Let's the music play ..

i-thank-you-god

 

 

Kadang kita bertanya dalam hati dan  menyalahkan Tuhan, “Apa yang telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua?” , atau “kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya?”,  “It’s not fair!! Just not fair! “

 

Here is a wonderful explanation  🙂

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota. Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata ….

“Tentu saja, I love your cake.”

“Nih, cicipi mentega ini,” kata Ibunya menawarkan.
“Cuuih, Yaiks,” ujar anaknya.
“Bagaimana dgn telur mentah?”
“C’mon, you’re kidding me, Mom.”
“Mau coba tepung terigu atau baking soda?”
“Mom, semua itu menjijikkan.”

Lalu Ibunya menjawab,

“Ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu persatu… tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak.”

 

Tuhan bekerja dengan cara yang sama, seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dengan rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya. dan kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita.

 

Please bear in mind. Tuhan teramat sangat mencintai kita.. Apakah kita tidak menyadari bahwa Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi.  Dia mendengarkan setiap saat kita ingin bicara.. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya dan Dia ada di setiap tempat, bahkan di sudut hati kita… 

 

All you have to do is believe that whatever happen to you now is a part of His beautiful plan…

 

 

Continue Reading

Maaf, kalian siapa ya?!

arrogant

 

Gapping.. saya heran.. kenapa mesti ada gapping disini? membuat celah, membuat sengaja untuk berbeda, membuat status sendiri. Buat apa? Toh kita juga sama-sama sekantor, sama-sama kerja untuk mencapai one goal. Lalu kenapa mesti ada pembedaan?

 

Saya paling sebel kalau ada kelompok yang bikin gap sendiri. Arogansi yang jelas diperlihatkan oleh sebagian orang dengan cara menyebut status seseorang, “karyawan tetap atau karyawan kontrak?”. Penting ya menyebut status karyawan seperti itu? Toh Anda bukan pemilik gedung ini, Anda juga sama-sama karyawan disini, hanya bedanya Anda karyawan tetap, kami karyawan kontrak. Tapi apa lantas jika kami bekerja disini kami harus menyembah-nyembah pada Anda? Enggak kan? Kita hanya berbeda status diatas selembar kertas bu, mbak.. Selebihnya kita sama saja.

 

Apakah sekedar bertegur sapa atau bertukar senyum dengan kami ini bisa merugikan Anda secara finansial? atau jika Anda menyapa kami dengan ramah Anda takut bisa turun gaji & jabatan? Heran saja dengan type orang-orang semacam ini, kok ya masih ada.. Jika Anda di posisi kami & diperlakukan seperti itu pasti akan merasa kurang nyaman.

 

Saya terbiasa menyapa orang atau at least memberikan senyuman ketika saya berpapasan dengan seseorang di lingkungan kerja saya. Tidak peduli apakah saya kenal atau tidak.  Pun halnya ketika saya di pantry ketika ada beberapa karyawan yang sedang sarapan sementara saya ingin numpang nyuci gelas, pasti saya akan minta ijin & menyapa mereka. Tapi yang saya dapat memang tidak selalu seperti apa yang saya harapkan. Kadang sapaan saya bahkan senyuman saya hanya digratisin sama mereka. Ga pernah saya sakit hati, wong senyum itu ga bayar, saya juga ga dirugikan secara materi. Masalahnya ini ternyata tidak hanya terjadi dengan saya, tapi juga terjadi dengan teman-teman yaang notabene karyawan kontrak semua. Ada apa dengan status kami? Tanpa kamipun Anda juga tidak bisa bekerja secara maksimal. Toh selama ini kami bersikap sopan, tidak aneh-aneh. Pernah ada yang kehilangan HP di lt.8 yang di sindir siapa? ya kami.. Memangnya tampang kami ini type-type kleptomania ya? toh disini tersebar cctv dimana-mana, tinggal cek saja toh? nasib karyawan yang cuma “numpang kerja” ternyata seperti ini ya? Mengenaskan..  🙁

 

Soal Anda mau bertegur sapa dengan kami atau tidak itu memang hak Anda. Tapi merugikah Anda ketika Anda juga mau berbalas senyum & sapaan dengan kami? Kehidupan ibarat roda pedati, tidak selamanya Anda ada di atas, suatu saat ketika Tuhan berkenan bisa jadi Anda juga ada di bawah. Semoga kesombongan tidak tumbuh subur dalam hati Anda ya..

 

 

Continue Reading

jangan sebut AUTIS lagi ..

351x321autisme

 

 

Entah kenapa, saya kok selalu risih ya ketika mendengar seseorang yang bercanda dengan menggunakan kata “ah, lo diem aja sih kaya anak autis aja..”. Atau berbagai penggunaan kata autis lainnya yang bermaksud buat “becandaan” untuk mengibaratkan orang yang asyik dengan dunianya sendiri, entah lantaran kesibukan atau keasyikan tertentu.

