Pasanganmu Romantis? Saya, err…

Saya orangnya nggak romantis blas, cenderung suka yang gokil-gokil. Dulu saya juga nggak suka sama pria romantis, karena menurut saya (waktu itu), pria romantis itu tukang gombal *ngepel* ;)). Tapi sejalan dengan bertambahnya usia..tsaahh.. saya akhirnya pasrah pada kenyataan bahwa, sebenarnya saya itu butuh diromantisin dan saya sejatinya adalah perempuan yang romantis. Halaaaah.. :)).

Mantan-mantan saya dulu (eh kok kesannya banyak ya? Ah enggak kok, cuman 5..), juga kebetulan jarang ada yang romantis. Semuanya dalam kadar keromantisan skala 1 s/d 6 . Biasa aja. Sama seperti apa yang saya mau pada waktu itu. Sampai suatu hari ada salah satu penggebet (eh buset, bahasanya..) yang memberikan saya buket anggrek dan dua batang coklat Silverqueen yang kalau diterjemahkan (saya sampai iseng nyari artinya kalau cowok memberikan coklat itu artinya apa lho ;)) ) adalah : “saya ingin mengenalmu lebih jauh”. Saat itu yang saya rasakan justru geli, aneh, lucu, dan.. ya karena nggak biasa itu kali ya. Padahal temen-temen kantor saya udah “ciyah-ciyeh” melulu dari siang. Belum lagi pas pulang, saya kan naik angkot, kebayanglah saya bakal bawa-bawa hand bouquette nan eye catching begitu. Malah ada yang ngirain saya habis menang lomba.

Sampai rumah mama papa saya sampai heran, ini cowok mana yang kesambet sampai ngasih kembang sama saya. Berhubung bunganya bagus ya saya pajang di ruang makan (soalnya kalau di ruang tamu takut dianya GR kalau pas kebetulan main ke rumah saya. Padahal ya nggak pernah main. Ya sebagai langkah antisipasi aja. Ciih, ke-GR-an sangat :p), lagian juga sayanglah kalau dibuang ;)). Nah kalau coklatnya saya makan bareng-bareng sama temen-temen. Itupun pakai acara dilangkahin dulu, karena kata temen saya takut diguna-guna :)) . D’oh, parah sekali ya, jadi pengen mbakar menyan deh..

Suami saya apalagi, termasuk makhluk yang paling nggak romantis sedunia. Mungkin juga karena dia orang teknik ya, jadi nggak bisa & nggak biasa nyastra-nyastra gitu, walaupun nggak ada hubungannya juga antara orang teknik, suka nyastra, atau masalah romantisme ya. Karena menurut dia, rasa sayang/cinta itu tidak selalu harus ditunjukkan dengan kata-kata, tapi lewat perbuatan. Uhuk!! Hmm, ada benernya sih, walaupun sampai sekarang saya belum pernah tuh saya tiba-tiba dikasih kalungan kalung permata atau jari saya diselipin cincin berlian.. *dikeplak*. Lho, katanya lebih ke perbuatan kan? Saya menganggap dia romantis kalau habis gajian, momen ketika dia menyerahkan gajinya sama saya.. *eh* :)).

Gara-gara kebanyakan kumpul sama para “pujangga” blog dan social media, akhirnya jiwa romantis saya muncul dengan sendirinya. Sekali lagi bukan suami saya yang romantis ya, justru saya yang “ngeromantis”, halah ;)) . Yang dulunya nggak pernah nulis tentang sastra, mendadak mau belajar nulis tentang cara menulis dengan majas metafora. Yang dulunya cuma suka baca/ikut lomba baca puisi, sekarang sesekali bikin puisi tentang cinta. Tapi anehnya puisi saya lebih sering puisi patah hati, kenapa yah? :-/ . Lebih gampang aja gitu nulisnya. Ketimbang saya mesti harus merayu pulau kelapa, rasanya kok susah banget ya :((. Ah, berarti romantisnya saya masih tingkat basic, belum intermediate, pun advance :D.

