My Online Friendship ..

 

Ni sekedar mo cerita aja ya.. benernya ga penting-penting banget juga sih.. hehehe … 

 

Entah kenapa sejak saya suka blogging saya jadi punya banyak banget teman baru yang  awalnya cuma ikut komentar di blog,  entah itu komentar yang serius, iseng atau just nge-junk alias nyampah.. komen yang superduper OOT alias ga nyambung tapi lucu..

 

Di situs sebelah aja saya sudah punya beberapa rekan se-”sakit jiwa”.. soulmate banget . Kadang untuk blog yang dibahas seriuspun bisa jadi “rusak” kalo yang komen kita-kita.. – eh, kita? –  . Sampai gara-gara kita pernah komen “nyampah” di salah satu blog , yang punya blog sampe ikut komentar  :

heh, yok opo seh arek2 iki .. iki blog serius, blog romantis.. kok iso dadi menclek nangdi-nangdi seh?”

(artinya : “heh, kalian itu gimana sih, ini blog serius, blog romantis, kok bisa kemana-mana sih?”, red.)

 

 

Dasarnya sih saya oranya emang love joking, trus ketemu sama teman yang juga suka guyon.. chemistry konyolnya “dapet” banget.. udah deh sampe sekarang..   . Kalo reason pastinya kenapa kita jadi begitu “soulmate” sih ga tau juga ya.. Entah apa karena kita sama-sama orang Jawa Timurnya, atau sama-sama pernah di Malang, atau emang sudah error dari sananya..  . Tapi kalo udah guyon ala ludruk atau istilahnya Kartolo-an (pelawak tradisonal Jawa Timur) pasti langsung nyambung..

 

 

Kadang suka ketawa sendiri di clusterku kalo baca blog mereka, dari yang ngerjain ngaku-ngaku mo kawin padahal enggak (dah gitu di blognya namaku disebut-sebut pula.. ) , trus soal pengakuan arti sebuah nama (gara-gara si empunya blog ngiri pengen punya nama yang lebih keren & panjang akhirnya dia dikasih tambahan nama ama pembokatnya.. Pengen ketawa ga sih ma nama berikut ini : “yola lawita damayanti jenius siti plekenut” .. huahahaha.. saya asli ngakak sendiri di cluster nih.. ), sampai komen yang bikin komentator lain jadi kheki lantaran selalu ngaku punya pacar anak teknik (semua anak teknik ngakunya dipacarin, anak teknik mesin, teknik elektro, teknik kebidanan, teknik kedokteran, hehehehe.. )

 

 

 

Hmm.. ada-ada aja temen-temenku ini.. But seaneh, sekonyol, sekocak, dan seterlihat bodoh apapun mereka .. I love them a lot.. 

 

 

Continue Reading

Untukmu Mama..

stasiun

She was there at the beginning
When the world was new to you –
She was there to turn to happy times
Those when, you were hurt or blue..

She was there to listen to your thoughts
And when you asked, to give advice –
She was there to tell you, “Those don’t match!”
Or, “Hon, you sure look nice.”

She was there with you at nighttime
To help you say your prayers _
She was there to tell you, “It’s alright.”
When you had a dream that scares..

She was there at morning time
To get you up and out of bed –
She was there when you didn’t feel good (or did)
To say, “You’d best stay home, instead.”

She was there when you were hungry
And when you had those dirty clothes –
She was there when you needed her
(How she knew? Only heaven knows.)

She was there at the beginning
And she’ll be there your whole life through –
She’ll be there in your mind and heart
Just like a mother is supposed to do..

The kindest face I’ll ever see,
The kindest voice I’ll ever hear.
The one who cares the most for me
Is my own mother dear..

All through the year
I’ll try to do
The things that show
My love for you.
And not be happy just to say,
“I love you, Mother,” on Mother’s Day…


🙂


Continue Reading

Nights In Rodanthe

nights_in_rodanthe

Niat awal mau nonton Journey to the Center of the Earth (3D Film) yang hanya diputar di EX Plaza XXI ma Plaza Senayan XXI dengan kacamata khusus 3D ini , tapi berhubung sudah terjual habis & harga tiketnya termasuk diatas rata-rata, jadilah saya & suami nonton film bergenre romance yang dibintangi oleh Richard Gere & Diane Lane yang berjudul Nights in Rodanthe.