Saya tahu tiap orang berhak bercanda dengan gaya & istilah apapun, tapi bagaimana jika yang mendengar lelucon kita itu adalah orang tua atau bahkan penyandang autisme itu sendiri? Tidak pernahkah kita ikut menjaga perasaan, berempati, ikut merasakan apa yang mereka rasakan jika memiliki keterbatasan seperti itu. Jangankan kata-kata autis, ejekan yang mengarah ke keterbatasan mental/fisik yang lain pun saya berusaha hindari.

Bersyukurlah bahwa kita diberikan kesehatan & kesempurnaan mental & fisik.  So, would you please stop calling autis to anyone arround you?

 

[devieriana]

 

 

Continue Reading

Aku Ikhlas Ya Allah ..

 

lavender-necklaces

 

 

Entah kenapa akhir-akhir ini Allah menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku dengan caranya secara tidak langsung.. Kadang kalo aku punya pertanyaan dalam waktu yang tak terlalu lama (dalam hitungan hari) Allah “menjawab”-ku.. Entah dalam bentuk tindakan, perbuatan, atau melalui orang lain yang seolah seperti sengaja dihubungkan ke arahku..

Subhanallah.. Apakah ini artinya Allah sayang sama aku ya?

Seperti beberapa bulan yang lalu ketika aku bertanya-tanya kenapa sih Allah memberikan pasanganku bukan dengan si A, si B, atau si C.. atau kenapa sih tidak semua manusia diberikan kebahagiaan, kenapa harus ada si miskin & si kaya, kenapa harus ada kesedihan & kegembiraan, atau kaya kejadian yang aku alami beberapa waktu yang lalu.. Sampe merinding aku kalo mengingat jawaban-jawaban pertanyaanku sendiri.. karena apa? jawabannya ga pake lama.. dalam hitungan hari langsung terjawab.. Subhanallah..

(related to this post : http://devi123.multiply.com/journal/item/95/Friday_Learning)

 

Seperti saat aku masih berduka karena kehilangan my beautiful baby girl Sophie beberapa waktu yang lalu, aku sempat bertanya.. “kenapa Engkau memanggil dia secepat itu? saat kami mulai merasakan kebahagiaan & mulai menyayanginya ya Allah..”

Dan .. ternyata Allah menjawabku melalui renungan berikut ini.. Sampe nangis aku bacanya..

 

*****

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah,sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.

 

Tapi… Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji: Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.  Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya :

 

“Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… ” Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.  Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten…

 

“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?” Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.”Terimakasih. .., Ibu”.

 

Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya.  Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya.  Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau…

 

Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya

 

“Anisa…, Anisa sayang ngga sama Ayah ?”

“Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !” 

“Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu…”

“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itu kesayanganku juga”

“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.

 

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi,

 

“Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah ?”

“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?”. 

“Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”

“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini..” Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain. Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk diatas tempat tidurnya.

 

Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam.  Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Dari matanya, mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya…

” Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?” Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya

 

” Kalau Ayah mau… ambillah kalung Anisa”  Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa.

 

Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih… sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…

 

“Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau” Ya…, ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

 

Demikian pula halnya dengan ALLAH. Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga,dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan.. . baik itu berupa barang/harta ataupun orang yang kita kasihi..

 

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena yakinlah bahwa ALLAH tidak akan mengambil sesuatu dari kita jika Dia tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

 

 

.. Ya Allah, maafkan aku.. sekarang aku udah ikhlas kok. .

 

 

Continue Reading

Malaikat Duniaku ..

Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkannya, ia bertanya kepada Tuhan :

“Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkanku ke dunia. Tapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah” kata si bayi..

Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu”

“Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagi saya untuk bahagia”, demikian kata si bayi..

Tuhan pun menjawab,, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu, akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”

Si bayi pun bertanya kembali, “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?”

Sekali lagi Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo’a”

Si bayi masih belum puas. Ia pun bertanya lagi, “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?”

Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan melindungimu bahkan dengan taruhan jiwanya sekalipun”.

Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi.. “

Dan Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. Walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu”

Saat itu surga begitu tenangnya. sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya, “Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti ?”

Tuhanpun menjawab,  “Kamu dapat memanggil malaikatmu…  IBU”

Kenanglah ibu yang menyayangimu.. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi..

Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu. Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit ?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah memohon maaf padanya yang selalu rindu akan senyumanmu. Jangan sampai kau kehilangan saat-saat yang kau rindukan di masa datang.

Ketika ibu telah tiada. Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita. Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia. Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya. Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya. Tak ada lagi. Dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya.

Kembalilah segera peluk ibu yang selalu menyayangimu. Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik untuk ibu..

dicuplik dari email seorang sahabat

[devieriana]

teruntuk Mamaku tercinta… makasih buat semuanya kemarin ya Ma.. perhatian & kasih yang tak putus-putusnya..

.. I love you..

.. I owe you much things in life my Dear Angel ..

Continue Reading