Sampai suatu hari saya nanya ke suami saya :

Saya  : “kamu kok nggak pernah bilang I love you sih sama aku?”
Suami  : “emang harus diomongin ya?”
Saya  : “ya.. mbok ya sesekali gitu. Tapi, ya wis seikhlasnya ajalah, dibilang ya syukur, nggak juga nggak apa-apa deh..” *ngurek-urek tanah*
Suami  : *tertawa* “Cinta atau sayang itu nggak selalu harus diomongin atau diobral..”
Saya  : “ya kagak diobral kali, sesekali bilang lho nggak apa-apa, Bibo (panggilan saya sama dia karena saya selalu membayangkan dia adalah makhluk yang empuk  *dilempar elpiji* )
Suami  : “Aku suka bilang gitu kalau pas kamu udah tidur..”
Saya  : “lah, meneketempreng kalo aku udah tidur..”
Suami  : “ya emang, tujuannya biar ketempreng itu tadi.. Kamu kenal aku berapa lama? Udah tahu kan kalau aku nggak biasa dengan pengungkapan secara verbal. Nggak pernah bisa romantis. Kalau kamu nanya aku sayang apa enggak sama kamu, ya pasti aku bilang sayang kan?”
Saya  : “ya tapi kenapa mesti dipancing dulu? Mbok ya sesekali bilang  I love you kek, atau apa gitu..”
Suami  : “ya udah, I love you Kek..”
Saya : *hiyaaatt*

Ya begitulah kadang-kadang. Kalau soal pengungkapan perasaan secara verbal, suami saya paling nggak jago deh. Tapi pernah sih pas saya ulang tahun, dua tahun yang lalu. Dia yang dari kemarinnya udah bikin masalah dan bikin saya kesel, mendadak siang-siang kekantor nganter kue tart buat saya lengkap dengan lilin dan pisaunya (iya, soalnya emang sudah satu paket) <:-P . Simple, but.. nice :). Mau masih kesel ya gimana ya, lha wong udah disogok tart ulang tahun. Jadi ya, biar gondok (dikit) saya terima kuenya deh.. *pamrih*

Sebulan yang lalu saya request ke suami karena saya “kangen” dikasih bunga. Serius. Saya yang pecicilan ini mendadak pengen dikasih buket bunga padahal nggak ada hujan & nggak ada angin. Nggak tahu deh kerasukan apaan. Terserahlah mau dikasih buket bunga apa aja, pokoknya bukan buket bunga bangkai. Gara-garanya pas pulang saya lewat di Pasar Hias daerah Cikini yang tokonya banyak jualan buket bunga yang cantik-cantik.

Pulangnya saya langsung request dong, buat ulang tahun saya yang kurang 2 bulan lagi  :

Saya  : “Bibo, aku mau dikasih buket bunga dong. Nanti kalau aku ulang tahun aku mau dikirimin buket mawar atau apa gitu ya, ke kantor tapinya yah..”, saya mendadak kecentilan
Suami  : *meraba dahi saya dengan muka khawatir* “kamu nggak apa-apa kan ya?”
Saya  : “eh kenapa sih? aku tuh serius tau, nggak lagi ngigau..”
Suami  : “lah, trus kamu kenapa mendadak pengen dikasih bunga segala?”
Saya  : “ya gapapa, pengen aja, sekali-kali gitu Bibo. Kasih aku buket bunga ya.. Cewek tuh seneng lho kalo dikasih bunga ;;). Nanti ulang tahun nggak usah dibeliin kue tart juga gapapa deh, asalkan aku dikirimin buket bunga aja, ya.. ya..”
Suami  : “Halah sayang, ngapain sih? Aneh bener dah bini gue hari ini. Nih ya, ulang tahun itu beli yang bisa dimakan rame-rame sama temen dikantor gitu. Bunga kan nggak bisa dimakan, diliatin doang, paling-paling tar 2 hari juga udah bubar jalan itu bunga.. Kecuali kamu masih sodaraan sama Suzanna sih ya gapapa, tar aku beliin melati sekalian..”
Saya  : *pasang muka dingin*  “Bang, sate Bang.. seribu tusuk. Mentah juga nggak apa-apa..” :-w –> intonasi Suzanna waktu jadi sundel bolong

