Dressed in Black by Chance : Neri Per Caso

Lama sekali saya tidak mendengarkan lagu-lagunya Neri Per Caso yang artinya Dressed in Black by Chance, atau ada juga yang mengartikan Black by Chain. Kenapa black? Karena tampilan fashion grup musik acapella asal Italia itu selalu berwarna hitam.

Kelompok ini terbentuk sekitar tahun 90-an dari kota kecil Salerno di Italia. Padahal acapella sendiri biasanya dinyanyiin oleh orang negro.  Pertama kali dengar lagu mereka Quello Che Vuoi, nggak pernah bosen sama dengarkan berkali-kali.. ;)) . Bukan hanya suara , tapi performance mereka dari dulu sampai sekarang stabil banget lho..

Saya bukan hanya tergila-gila sama suaranya, tapi juga.. uhuk.. personilnya :”>. Kangen dengar suara mereka lagi setelah sekian lama terlupakan. Sebenernya nggak terlupakan, hanya saja semua kaset & CD Neri Per Caso saya ada di Surabaya semua.

Mendadak tadi pagi saya “temukan” mereka dengan video klip yang digarap dengan (menurut saya) sangat artistik. Simple, tapi keren banget 😉 .

Judul lagunya What A Fool Believes, by Neri Per Caso feat Mario Biondi :

He came from somewhere back in her long ago
The sentimental fool don’t see
Tryin’ hard to recreate
What had yet to be created once in her life

She musters a smile
For his nostalgic tale
Never coming near what he wanted to say
Only to realize
It never really was

She had a place in his life
He never made her think twice
As he rises to her apology
Anybody else would surely know
He’s watching her go

But what a fool believes he sees
No wise man has the power to reason away
What seems to be
Is always better than nothing
And nothing at all keeps sending
him…

Somewhere back in her long ago
Where he can still believe there’s a place
in her life
Someday, somewhere, she will return

She had a place in his life
He never made her think twice
As he rises to her apology
Anybody else would surely know
He’s watching her go

But what a fool believes he sees
No wise man has the power to reason away
What seems to be
Is always better than nothing
There’s nothing at all
But what a fool believes he sees…

You guys, are awesome as always.. 😉

[devieriana]

 

ilustrasi dipinjam dari http://www.rockol.it/artista/Neri-per-Caso

Continue Reading

Selera Yang Menular

Boleh dibilang selera musik saya sangat gado-gado; karena segala jenis musik yang menurut saya terdengar catchy atau syairnya bagus bisa langsung masuk dalam list lagu favorit. Genrenya pun bisa bermacam-macam, tergantung mood & selera saya saat itu :D. Bisa dilihat sebagian  di sini , atau di sini ,dan masih banyak sederetan lagu yang bergenre musik yang berbeda jauh dari selera musik suami saya.

Berbeda dengan suami yang konsisten dengan koleksi lagu di jalur jazz (mulai yang sentimental romantic jazz, instrumental, sampai yang jazz banget). Hampir semua koleksi lagunya jazz atau instrumental yang mengandung saxophone atau lagu-lagu slow yang kalau didengarkan kapan saja masih bisa masuk & nggak ketinggalan jaman. Kadang kalau didengarkan dalam suasana syahdu bisa berasa seperti sedang makan di kafe-kafe yang romantis. Jangankan gitu deh, di suatu malam bertepatan dengan acara gathering temen-temen saya di salah satu villa di Puncak sambil menemani kita yang sedang mempersiapkan makan malam dia langsung memainkan koleksi lagu-lagunya. Asli, berasa lagi di mana gitu. Berasa lagi di Puncak, gitu ;))

Koleksi macam Dave Koz, Kenny G, David Benoit, Dave Grusin, Incognito, Earl Klugh, Lee Ritenour, Michael Buble, Barry White, Al Jarreau, Jammie Cullum nangkring dengan manis di rak CD, ipod, blackberry. Saya yang awalnya kurang peduli dengan selera dan koleksi musik suami saya lha kok sekarang-sekarang malah ketularan. Ringtone saya jadi jazz banget. Ya kalaupun iya sekarang jadi suka dengerin yang jazzy tunes, sukanya sama yang ringan-ringan sajalah, sama kaya dia juga. Nggak sampai yang jazznya ‘black’ banget, ilmunya belum sampai sana saya mah ;))

