Belajar Dari Liu Wei..

Selalu merasa kurang, terlihat lebih buruk daripada yang lainnya, merasa lebih rendah & selalu merasa kurang puas adalah sifat manusia. Tidak ada makhluk yang sempurna di dunia ini. Dibalik kesempurnaan yang terlihat pasti ada kekurangannya. Karena terlalu seringnya kita melihat ke atas kadang kita lupa bahwa di luar sana ada banyak orang yang jauh lebih tidak beruntung dibandingkan dengan kita.

Bersyukurlah bahwa oleh Tuhan kita masih diberikan anggota badan yang lengkap, sehat, tak kurang suatu apapun, dan masih bisa beraktivitas seperti biasa. Bagaimana jika kita menjadi orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti Liu Wei? Seorang pemuda berusia 23 tahun yang harus rela kehilangan kedua tangannya sejak dia berusia 10 tahun setelah ia menyentuh sebuah kabel listrik saat bermain petak umpet. Setelah 45 hari dia mengalami masa kritis sampai akhirnya dia menyadari bahwa mau tak mau dia harus rela kehilangan kedua tangan untuk selamanya.

Liu Wei sangat frustrasi & merasa tak berguna, apalagi jika mengingat mimpinya menjadi seorang pianis. Bayangkan, perjalanan hidupnya masih sangat panjang, belum sempat dia mewujudkan mimpinya untuk belajar piano & menjadi seorang music producer, dia harus kehilangan tangannya di usia yang masih sangat belia. Bagaimana mungkin dia bisa meraih mimpi-mimpinya jika dia harus kehilangan anggota tubuh paling vital untuk menjadi seorang pianis? Hanya ada 2 pilihan, antara apakah harus menyerah begitu saja pada nasib & membiarkannya bermuara pada sebuah kisah yang entah berujung kemana, atau tetap akan memperjuangkan mimpi-mimpinya?

Tuhan memang Maha Adil, dibalik setiap musibah pasti ada keberkahan yang tersimpan. Ternyata Tuhan tidak mengizinkan Liu Wei menjadi sosok pemuda rapuh & tidak percaya diri. Dengan dukungan orangtuanya dia akhirnya tumbuh menjadi pemuda yang percaya diri.

“My mom keeps tell me, “you’re nothing different” just some people use hand but I use my feet. My mom don’t expect me become successful, just hope I can be healthy & happy. But in my perspective, I have to be successful. My object to be here is getting first 3. So my mom could be proud of me..”

Liu Wei mulai mandiri & pelan-pelan berusaha mewujudkan mimpinya. Tidak ada tuntutan apapun dari keluarganya. Keinginan yang menggebu-gebu itulah yang akhirnya membangkitkan semangat untuk mulai belajar bermain piano dengan menggunakan jemari kakinya sejak usia 19 tahun. Tentu bukan sebuah hal yang mudah ya. Karena kita saja yang normal & berfisik lengkap belum tentu bisa bermain piano dengan sempurna, apalagi yang fisiknya tidak lengkap.

“For people like me, there were only two options. One was to abandon all dreams, which would lead to a quick, hopeless death. The other was to struggle without arms to live an outstanding life”, ujarnya di depan dewan juri “China’s Got Talent”.

Beruntunglah dia tetap memilih opsi yang kedua, tetap berjuang walaupun harus hidup tanpa kedua tangan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Hidup bisa berubah kapan saja, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hitungan detik ke depan. Life is such a fragile thing, in couple seconds you can just lose it..

Selalu bersyukur untuk segala apa yang telah diberikan Tuhan, apapun bentuknya, karena kita tidak pernah tahu apa rencana-Nya dibalik segala keberhasilan & kegagalan yang kita lalui, pun untuk kesedihan & suka cita yang kita hadapi. Tetap berusaha & yakin dengan kemampuan diri sendiri.

Oh ya, satu lagi, keep on chasing your dreams.. 🙂 :-bd

[devieriana]

Continue Reading

Yiruma : Romantic Melody

Yiruma, sebuah nama yang mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian dari kita ya? Tapi siapa sangka kalau sebenarnya dia sudah cukup dikenal di luar sana. Kepiawaiannya mengolah nada menjadi sebuah alunan musik yang cantik membuat namanya melambung & album garapannya terjual laris manis di benua Asia, Amerika dan Eropa.

Yiruma adalah seorang komposer muda lulusan The Purcell School of Music, London. Lahir di Korea, tanggal 15 Feb 1978. Pernah memiliki kewarganegaraan ganda, UK dan Korea, tapi akhirnya sih memilih jadi warga negara Korea. Yiruma sudah mulai bermain piano sejak usia 5 tahun. Bayangkan 5 tahun sudah pinter main piano, saya dulu usia segitu masih mainan karet gelang, bekel, sama congklak.. ;)).

Lagu-lagu ciptaannya sangat melodius, peaceful & romantis. Di youtube hampir semua videonya sudah dilihat oleh lebih dari 2 juta sampai 6 juta orang. Tak heran kalau banyak yang kagum, permainan pianonya yang terkesan biasa saja tapi ternyata sangat menakjubkan. Nggak neko-neko tapi menenangkan banget, karena dia memainkan musik dengan hatinya.

Coba saja dengarkan saja lagu yang satu ini, Love Me :

atau River Flows In You :

Saya langsung jatuh cinta ketika mendengarkan lagu-laguya untuk pertama kali. Jatuh cinta sama gaya bermusiknya yang sederhana tapi indah itu. Ah selera saya memang gado-gado banget sih, nggak ada patokan saya senengnya sama musik apa. Seperti yang pernah saya ceritakan disini. Walaupun selera musik yang saya suka itu sebenarnya yang semi rock macam David Cook – Always Be My Baby, Incubus – Drive, atau musik-musik macam yang jadi OST-nya Smallville dan musik-musik sejenis mereka gitulah, ngerti maksud saya kan? ;). Pokoknya yang nggak yang perempuan-perempuan banget gitu. Tapi nggak menutup kemungkinan kalau nantinya ada jenis musik yang terdengar catchy kayanya saya bakal suka juga *plin-plan* :)) . Intinya sih nggak menutup kemungkinan berbagai genre musik kecuali underground, soalnya nggak ngerti sama musik & bahasanya.

Jadi baiklah, selamat menikmati keindahan musik Yiruma. Mumpung lagi hujan deres diluar. Monggo kalau mau nyakar-nyakar jendela biar semakin menjiwai lagu ini. Saya mau ngemsi dulu di Sekretariat Militer, ada acara pelantikan di gedung sebelah *dadah-dadah* Begini ini kalau ide posting datangnya tiba-tiba, daripada ide terlanjur hilang & terserang males lagi mending saya posting duluan 😀 —-> jangan ditiru ya, harusnya kerja dulu baru ngeblog. Ini ngeblog dulu baru kerja. Heyyaaahh! \m/

[devieriana]

gambar pinjam dari sini

Continue Reading