Jadi ya gitu deh.. Nggak tahu deh nanti pas saya ulang tahun beneran dia ngasih saya buket bunga atau enggak. Atau, mungkin ada yang mau ngirimin saya hand bouquette? @};- . Kalau iya ada yang ngasih, berarti.. kamu baik deh.. Sini, sini, akun facebook sama twitternya apa sih? Sini aku follow ;))

[devieriana]

Continue Reading

(Bukan) Negeri Dongeng

Disclaimer : tulisan ini diilhami oleh sebuah curhat seorang teman yang menurut saya inspiratif  🙂 .

Siapa sih yang waktu kecil nggak kenal sama cerita putri-putri cantik & pangeran tampan dari negeri Disney, macam Cinderella, Snow White, Beauty and The Beast, atau cerita-cerita dengan perfect ending lainnya? Sempat mikir nggak kalau cerita-cerita dongeng seperti inilah yang akhirnya “meracuni” otak perempuan untuk terus berkhayal tentang sosok sang Prince Charming? Mengkhayalkan hadirnya sosok lelaki sempurna yang keren, berkarir cemerlang, kaya, baik hati, rajin menabung, suka berkebun, berkemah, berlatih semaphore & tali temali? lah jadi Pramuka.. ;)).Saya aja dulu kalau nonton cerita putri-putrian yang endingnya romantis, happily ever after gitu suka dengan mulut ternganga, sambil khayalan terbang kemana-mana Maksudnya berkhayal saya yang jadi putrinya, trus nanti ada pangeran tampan yang bakal menikahi saya gitu.. Ya gapapalah namanya juga masih kecil ya, wajar. Lha kalau sekarang saya masih mikirin yang kaya begitu nggak nikah-nikah kali sayanya. Tapi bukan berarti kalau saya menikah karena nggak ada pangeran manapun yang mau sama saya ya. Ya memang iya sih.. *histeris*. Ya yang pasti karena sudah ada seleksi alam yang akhirnya menyatukan kita dengan seseorang.  🙂 .

Itu kalau khayalan perempuan ya, sedikit berbeda dengan kaum lelaki, mereka punya sosok ideal yang disebut “cantik” secara lebih real, bisa ditunjukkan keberadaannya dengan jelas seperti sosok siapa, contohnya Dian Sastro, Pevita Pearce, Luna Maya, Mulan Jameela atau ikon-ikon cantik lainnya. Tapi pada umumnya kaum lelaki jauh lebih realistis. Artinya, meskipun mereka punya atau memimpikan sosok ideal, tapi mereka sukup sadar kalau itu semua di luar jangkauan mereka. Dengan demikian mereka lebih pasrah dan mau menerima siapapun sosok yang lebih realistis untuk menjadi pasangan hidup mereka 😀 .

Logikanya, kalau dunia ini hanya dipenuhi oleh perempuan cantik dan lelaki tampan, semuanya sukses, kaya, dan  berkarir cemerlang, lha terus yang tidak cantik , tidak tampan, tidak punya karir cemerlang &  tidak kaya mau dikemanakan? Disuruh tenggelam aja di laut? Nggak kan? Ayolah, kita bukan hidup di negeri dongeng. Kadang kita jatuh cinta justru dengan orang-orang yang tidak sempurna, jauh dari sosok ideal kita dulunya. Nggak ada yang salah dengan cinta. Kita juga tidak mungkin menahan diri lantaran kita jatuh cinta dengan orang-orang yang bukan standar massa kan?