Salah satu lagu favorit saya yang adem banget buat didengerin malem-malem sambil hujan kaya gini, yang versi aslinya dibawakan bareng David Benoit – Know You by Heart. Tapi versi yang bareng  Jim Brickman juga ok banget lho, kaya gini:

atau ringtone saya, David Benoit – Watermelon Man yang tersohor  ini :

atau mau yang anak muda banget, Photograph – Jammie Cullum yang ini:

Kalau urusan musik mungkin masih bisa ketularan, tapi kalau sudah masalah hobby sudah masing-masing. Saya sibuk apa, dia ribet apa 😀

[devieriana]

gambar pinjam dari sini

Continue Reading

The Man That Can't Be Moved

Salah satu lagu yang selalu menemani saya dikantor kalau pagi, sebelum menghadapi setumpuk pekerjaan yang mengantri untuk diselesaikan satu-satu, selain James Morrison, Incubus, Dishwalla, David Cook, Peter Cox dan teman-temannya, plus secangkir kopi tentunya 😉 . The Script – The Man That Can’t Be Moved. Lagu yang sudah nggak bisa dikatakan baru lagi, tapi masih enaklah kalau buat didengerin pagi-pagi (menurut saya lho.. 😉  ).

Kalau yang biasa saya dengerin tiap pagi bukan yang versi unpluggednya sih. Berhubung yang di youtube untuk non unplugged (apa sih istilahnya?) nggak bisa di-embed jadi ya sudahlah kalian saya share yang versi unplugged-nya aja, sama-sama enak kok.

Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I’m not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
saying, “if you see this girl can you tell her where I am”

Some people try to hand me money, they don’t understand
I’m not broke I’m just a broken hearted man
I know it makes no sense but what else can I do
How can I move on when I’m still in love with you

Cuase If one day you wake up and find your missing me
and your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin maybe you’ll come back here to the place that we’d meet
And you’ll see me waiting for you on our corner of the street
So I’m not moving, I’m not moving

Policeman says, “son you can’t stay here”
I said, “there’s someone I’m waiting for If it’s a day, a month, a year”
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go

Cause If one day you wake up and find your missing me
and your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin maybe you’ll come back here to the place that we’d meet
And you’ll see me waiting for you on our corner of the street
So I’m not moving, I’m not moving,
I’m not moving, I’m not moving

People talk about the guy that’s waiting on a girl
There are no holes in his shoes but a big hole in his world

Maybe i’ll get famous as the man who can’t be moved
Maybe you wont mean to but you’ll see me on the news
And you’ll come running to the corner
cuase you’ll know it’s just for you
Im the man who can’t be moved

Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I’m not gonna move

[devieriana]

gambar dari sini

Continue Reading

Incubus – Drive

Salah satu lagu favorit saya yang hampir selalu berhasil membuat mood saya kembali  :D. Check this out, Incubus – Drive .

” Sometimes, I feel the fear of uncertainty stinging clear
And I can’t help but ask myself how much I let the fear
Take the wheel and steer
It’s driven me before
And it seems to have a vague, haunting mass appeal
But lately I’m beginning to find that I
Should be the one behind the wheel

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
With open arms and open eyes yeah

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
I’ll be there

So if I decide to waiver my chance to be one of the hive
Will I choose water over wine and hold my own and drive?
It’s driven me before
And it seems to be the way that everyone else gets around
But lately I’m beginning to find that
When I drive myself my light is found

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
With open arms and open eyes yeah

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
I’ll be there

Would you choose water over wine
Hold the wheel and drive

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
With open arms and open eyes yeah

Whatever tomorrow brings, I’ll be there
I’ll be there..  “

[devieriana]

gambar dari sini

Continue Reading

Sandhy Sondoro : Berkilau Di Negeri Orang

Saya mengenal nama Sandhy Sondoro sekitar tahun 2007 lalu ketika salah satu sahabat saya yang tinggal di Jerman “mengenalkan” Sandhy pada saya akan  kedahsyatan suaranya. Mengenalkan bukan saya kenalan langsung ya, tapi mulai sedikit meracuni telinga saya pelan-pelan. Sandhy who? Sempat mengernyitkan dahi. Kenapa sih teman saya ini getol banget mempromosikan si Sandhy. Mempromosikan dalam arti mengenalkan suaranya via website pribadinya. Ya okelah, saya dengerin dulu ya.

Oh My God.. suaranya bikin saya langsung merinding. Bukan karena suaranya mirip kuntilanak lagi ketawa ya..  Tapi suaranya itu lho megang banget! James Morrison sih lewat…. :p

Eerrr.. reaksi berlebihankah? Saya rasa tidak. Siapapun yang mendengar suara adorable macam punya Sandhy ini pasti komentarnya sama seperti saya kok.. 🙂

Banyak yang terkejut ketika pertama kali mendengar suara “rockige rauhe Stimme” atau serak-serak nge-rock milik mantan penyanyi kafe di Berlin ini. Begitu pula dengan dewan juri New Wave 2009 (ajang kompetisi bakat internasional di kawasan Eropa Timur). Siapa sangka kalau kontestan berperawakan mungil ini ternyata memiliki suara sekelas Rod Steward, Michael Bolton, Lenny Kravitz, dan dari Indonesia pula, karena daratan Eropa kurang percaya kalau orang Asia bisa punya suara semantap Sandy. Walau gaya menyanyinya si Sandhy ini ‘flummy’ (gaya si bola bekel yang mental-mental nggak bisa diem) tapi suara dia memang bagus & hampir semua juri mengaku sangat menikmati penampilan Sandy.

atau disini :

Ssndy sempat dijuluki oleh para musisi hitam di Jerman ‘Indo-Nigger’ lantaran suaranya yang begitu ‘black’ & jarang dimiliki oleh penyanyi Asia. Suaranya juga ‘pure’ (tidak diutak-atik mixer studio) & jernih,  tidak seperti penyanyi-penyanyi dadakan yang sering wira-wiri di acara tv kita akhir-akhir ini

Pria dalam rentang usia yang terbilang matang ini ternyata harus melalui hidup yang penuh lika-liku sebelum akhirnya dia mulai banyak dikenal banyak orang seperti sekarang. Kecintaannya pada musik & keharusannya menyambung hidup di kota hi-tech Berlin sambil menyelesaikan kuliah membuatnya harus menjalani hidup sebagai musisi jalanan, menyanyi dari kafe ke kafe, mengamen di Metro & di subway. Namun ternyata semua kesulitan itu berbuah hasil yang manis.

Kesuksesan itu justru berawal dari negara si Adolf  Hitler ini. Lagu yang cukup terkenal adalah Down On The Street, boleh dikatakan sebagai detail soundtrack kehidupannya sebagai penyanyi & pengalamannya ber-jam session dengan musisi-musisi Jerman.

Tak hanya menyanyi, kemampuannya menulis & mengaransemen lagu membuatnya menjadi salah satu musisi yang disegani di Jerman. Sangat menarik jika mengikuti perjalanan karirnya di jagad hiburan yang justru membuatnya lebih dikenal di negeri orang. Layaknya Anggun yang juga menjadi salah satu diva Internasional karena perjuangannya menjadi penyanyi yang cukup diperhitungkan di Perancis. Lalu Wisnu yang jadi salah satu finalis Norwegian Idol. Kini disusul Sandhy Sondoro.. Ah, makin bangga saya sama kalian 🙂

Kadang justru rasa nasionalisme itu muncul lebih kuat ketika kita jauh di negeri orang ya. Ikut bangga rasanya ketika ada anak bangsa yang bisa maju & mengharumkan nama Indonesia di negeri orang seperti mereka. So, who will be the next?  😉

gambar dari sini

Continue Reading