Makrempong

friendship

‘Makrempong’ adalah salah satu nama dari 10 grup whatsapp yang ada di handphone saya. Baru 10 grup? Ah, cuma dikiiit… Dibentuk pertama kali oleh salah satu teman sekitar bulan April 2015. Isinya pun cuma 11 orang, tapi ramenya mengalahkan puluhan orang yang ada di grup whatsapp lainnya. Kebetulan kami bersebelas ini teman satu angkatan ketika baru masuk di operator merah tahun 2004. Sejak awal dipertemukan di Surabaya, kami sudah mendadak akrab begitu saja, semacam sudah punya chemistry.

Kami ‘lulus’ dari operator merah sekitar tahun 2006. Sejak saat itu kami terpisah menjalani karir berikutnya di kota masing-masing. Ada yang ‘meneruskan’ di operator yang sama dengan beda bendera, ada juga yang menjadi PNS, ada yang menjadi staf di oil company, staf di hotel, menjadi guru, atau ibu rumah tangga. Sampai akhirnya salah satu dari kami berinisiatif membentuk grup watsapp, dan voilaa… jadilah grup bernama ‘Makrempong’, yang artinya emak-emak yang rumpi, bawel, dan rempong tentu saja. Eh, padahal 11 orang itu sebenarnya terdiri dari 10 orang perempuan, dan 1 orang laki-laki, tapi berhubung mayoritas adalah perempuan, jadilah 1 orang laki-laki itu kita anggap perempuan juga… *toyor para emak di grup*

Dari sekian banyak grup yang ada di handphone saya, ada 4 grup yang keaktifannya luar biasa. Luar biasa menghabiskan daya batere handphone, maksudnya. Mereka adalah whatsapp grup kantor, whatsapp grup SMA, whatsapp group SMP, dan whatsapp group ‘Makrempong’ itu tadi. Keempat-empatnya punya karakter yang berbeda-beda. Kalau di grup kantor isinya variatif, selain sebagai grup hore-hore juga bisa digunakan untuk koordinasi kedinasan. Kalau grup SMP dan SMA isinya hampir sama, ngobrol ngalor ngidul, dengan topik yang beragam, mulai serius sampai dengan OOT dan absurd. Sedangkan grup Makrempong walaupun sama-sama rame tapi sedikit beda. Bedanya ada di chemistry di antara kami bersebelas. Jiyeee…

friendship makrempongDi Makrempong, topik apapun bisa dibahas, mulai topik yang berat sampai yang remeh-temeh. Topik tentang keuangan, keluarga, parenting, pekerjaan, curhat tentang pasangan, pendidikan anak, soal tetangga yang menyebalkan, curhat soal pekerjaan, sampai tips dan trik bercinta pun ada. Intinya Makrempong adalah ruang untuk katarsis dan membahas topik yang all in!

Tapi dari sekian banyak grup yang saya ikuti, saya melihat Makrempong adalah grup yang isinya paling tulus. Mungkin karena anggota grupnya tidak terlalu banyak, jadi masing-masing bisa chat secara ‘personal’ di grup. Lagi pula kami juga sudah mengenal pribadi masing-masing sejak 11 tahun yang lalu jadi kami bisa jadi diri sendiri dan nyaman ngobrol tanpa harus jaga image. Intinya adalah toleransi, saling percaya, dan kasih sayang kami terhadap satu sama lainlah yang membuat pertemanan kami awet hingga saat ini.

Bahkan tak jarang, kalau sedang ada topik yang hangat, penting, dan itu memicu komentar para anggota grup, saya bisa ketinggalan hingga ratusan chat lantaran baru sempat mengecek handphone selang setelah sekian menit/jam kemudian. Kalau sudah ketinggalan sekian ratus chat begitu ya sudah, pasrah saja, kalau sudah senggang, baru deh saya sempatkan untuk scroll up membaca satu persatu chat yang masuk. Eh, padahal di grup lainnya saya belum tentu begitu, bahkan sering saya skip-skip saja.

Namanya saja grup yang isinya 11 orang yang punya kepala berbeda, jadi tidak selamanya kami isinya selalu happy, atau punya pemikiran yang sama dan sejalan dalam melihat sesuatu. Pasti adalah saat-saat di mana salah satu dari kami sedang labil, baper (sensitif), down, dan atau menjengkelkan bagi sebagian orang, entah itu karena bawaan PMS, stress di kantor, masalah di rumah, atau memang sudah saatnya menjengkelkan, hehehe. Tapi justru itulah yang seninya persahabatan. Kalau Makrempong isinya orang-orang yang emosinya lurus-lurus saja kok malah kurang seru ya. Perbedaan itu justru membuat persahabatan kami semakin berwarna.

Konon, katanya, kita bisa punya teman sampai puluhan hingga ratusan teman, tapi jumlah sahabat yang dimilikinya tak pernah melebihi jumlah jari di kedua tangannya. Entahlah, benar atau tidak. Tapi kebetulan yang ada di Makrempong ini kok jumlahnya pas, persis sama dengan kedua jari tangan saya ya… hehehehe…

“Family isn’t always blood. It’s the people in your life who want you in theirs. The ones who accept you for who you are. The ones who would do anything to see you smile, and who love you no matter what.”
– unknown –

[devieriana]

sumber ilustrasi dipinjam dari sini dan dokumentasi pribadi

Continue Reading

Dibalik tulisan tangan saya

Grafologi adalah seni membaca karakter tulisan tangan. Semirip-miripnya tulisan seseorang dengan lainnya pasti ada bedanya karena tulisan tangan seseorang itu khas. Dari tulisan tangan pula karakter dan kepribadian kita bisa terbaca. Ada yang menyatakan bahwa tulisan tangan disebut juga dengan tulisan otak sebab perintah gerak yang membuat tulisan itu berasal dari otak, bukan dari tangan.

Nah, kemarin, gara-gara saya ngambeg sama salah satu sahabat saya yang super sibuk, akhirnya dia “meluluhkan hati saya” (halah) dengan mau membaca karakter saya melalui tulisan tangan. Aheey!\:D/. Padahal kita sudah hampir 5 tahunan kenal dan (kayanya sih) sudah sama-sama tahu karakter masing-masing. Tapi tak apalah, hitung-hitung buat menebus kesalahan dia karena sudah nyuekin saya selama beberapa waktu karena kesibukannya itu. Halah.. ;)).

Berhubung sayanya di Jakarta, dan dia di Tangerang maka percakapan dilangsungkan via chat di gtalk. Pertama-tama saya diminta menuliskan tentang apa saja di selembar kertas HVS polos (jangan kertas koran), semakin banyak apa yang saya tulis semakin bagus. Saya diminta menulis pakai bolpoin yang biasa aja, nggak usah pakai yang mahal-mahal. Ya iyalah, saya mana punya bolpoin mahal sih. Blah! Menghina! [-(. Jangan lupa di akhir tulisan disertakan tanda tangan. Nah, nanti kalau sudah selesai, tulisannya langsung di-scan dan dikirimkan ke email dia.

Akhirnya saya pun mulai menulis dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tak terasa hampir 2 paragraf tulisan berhasil saya selesaikan, yang kalau dilihat-lihat tulisan saya itu lebih mirip tulisannya bebek ketimbang tulisan manusia..

Saya : udah aku kirim tuh, ternyata tulisanku kalau diliat-liat jelek ya 😐

Teman : OK, aku analisa dulu ya..

Saya : gaya deh bahasanya sekarang analisaaa.. ;))

Teman : kamu yang gaya, pakai di-convert ke pdf segala :p

Saya : ih itu otomatis tau! Trus, gimana? Apa yang bisa kamu baca dari tulisan tanganku?

Teman : yaelah, sabar dong, Bu. Ini juga baru mau dibaca.. ~X(

Saya : ah, bilang aja kamu mau buka contekan.. *nuduh semena-mena*

Teman : ih, kagaaaak! Serius nih, lagi mengamati tulisan kamu.. :-B

Saya : :> :p

Teman : sambil melihat apakah ada perilaku seksual kamu yang aneh.. :))

Saya : wooogh, emang bisa juga, ya? *mulai panik, mulai panik* 😮

Teman : hoho, ya bisalah.. Kenapa, lo? Panik ya? Panik ya? :p ;))

Saya : haduh, perilaku seksualku selama ini menyimpang nggak ya? :-s

Teman : hayoh loooh. Udah sana, sambil diingat-ingat gih, jangan-jangan beneran ada yang menyimpang, entah berapa derajat gitu.. :p

Saya : ih, kampret deh.. [-( . Udah, buruan!

Teman : hiiih, sabar Bawel! Lagi ditulis iniiiih… ~X(

Saya : :-w

Semenit. Dua menit. Tiga menit. Enam menit. Sepuluh menit. Lima belas menit. Triiing! Bebe saya pun akhirnya berbunyi, satu email saya terima. Kemunculannya bak suara oven toaster memunculkan roti panggang yang sudah matang. Saya dengan harap-harap cemas seperti sedang menanti kelahiran bayi, mulai membaca dengan seksama dari atas ke bawah. Ya iyalah masa mau dari kanan ke kiri, emangnya tulisan Arab. Mendadak senyum-senyum sendiri, kadang ngikik-ngikik sendiri. Sedikit surprise karena kok banyak benernya ;)). Ya setidaknya ada deh beberapa poin yang saya akuin iya saya banget. Tumben dia agak-agak jenius membaca karakter saya.

Mau tahu nggak hasilnya seperti apa? Tapi sengaja nggak saya tulis semua ya, saya rangkum aja soalnya panjang. Kalau saya tulis semua jadi terbongkar dong daftar panjang kejahatan kemanusiaan saya :-“. Ini dia hasilnya :

” Pengendalian diri kamu bagus. Seringkali kalau punya keinginan, cenderung “memaksakan” kehendakmu pada orang lain, tapi dengan cara yang diplomatis. Sadar keindahan. Punya jiwa bisnis. Ekspresif. Cukup well organized. Mudah bosan, tapi tetap punya optimis, ambisi yang bagus dalam mencapai tujuan, inisiatif dan proaktif yang baik. Mampu bekerja dalam tim. Bisa merespon ide baru, dan tidak gampang berkecil hati. Kamu sangat talkative, senang bicara, fasenya sudah tergolong gawat. Dapat memutuskan sesuatu dengan cepat dan terarah. Multi talented, bakatnya banyak. Bisa observasi dengan baik sebelum mengambil keputusan. Yang mengagumkan dari kamu, kamu dapat memutuskan sesuatu dengan cepat tapi tetap berusaha mendapatkan data yang banyak terlebih dulu sebelum memutuskan sesuatu. Nggak segan-segan untuk berbohong walaupun itu untuk kebaikan. Suka menolong orang lain. Pikiranmu kritis. Mampu berpikir cepat. Punya antusiasme yang besar. Cerdas, dapat diandalkan. Kemampuan sosial dan inisiatifmu baik. Terbuka banget orangnya. Punya cita-cita yang tinggi. Tidak punya masalah sex. Hubungan sosial bagus, dan ingin mempertahankan hubungan sosial yang sekarang sudah dimiliki… dst “

Alhamdulillah.. Nggak sia-sia deh saya nulis sampai jari minta di-makarizo. Sebagian sih benar. Sebagian besar saya baru tahu kalau saya ternyata begitu orangnya. Terutama pas dibilang talkative dan fasenya sudah cukup gawat :-s. Selama ini nyadar kalau saya orangnya cerewet, tapi stadiumnya nggak sampai parahlah, biasa aja gitu. Sebagian lagi, “ah sebenernya saya nggak gitu-gitu amat kok..”. Nggak gitu-gitu amat cerdasnya.. *sibakkan poni, benerin sanggul.

Tak lama setelah menerima email balasan, saya langsung merespon untuk bilang terimakasih dong sama sahabat saya itu.

Teman : hmm, ok.. trus gimana komentarmu? Berapa persen kebenarannyaa? 100%? Ayo cerita sama aku.. 😕

Saya : hahaha, aku nggak tahu harus berapa persen ngasih ukuran keakuratannya. Tapi kayanya sih antara 80% – 90% bener deh. Tumben pinter.. *puk-puk*

Teman : hmm gitu deh pasti. Kalau yang bagus-bagus aja dibilang bener. Tapi coba kalau aku kasih yang jelek-jelek pasti dibilang salah semua [-(. Itu sih belum seberapa, Neng. Tadinya mau aku kasih yang bagus-bagus semua. Bisa kuduga pasti tingkat prosentase akurasi yang bakal kamu kasih ke aku adalah 100%. :))

Saya : Eh siapa bilang itu nggak ada negatifnya? Ada dong, dan aku setuju dengan itu.. Tuh yang kamu bilang aku “talkative parah”, negatif kan? Serius aku baru tahu. Huhuhu, emang aku separah itu ya? Mesti bawa lakban dong kalau kemana-mana.. :-?. Terus, yang memaksakan kehendak, itu juga bener. Aku kadang suka begitu sih #-o

Teman : :-” *ngikir kuku*

Jadi begitulah.. Sedikit banyak saya jadi tahu siapa saya sebenarnya. Berasa jadi pahlawan pembasmi kejahatan nggak sih? >-). Ya walaupun jujur sampai sekarang sebenarnya saya lebih penasaran sama hasil psikotest yang dulu sering saya ikuti itu. Apalagi pas sesi menggambar orang, pohon, atau menggambar lainnya. Pengen tahu aja sebenernya saya pantes ikut lomba menggambar apa enggak, gitu.. :-B

*PLAAAKKK!!*

[devieriana]

Continue Reading

Pesta Blogger 2010

Pesta Blogger adalah acara tahunannya para blogger se-Indonesia. Pesta Blogger 2010 yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh ini diselenggarakan di Rasuna Epicentrum Walk pada tanggal 30 Oktober 2010, sebuah venue baru yang belum sepenuhnya rampung dibangun, tapi hampir 90% sudah siap digunakan. Setelah beberapa kali penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya saya selalu gagal ikut karena ada kesibukan ini itu, akhirnya tahun ini saya bisa ikut bergabung dan berpartisipasi :-bd \m/

Sebulan sebelumnya saya dan Astri “dilamar” moderator Ngerumpi untuk jadi narasumber mewakili komunitas ngerumpi.com di breakout session Pesta Blogger nanti. Entah apa yang jadi pertimbangan mereka memilih kami berdua sebagai narasumber, apakah karena kita berdua sama-sama cerewetnya ya? ;)). Tapi tak apalah, kami terima juga pinangan itu. Toh tema nya juga bukan hal yang baru buat kami, membicarakan komunitas sendiri. Jadi ya tak ada salahnya juga berbagi pengetahuan tentang komunitas yang seru ini ;;).

Jangan ditanya betapa ramai dan hebohnya acara ini. Berbagai komunitas tumplek blek dan terasa sangat akrab. Yang jelas saya cukup puas karena bertemu dengan banyak teman yang selama ini baru saya kenal di dunia maya, bisa bertatap muka langsung dan bahkan berasa sudah kenal lama, sudah seperti saudara, padahal baru ketemu ;)).

 

Kami diberi slot waktu oleh panitia mulai pukul 14.00 – 15.00 di Ruang Pulau Madura (lantai 3). Sempat mengira kelas saya bakal sepi, atau hanya akan diikuti oleh teman-teman komunitas ngerumpi saja. Ternyata, sungguh di luar dugaan, sodara-sodara. Pesertanya melebihi perkiraan saya. Yang awalnya saya pikir hanya akan dihadiri oleh teman-teman ngerumpi yang sudah hadir saja, ternyata banyak anak ngerumpi yang baru datang plus komunitas lain yang langsung bergabung. Terharu saya >:D< . Cinta sekali saya sama mereka yang sudah antusias menyimak kelas kami berdua.

Alhamdulillah acara berlangsung lancar dan buat saya yang dulu waktu masih aktif menjadi trainer di callcentre bisa mengajar seharian penuh (mulai pukul 08.00 s/d 16.00) tentu  waktu sepanjang 30 menit itu terasa singkat ya –> gaya ;)). Tapi lumayan memuaskan rasa kangen saya untuk mengajar. Sangat menyenangkan, karena bisa berbagi hal yang buat sebagian orang masih baru. Mengajak untuk bergabung di komunitas ngerumpi yang cihuy itu ;;). Intinya workshop singkat ini adalah mengajak siapapun yang punya passion menulis, semangat berbagi, dan menularkan hal positif kepada lainnya untuk bergabung dengan kita. Karena memang tidak ada ruginya sama sekali kok. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, dulu tulisan saya ketika belum bergabung persis seperti cakar ayam, nggak jelas. Tapi sejak bergabung dengan ngerumpi ternyata saya bisa belajar banyak dan menjadikan tulisan saya jauh lebih berkembang.

Namanya memang Pesta Blogger, tapi tidak selamanya yang namanya pesta itu selalu identik dengan hura-hura. Ada banyak hal-hal sosial kemanusiaan yang kita lakukan disana. Kita juga peduli & tidak melupakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Wasior (Papua), Yogyakarta, dan Mentawai (Sumatera Barat), dengan disumbangkannya seluruh hasil penjualan hari itu untuk membantu meringankan beban mereka. Jadi, tidak selamanya pesta itu selalu buang-buang uang dan tidak berguna kan? 😉

Perhelatan akbar yang mendekati sempurna, setidaknya menurut saya. Salut dengan kerja keras pihak penyelenggara yang sudah berusaha secara maksimal untuk menyukseskan acara berskala nasional ini terlepas dari segala kekurangan yang terjadi. Semoga kita bisa berjumpa lagi di Pesta Blogger berikutnya ya. Bagi yang tahun ini belum sempat datang, semoga tahun depan bisa ikut berpartisipasi 😀

[devieriana]

 

ilustrasi pribadi dan Pesta Blogger

Continue Reading

Kartu lebaran, nasibmu kini..

Saya : Dek, Papa/Mama tahun ini dapet kiriman kartu lebaran nggak?
Adek : Nggak tuh. Kenapa mbak?
Saya : Mmh, samasekali?
Adek : Iya. Emang kenapa? kamu mau ngirim?
Saya : Nggak, cuman nanya aja..
Adek : ih, nggak penting :p

Dalam beberapa waktu ini pasti kita juga merasakan mulai punahnya kartu lebaran yang sepertinya makin tergusur oleh kemajuan teknologi. Kalau dulu kartu lebaran masih menjadi favorit yang dinanti-nanti saat menjelang lebaran, sekarang.. boro-boro. Terima satu kartu saja rasanya sudah merupakan kemewahan tak terhingga 😀

Beberapa tahun yang lalu, moment menjelang lebaran adalah saatnya “panen” bagi penjual kartu lebaran, karena di saat-saat menjelang lebaran seperti itulah saatnya semua orang berbondong-bondong memborong kartu-kartu lebaran. Mulai yang desainnya sederhana, lucu, sampai yang mewah & rumit semua ada. Mulai yang didesain oleh mesin/komputer sampai yang handmade juga banyak. Mulai yang harganya murah meriah sampai yang belasan bahkan puluhan ribu juga ada. Mulai yang dijual di kaki lima sampai yang di toko-toko besar pun juga tersedia.

Dulu saya sengaja menyediakan dana khusus untuk membeli kartu-kartu lebaran yang akan saya kirim ke teman/sahabat atau (uhuk!) pacar ;;). Sering juga mengoleksi kartu-kartu lebaran yang bagus dalam kotak tersendiri yang suka saya baca-baca lagi kalau sedang senggang. Suka banyak-banyakan terima kartu lebaran sama adik-adik saya. Suka mengoleksi perangko-perangko di amplop yang kebetulan saya belum punya. Sekarang memang masih ada yang menjual kartu lebaran, tapi jumlahnya pasti sudah tidak sebanyak dulu. