagah perkasa apa sampai suka cerita yang menyeramkan? Aslinya saya itu penakut parah. Kalau pun saya kemarin ngetwit cerita seram itu awalnya kasian sama temen yang kebetulan indigo tapi mentalnya nggak siap untuk menerima keindigoannya :(. Makanya pas kemarin liat dia kerasukan saya yang gemeteran & baru bisa cerita lagi ke orang lain setelah beberapa hari kejadian X_X

Ok, balik lagi nih ya ke cerita yang di atas (malah cerita tentang twit hantu ;)) ). Jadi si mbak yang pacarnya ketakutan itu cerita, kalau pacarnya jadi paranoid abis sama dia setelah baca tulisan saya di buku Berbagi Cerita Berbagi Cinta yang judulnya “Dear Mantan Kekasih” ;;). Masalahnya kebetulan si mbak ini masih suka mengingat mantan dengan segala pernak-pernik masa lalunya & tentu saja itu membuat si pacar merasa kurang nyaman. Ya iyalah, sekarang coba ya andai kita ada di posisi si pacar pasti gerah juga dong kalau dikit-dikit pasangan kita ingat-ingat melulu sama kenangan di masa lalu. Mbok ya yang udah ya udah, toh kita sudah ada niat & komitmen baru dengan orang lain, ya hargailah. Itu maksud saya..

Tulisan itu saya saya buat kira-kira setahun yang lalu gara-gara ada teman yang masih suka ingat-ingat mantan jaman SMA padahal sudah sama-sama berkeluarga. Okelah ya yang namanya cerita di masa lalu, apalagi yang berkesan banget, memang nggak akan bisa dilupakan. Tapi ketika kita sudah bulat memutuskan untuk berkomitmen dengan seseorang, ya hargailah komitmen itu & hargai juga keberadaannya. Jangan membahas-bahas lagi tentang kenangan sama mantan. Kecuali pasangan kita itu orang yang sangat legowo mau menelan semua cerita masa lalu kita tanpa merasa hatinya tersakiti. Tapi kayanya nggak mungkinlah. Sebagai manusia normal pasti adalah yang namanya cemburu walaupun sedikit. Jadi cukuplah disimpan dalam hati saja cerita-cerita itu..

Jadi, lebih baik jangan pernah membawa kenangan masa lalu ke dalam hubungan masa depan Anda, karena hanya akan menyebabkan rasa sakit untuk orang-orang yang Anda kasihi .. 😉

[devieriana]

 

 

dokumentasi koleksi pribadi

Continue Reading

Dear mantan kekasih..

 

 

Tidak semua hubungan pasti berjalan mulus sesuai rencana. Yang namanya halangan yang menyebabkan gagal ke pelaminan pasti juga banyak. Tapi semua itu masih terbilang wajar, lumrah. Namanya juga bukan jodoh, mau bagaimana lagi? Realistis aja.. Sesuatu yang sudah kita relakan untuk dilepas sebaiknya itu tidak perlu diutak-atik lagi. Yang sudah jadi masa lalu ya biar jadi masa lalu. Karena jelas, bukan saja dia akan menjadi penyakit hati, tapi juga akan selalu menghantui, mengiringi setiap langkah kita (bahkan ketika kita sudah memiliki pasangan sekalipun). 

 

Banyak diantara kita yang terpaksa putus karena ketidakcocokan sifat & perilaku, ada orang ketiga, atau karena suatu sebab yang bukan disebabkan karena adanya pertengkaran antar pribadi, bisa jadi karena dijodohkan (jangan salah ya, jaman sekarang aja masih banyak yang kaya gitu lho). Ya jelas akhirnya jadi hal yang sulit untuk diterima oleh salah satu pihak (atau justru keduanya?). Nah yang bahaya adalah ketika “the flame” itu kembali muncul setelah sekian lama tidak bertemu & ketika bertemu, mulai berkomunikasi secara intens dan.. taraa “bara” itu menyala kembali. O’ow.. don’t try this at home.. Syukur-syukur kalau ketemunya masih sama-sama masih single. Nah kalau ternyata sudah sama-sama (atau salah satu)  punya pasangan lalu diam-diam bara itu menyala kembali? Apa bukan cari penyakit namanya?

 

Buat saya, orang-orang seperti ini kok seperti tidak punya masa depan ya.. Orang-orang yang terlalu sering melayangkan ingatan kepada memori yang ditinggalkan oleh hubungan yang sudah berlalu. Orang-orang yang masih merindukan mantan-mantan pacarnya ini, seringkali tidak menyadari bahwa mantan pacarnya sekarang sudah punya kehidupan yang lain. Sudah punya dunia baru yang diisinya dengan pasangan/keluarganya yang sekarang.

 

Come on.. get real. Don’t give a shit on that, guys, girls !! It’s your life, remember your family,  your  treasure ..

 

Go straight to yourself. Pilihan hidup mana sih yang akan kita prioritaskan jika kita yang masih single & dianya yang sudah double (atau sebaliknya)? Keluarga kita, keluarganya, atau kenangan masa lalu kalian? Kalau pilihan terakhir yang kita pilih, Oh no, Man.. itu akan sama-sama menjadi pilihan yang menyakitkan. Bukan hanya menyakiti jiwa kalian, utamanya akan menyakitkan buat orang terdekat kalian.

 

Lalu adakah cara melupakan mantan pacar? Here are some tips , mungkin a little bit hard, sharp & straight way. But it works, anyway.. :

1. Selama kita masih punya keluarga, sahabat, atau teman dekat sebisa mungkin hindari curhat-curhat dengan mantan pacar. Dengan alasan untuk menjaga tali silaturahmi, kadang-kadang banyak orang yang tetap berhubungan sebagai teman walaupun sudah tidak berpacaran lagi. Dan ketika bermasalah dengan pasangan yang sekarang, biasanya berusaha mencari tempat curhat yang lain, yaitu teman dekat atau bisa juga mantan pacar.  Iya kalau masalah bisa selesai. Lha kalau ternyata bikin masalah baru?

2. Jangan berusaha untuk menghubungi mantan pacar , baik lewat telepon, SMS, chatting maupun e-mail. Sebaliknya abaikan juga semua telepon, SMS, chatting dan e-mail darinya. Sangat tidak adil jika kita masih mengirim SMS kepada mantan, sementara kita sudah memiliki orang yang sangat kita kasihi.

3. Tidak perlu menyimpan benda-benda kenangan masa lalu, foto atau benda-benda lain yang pernah diberikan sang mantan kepada kita. Karena ketika benda itu masih dekat dengan kita, pasti kita akan mengingatnya terus.

4. Usahakan jangan datang ke tempat-tempat yang pernah kita kunjungi bersama mantan pacar , sebab hal ini justru bisa membuat kita kembali teringat padanya.
“Eh gue pernah mojok di sana, di bawah pohon mengkudu” , atau “di sana tempat kita makan bareng, gue melulu yang bayarin”, hehehe.. itu misalnya.

5. Hapus profil mantan dari facebook, friendster atau situs jejaring sosial kita. Bukannya apa, yang namanya ikut situs pertemanan seperti itu kan semua kegiatan kita & mantan yang ditampilkan akan selalu terlihat. Nah bukan tidak mungkin, kita akan memberikan komentar di situs mantan dan inilah yang menjadi “bibit penyakit” bagi kita. Mending kalau semua komennya netral, tapi kebanyakan tanpa disadari pasti salah satu ada yang menjurus-menjurus ke kenangan masa lalu.

6. Saatnya untuk konsentrasi kepada orang yang jauh lebih peduli kepada kita (baca : keluarga/sahabat).  Jika Anda sekarang masih single, mungkin saja akan ada orang yang dapat mencintai Anda secara lebih pantas.. 😉

7. Banyak diantara kita yang berdalih sekarang hubungan dengan mantan sekarang hanya sebatas teman baik, sahabat. Sering saya dengar,  “we’re a good friend now”. OK, persoalan akan menjadi lain kalau hubungan pertemanan itu diketahui oleh pasangan masing-masing. Kalau hubungan pertemanan itu diketahui oleh pasangan masing-masing & pasangan masing-masing sama sekali tidak keberatan dengan hubungan pertemanan itu, ya tidak masalah. Tapi pada kenyataannya, hubungan pertemanan dengan mantan pacar selalu disembunyikan dengan dalih menjaga perasaan pasangan yang sekarang. Akibatnya ketika pasangan yang sekarang mengetahui hubungan pertemanan tersebut, dia pun bisa menjadi lebih marah. Tidak ada seorangpun yang mau hubungannya di ganggu. Jadi sebaiknya mulai lupakanlah dalih ” teman baik” itu.

8. Menempatkan posisi kita ke dalam posisi orang lain. Coba saja kalau ternyata pasangan kita yang sekarang ternyata masih juga berhubungan dengan mantan pacarnya, apakah kita tidak akan cemburu? Kok kayanya tidak mungkin ya. Orang-orang yang masih ingin berhubungan dengan mantan pacarnya sebaiknya berkaca pada diri sendiri dan menyadari apakah dia sendiri akan rela apabila hal seperti itu terjadi padanya.

 

Yang namanya mantan hanyalah sekedar kenangan masa lalu. Kita hidup di masa sekarang. No more “if supposed”, “if only”, “kalau saja”, “andai..” and etcetera, etcetera, etcetera.. Mengingat mantan pacar, menyendiri dan berlarut-larut hanyut dalam keadaan melankoli tentu bukan hal positif yang patut dilanjutkan.

 

Memang agak sulit, tapi semua bisa kita lalui kalau ada niat kuat di dalam diri & pikiran kita. Pendapat, saran, opini sebagus apapun akan menjadi sebatas sampah ketika dari kitanya sendiri ga ada niatan untuk itu.

 

Jangan pernah membawa kenangan masa lalu ke dalam hubungan masa depan Anda, karena hanya akan menyebabkan rasa sakit untuk orang-orang yang Anda kasihi ..

 

 

[devieriana]

 

 source gambar dari sini

 

 

Continue Reading