Dari judul & poster filmnya saja sudah bisa ditebak kalau filmnya romantis banget (resensi berdasarkan poster ). Dasar sayanya yang cengeng, ada saja di bagian film ini yang bikin saya mendadak menangis bombay, terharu gitu.

Kurang lebih ceritanya seperti ini :

Adrienne Willis (Diane Lane) memutuskan untuk mengasingkan diri di sebuah kota kecil bernama Rodanthe setelah merasa bahwa rumah tangganya gagal total. Ia kemudian menerima tawaran salah seorang temannya untuk merawat penginapan kecil miliknya di sana.

Adrienne berharap dapat menemukan ketenangan jiwa agar bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya terhadap pernikahan yang telah ia jalani bertahun-tahun. Adrienne merasa tak mampu lagi menghadapi suami dan putrinya yang seolah-olah selalu berada di sisi yang berseberangan dengannya.

Tak lama kemudian, seorang pria bernama Dr. Paul Flanner (Richard Gere) datang untuk bermalam di penginapan yang dijaga Adrienne. Dr. Paul Flanner datang ke Rodanthe membawa misi untuk berbaikan degan putranya yang telah lama meninggalkannya.

Ketika terjebak di tengah badai yang datang tiba-tiba, keduanya lantas menemukan apa yang selama ini mereka idamkan. Kehidupan asmara yang tak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka.

Film ini sebenarnya cukup menarik untuk sebuah film romantis. Suasana romantis yang dibangun dengan cara ‘mengisolasi’ kedua tokoh utama ini dari dunia luar memang berhasil. Apa lagi dengan kualitas akting dari aktor dan aktris papan atas seperti Diane Lane dan Richard Gere. Masih ditambah dengan pengalaman mereka berdua sebagai pasangan asmara dalam dua film sebelumnya, COTTON CLUB dan UNFAITHFUL.

Di samping suguhan kisah asmara yang romantis, film hasil arahan sutradara George C. Wolfe ini juga menawarkan pemandangan alam yang memanjakan mata. Hamparan pantai luas yang sunyi menambah kesan romantis yang memang ingin ditonjolkan sang sutradara. Sumpah, pemandangannya bagus banget :-bd

Namun ada beberapa hal yang kadang terlupakan saat sang sutradara sudah mulai fokus ke satu hal. Dalam film ini yang tertinggal adalah logika. Misalnya saja soal badai yang tak pernah disebutkan namanya, atau bagaimana badai yang kuat itu tak mampu merobohkan penginapan kecil yang sekilas terlihat tak begitu kokoh. Keputusan kedua tokoh ini untuk tetap bertahan di kota kecil Rodanthe meski sudah ada peringatan bahwa badai akan datang juga terasa sedikit dipaksakan. Hmm.. Tapi ya sudahlah.. 😀

Namun bila kita termasuk orang yang gampang terhanyut suasana romantis yang memang jadi suguhan utama film ini, kita pasti tak akan terlalu memperhatikan penyimpangan dari logika tadi. Terlepas dari logis atau tidak, film berdurasi kurang dari 100 menit ini memang layak ditonton..

Kalau bicara tentang pesan moral, ada 2 hal yang bisa saya ambil disini  :
1. Meminta maaf terkadang perlu dilakukantanpa peduli apakah kesalahan yang telah kita perbuat itu sengaja atau tidak. Tapi buat sebagian orang, meminta maaf sama halnya dengan mengesampingkan ego. Tidak semua orang sanggup melakukannya.

2. Terkadang kita ada saatnya menyerah kepada takdir. Manusia boleh berencana, namun Tuhanlah yang menentukan..

[devieriana]

gambar dari sini

Continue Reading

Facebook..

facebook

Heran dengan fenomena baru yang lagi “happening” banget.. Facebook.. Ga tau kenapa orang-orang jadi demam facebook dimana-mana.. Tiap kenalan pasti yang ditanya, “punya Facebook ga?”. Ya untungnya sih saya udah punya dari kapan hari sejak belum booming… heehhehe *gak penting..  *

Mungkin masa kejayaan Friendster sekarang udah tergantikan dengan si Facebook ini ya. Kalo dulu pasti tanyanya, “punya friendster ga?”. Dan bisa dipastikan semua pada punya account biar dibilang eksis & update, hehehehehe… Gara-gara Facebook sampe ada temen yang posting di shoutoutnya, “seberapa banyak Facebook menyita waktu anda di internet, tuliskan dalam persen”.