Hidup juga tidak selalu seperti cerita dongeng atau film Hollywood yang berakhir bahagia dengan dua tokohnya yang berciuman mesra. Hidup kita juga kan skenario film atau panggung broadway dengan peran-peran tertentu dan orang lain yang jadi penontonnya plus berhak me-rating apakah bagus, sedang atau jelek.

Orang lain kadang “menetapkan” tuntutan & standar tersendiri yang menjadi ukuran baik/buruk seseorang. layak atau tidak untuk menjadi pasangan kita. Tapi balik lagi, yang akan menjalani hidup selanjutnya kita sendiri juga kan? Jadi kalau memang kita sudah mantap, sudah merasa sesuai dengan calon pasangan kita ya go a head. Sekaranglah saat bagi kita untuk melepaskan diri dari “penjara” tuntutan- tuntutan atas hidup kita. Karena yang bertanggung jawab atas apapun yang terjadi dengan kita adalah diri kita sendiri. Apakah nantinya kita akan bahagia atau tidak bukan orang lain yang menentukan tapi kita sendiri.

Lagi pula, ukuran kebahagiaan bukan hanya diukur dengan fisik atau materi, kan? Fisik bisa luntur seiring dengan usia, materi juga bisa dicari kan? Kalau sudah rezeki nggak akan kemana-mana kok. Kan semua sudah ada yang mengatur, bukan? 🙂 . Jodoh adalah masalah waktu, someday you will meet a wonderful guy and get your very own happy ending. Every movie we see, every story we’re told implores us to wait for it. Saat seorang memang ditakdirkan untuk kita, dia akan datang dengan sendirinya tanpa diundang & kita rencanakan. Happiness is entirely a state of mind.

[devieriana]

Continue Reading

perfect guy : kenapa masih single?

george clooneyMau cerita dulu yah.. *sambil menata posisi  duduk*

Bisa dikatakan “ritual” tiap pagi saya adalah mendengarkan keluhan, “mamiii.. komputerku mati, ga bisa diapa-apain udah di ping, restart” tetep ga mau nyala..”, atau “mbaak, intelixku ga bisa download, upload failure melulu”, atau “mbak, astridku kok lemot ya?”. Ya begitulah keluhan anak-anak under saya. Belum sempat duduk, naruh tas & nafas, sudah dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan aduan seperti itu.. Ok, tak apalah, namanya emak ya harus sabar ya :). Ditampung dulu satu-satu nanti baru diadukan ke yang lebih pinter menangani masalah beginian, hehehehe.. (kirain diselesaikan sendiri, xixixi.. Hyaa jelas enggaklah, secara basic saya bukan IT. Tar malah meledak semua PC anak-anak saya. Halah..)

Karena seringnya saya berhubungan sama aplikasi-aplikasi error ini akhirnya ya harus berhubungan sama teman-teman IT. Seperti halnya tampilan para IT’ers lainnya, kebanyakan penampilannya santai, dandan alakadarnya, bahkan kadang kucel. Yah begitu pula tampilan si Abang ini. Satu sisi kalau dia lagi dikejar deadline bisa hanya ngomong sepatah-sepatah kalau ditanya & kesannya jutek (walaupun kadang keliatan banget usaha bersikap nice-nya). Tapi kalau sedang santai dia bisa jadi manusia yang lucu & menyenangkan ketika diajak ngobrol. He’s just human, isn’t he? wajarlah, hehehe..

Tadi pagi saya sempat ngobrol sama dia, “bang, kamu itu aslinya baik banget lho orangnya. Gitu kok ya belum ada cewek yang nyantol ya? Kemana semua perempuan-perempuan ini? Ada high quality jomblo disini kok gak ada yang nengok ya?”. Dia tertawa & langsung menyentil telinga saya.

Mmh, apa iya semua wanita disini hanya melihat seorang pria dari sosok/tampilan luarnya saja? Berarti sama dong seperti pria yang katanya makhluk visual? *ditampar bolak-balik* Atau memang wanita diam-diam juga melihat secara physical seorang pria ketika kenal pertama kali? Ya iyalah, namanya juga punya mata, Neng.. 😀 . Banyak lho pria yang secara otak dia pintar, fisik juga ok, pekerjaan mapan, tapi kenapa belum mendapatkan pasangan? Salahnya dimana? Social life, communication skill, approaching skill-nya, atau apanya ya? Jadi ingat salah satu episode take Me Out Indonesia nih.. Kalau tidak salah dia seorang manager usia 40 tahun, goodlooking, tapi sayang tidak ada satu wanitapun yang menyalakan lampu untuk memberinya kesempatan. What’s wrong with this guy.. or .. hey woman, what’s wrong with all of you out there?

Ok, tidak ada seorangpun yang sempurna. Kalau mau nyari cacat-cacatnya ya semua orang pasti punya. Apa sih kriteria lain yang dicari seorang wanita dalam diri seorang pria yang sudah bisa dikatakan almost perfect macam itu?

[devieriana]

gambar ngambil dari sini

Continue Reading

Dear mantan kekasih..

 

 

Tidak semua hubungan pasti berjalan mulus sesuai rencana. Yang namanya halangan yang menyebabkan gagal ke pelaminan pasti juga banyak. Tapi semua itu masih terbilang wajar, lumrah. Namanya juga bukan jodoh, mau bagaimana lagi? Realistis aja.. Sesuatu yang sudah kita relakan untuk dilepas sebaiknya itu tidak perlu diutak-atik lagi. Yang sudah jadi masa lalu ya biar jadi masa lalu. Karena jelas, bukan saja dia akan menjadi penyakit hati, tapi juga akan selalu menghantui, mengiringi setiap langkah kita (bahkan ketika kita sudah memiliki pasangan sekalipun). 

 

Banyak diantara kita yang terpaksa putus karena ketidakcocokan sifat & perilaku, ada orang ketiga, atau karena suatu sebab yang bukan disebabkan karena adanya pertengkaran antar pribadi, bisa jadi karena dijodohkan (jangan salah ya, jaman sekarang aja masih banyak yang kaya gitu lho). Ya jelas akhirnya jadi hal yang sulit untuk diterima oleh salah satu pihak (atau justru keduanya?). Nah yang bahaya adalah ketika “the flame” itu kembali muncul setelah sekian lama tidak bertemu & ketika bertemu, mulai berkomunikasi secara intens dan.. taraa “bara” itu menyala kembali. O’ow.. don’t try this at home.. Syukur-syukur kalau ketemunya masih sama-sama masih single. Nah kalau ternyata sudah sama-sama (atau salah satu)  punya pasangan lalu diam-diam bara itu menyala kembali? Apa bukan cari penyakit namanya?

 

Buat saya, orang-orang seperti ini kok seperti tidak punya masa depan ya.. Orang-orang yang terlalu sering melayangkan ingatan kepada memori yang ditinggalkan oleh hubungan yang sudah berlalu. Orang-orang yang masih merindukan mantan-mantan pacarnya ini, seringkali tidak menyadari bahwa mantan pacarnya sekarang sudah punya kehidupan yang lain. Sudah punya dunia baru yang diisinya dengan pasangan/keluarganya yang sekarang.

 

Come on.. get real. Don’t give a shit on that, guys, girls !! It’s your life, remember your family,  your  treasure ..

 

Go straight to yourself. Pilihan hidup mana sih yang akan kita prioritaskan jika kita yang masih single & dianya yang sudah double (atau sebaliknya)? Keluarga kita, keluarganya, atau kenangan masa lalu kalian? Kalau pilihan terakhir yang kita pilih, Oh no, Man.. itu akan sama-sama menjadi pilihan yang menyakitkan. Bukan hanya menyakiti jiwa kalian, utamanya akan menyakitkan buat orang terdekat kalian.