Hasilnya :

* Waah…byk mas! Yg jelas jam tiduuuur…berkurang, Hiks!

* Another survey ! FB is almost take 50% of my 24 hours life…..!!!!

* Wah ud kyk kesurupan niy hehe…

* buka facebook setelah jam kerja , mau pulang masih macet jadi nunggu jalanan lancar , so pulang malem jangan dikira lembur ….he..he..he..
* Loss 20% jam tidur.. but, gain 100% for golden memories.. meureun….

* mgkn sktr 80%.. Mw’a c online 24 jam,, tp si laptop kayak’a bisa teriak gara2 kepanasan,, hihihi..

* Another survey ! FB is almost take 50% of my 24 hours life…..!!!!

* Kalo waktu aktif sekitar 20-25%, tapi kalo yang pasif (cuman idle) ya sekitar 40-50%…
Apa ada nanti ada manajemen perencanaan facebook?hehe…

* Emang tambah banyak sih. Tapi FB hanya sebagai appetizer. Selanjutnya difollow up sama mail, sms, telpon.

kalau saya nih : “FB itu benernya sama aja kaya another social networking site.. lama-lama juga bosen.. Pasti suatu saat ada titik jenuhnya.. ”

So.. seberapa pentingnyakan si Facebook ini dalam kehidupan bersosialisasi kalian?

Continue Reading

Aku mau jadi selebriti ..


“kalau sudah besar mau jadi apa?”

…..

Waktu masih kecil kita pasti sering medapat pertanyaan seperti itu kan? Itu pertanyaan sekitar 20 atau 30 tahun yang lalu kali ya (berasa tua banget nih). Mungkin kita juga pernah menjawab, “pengen jadi dokter”, “aku mau jadi insinyur”, “aku kepingin jadi guru..”

Tapi coba sekarang ulangi dengan pertanyaan yang sama ke anak tentangga, keponakan, atau anak Anda sendiri (buat yang sudah berputra) yang kira-kira menjelang remaja atau ABG gitu. Mereka akan dengan “lihai” menjawab, ingin menjadi artis, bintang sinetron, penyanyi, atau model. Intinya jadi seorang pesohor alias selebriti deh. Oke deh tidak semua.. :mrgreen:

Coba lihat kalau pas di tv ada acara pemilihan calon miss apa, atau bintang apa, atau model apa, pasti dibanjiri ribuan peserta. Bahkan mereka sampai  rela berpeluh-peluh mengantri untuk ikut audisi. Stars are not born, they are created. Pernah dengar kalimat itu? Ya, itulah fenomena yang marak di masyarakat kita..

Istilah selebriti sendiri berasal dari kata celebrate yang berasosiasi kehidupan meriah, glamor, seksi. Nah, bagi anak muda, jadi selebriti itu suatu “profesi” yang mengasyikkan karena inilah jalan termudah & tersingkat untuk dikenal & dipuja orang, sering muncul di media massa, punya harta berlimpah ruah. Kenapa ya anak-anak sekarang lebih suka jadi selebriti? Apa karena lebih gampang cari duitnya?

Kenapa mereka tidak memilih jadi dokter? “Yah, ini sih profesi yang gak seksi..”  . Selain “tua” di laboratorium (karena sekolahnya tahunan), begitu luluspun mesti mulai dari nol lagi. Belum lagi mesti menjalani dinas PTT di daerah-daerah terpencil. Katanya, di salah satu majalah yang saya pernah baca, kalau dihitung-hitung, penghasilan seorang dokter baru mungkin hanya setengah honor seorang bintang sinetron ABG. Intinya sih profesi artis bisa mengubah from “zero to hero..”.

Bener gak sih? Bukan saya ngiri lho ya :mrgreen: . Ya kalau saya sih sudah ketuaan ikut-ikutan kontes-kontes kaya begitu.. 😆 . Wong gak jadi artis aja tiap bulan pasti dimintain tanda tangan kok…
*nyisir poni*

Tanda tangan BAST buat ke supervisor saya..

[devieriana]

Continue Reading