 

Lalu adakah cara melupakan mantan pacar? Here are some tips , mungkin a little bit hard, sharp & straight way. But it works, anyway.. :

1. Selama kita masih punya keluarga, sahabat, atau teman dekat sebisa mungkin hindari curhat-curhat dengan mantan pacar. Dengan alasan untuk menjaga tali silaturahmi, kadang-kadang banyak orang yang tetap berhubungan sebagai teman walaupun sudah tidak berpacaran lagi. Dan ketika bermasalah dengan pasangan yang sekarang, biasanya berusaha mencari tempat curhat yang lain, yaitu teman dekat atau bisa juga mantan pacar.  Iya kalau masalah bisa selesai. Lha kalau ternyata bikin masalah baru?

2. Jangan berusaha untuk menghubungi mantan pacar , baik lewat telepon, SMS, chatting maupun e-mail. Sebaliknya abaikan juga semua telepon, SMS, chatting dan e-mail darinya. Sangat tidak adil jika kita masih mengirim SMS kepada mantan, sementara kita sudah memiliki orang yang sangat kita kasihi.

3. Tidak perlu menyimpan benda-benda kenangan masa lalu, foto atau benda-benda lain yang pernah diberikan sang mantan kepada kita. Karena ketika benda itu masih dekat dengan kita, pasti kita akan mengingatnya terus.

4. Usahakan jangan datang ke tempat-tempat yang pernah kita kunjungi bersama mantan pacar , sebab hal ini justru bisa membuat kita kembali teringat padanya.
“Eh gue pernah mojok di sana, di bawah pohon mengkudu” , atau “di sana tempat kita makan bareng, gue melulu yang bayarin”, hehehe.. itu misalnya.

5. Hapus profil mantan dari facebook, friendster atau situs jejaring sosial kita. Bukannya apa, yang namanya ikut situs pertemanan seperti itu kan semua kegiatan kita & mantan yang ditampilkan akan selalu terlihat. Nah bukan tidak mungkin, kita akan memberikan komentar di situs mantan dan inilah yang menjadi “bibit penyakit” bagi kita. Mending kalau semua komennya netral, tapi kebanyakan tanpa disadari pasti salah satu ada yang menjurus-menjurus ke kenangan masa lalu.

6. Saatnya untuk konsentrasi kepada orang yang jauh lebih peduli kepada kita (baca : keluarga/sahabat).  Jika Anda sekarang masih single, mungkin saja akan ada orang yang dapat mencintai Anda secara lebih pantas.. 😉

7. Banyak diantara kita yang berdalih sekarang hubungan dengan mantan sekarang hanya sebatas teman baik, sahabat. Sering saya dengar,  “we’re a good friend now”. OK, persoalan akan menjadi lain kalau hubungan pertemanan itu diketahui oleh pasangan masing-masing. Kalau hubungan pertemanan itu diketahui oleh pasangan masing-masing & pasangan masing-masing sama sekali tidak keberatan dengan hubungan pertemanan itu, ya tidak masalah. Tapi pada kenyataannya, hubungan pertemanan dengan mantan pacar selalu disembunyikan dengan dalih menjaga perasaan pasangan yang sekarang. Akibatnya ketika pasangan yang sekarang mengetahui hubungan pertemanan tersebut, dia pun bisa menjadi lebih marah. Tidak ada seorangpun yang mau hubungannya di ganggu. Jadi sebaiknya mulai lupakanlah dalih ” teman baik” itu.

8. Menempatkan posisi kita ke dalam posisi orang lain. Coba saja kalau ternyata pasangan kita yang sekarang ternyata masih juga berhubungan dengan mantan pacarnya, apakah kita tidak akan cemburu? Kok kayanya tidak mungkin ya. Orang-orang yang masih ingin berhubungan dengan mantan pacarnya sebaiknya berkaca pada diri sendiri dan menyadari apakah dia sendiri akan rela apabila hal seperti itu terjadi padanya.

 

Yang namanya mantan hanyalah sekedar kenangan masa lalu. Kita hidup di masa sekarang. No more “if supposed”, “if only”, “kalau saja”, “andai..” and etcetera, etcetera, etcetera.. Mengingat mantan pacar, menyendiri dan berlarut-larut hanyut dalam keadaan melankoli tentu bukan hal positif yang patut dilanjutkan.

 

Memang agak sulit, tapi semua bisa kita lalui kalau ada niat kuat di dalam diri & pikiran kita. Pendapat, saran, opini sebagus apapun akan menjadi sebatas sampah ketika dari kitanya sendiri ga ada niatan untuk itu.

 

Jangan pernah membawa kenangan masa lalu ke dalam hubungan masa depan Anda, karena hanya akan menyebabkan rasa sakit untuk orang-orang yang Anda kasihi ..

 

 

[devieriana]

 

 source gambar dari sini

 

 

Continue Reading

Facebook & Hubungan Suami Istri

Facebook, situs jejaring sosial satu ini sudah memberikan dampak signifikan terhadap hubungan antar manusia. Bukan hanya anak muda, yang tua pun punya. Bukan hanya yang masih single, yang sudah menikah pun punya akun. Ibarat supermarket nih Facebook itu pesertanya komplit.. 😀

Nah yang sedang saya perhatikan adalah hubungannya dengan status relationship seseorang, khususnya yang sudah menikah alias suami-istri. Ada saja kejadian lucu yang saya perhatikan ketika “jalan-jalan” ke facebook teman. Entah apa maksudnya ya, tapi komunikasi mereka cukup intens di facebook, mulai komen di status, komen di postingan, tulis di wall, seolah mereka ingin seluruh dunia tahu apa yang sedang mereka lakukan, mereka komunikasikan ;). Termasuk ketika sang istri merajuk, lengkap dengan komen (rayuan) sang suami. Duh, ngakak saya bacanya :)) . Padahal mereka serumah lho. Masa sih mereka nggak bisa berkomunikasi secara lebih pribadi, via sms, telpon, atau email yang hanya bisa dibaca oleh mereka berdua, bukan untuk konsumsi publik?

Yang unik, bahkan sampai ada yang entah mengantuk atau sengaja, mungkin maksudnya mau tulis di private message ya tapi kok ya ndilalah terpampang di wall. Jadilah saya pagi-pagi membaca keluhan sang istri yang menceracau tentang suami yang sudah mulai berubah kurang hangat lagi.. ;))

Sampai suatu hari saya pas lagi di rumah berdua sama suami, pas sama-sama pegang laptop masing-masing nih (bukan mau pamer nih ya, yang 1 sebenernya minjem kantor suami soalnya buat dia kerja, katanya butuh RAM gede buat photoshop & master schedule. Begitulah.. :D). Nah iseng pas sama-sama buka facebook nih critanya. Iseng pula saya ngomong :

Saya : “mas, kamu kok ga pernah nulis di wall-ku sih?”

Suami : “emang buat apaan?”
Saya : “ya apa gitu, nulis apa kek, biar kaya orang-orang itu lhoo.. kan suaminya/istrinya suka nulis di wall masing-masing tuh..”   *sambil ngelirik suami yang sedang duduk membelakangi saya , sambil melet :p*

Suami noleh, saya pun mengkeret ..

“Hoalah yaaaang, ngapain sih, wong kita ya serumah, tiap hari juga ketemu, HP juga ada, ngapain juga tulis-tulis di wall? Biar di baca orang lain gitu? Wong kamu kalau butuh aku ya tinggal sms/telpon..”

Reaksi pertama ya jelas saya yang ngikik duluan… ;)). Pertanyaan iseng saya malah dapat jawaban yang cukup bagus untuk dipikirkan. Iya ya, kalau tiap hari ketemu, HP juga ada, kalau butuh ngomong ya tinggal pencet nomernya. Area pribadi & area publik kok rasanya jadi sedikit ngeblur sejak ada facebook ya? Begitukah? atau hanya perasaan saya sendiri? 😕

[devieriana]

Continue Reading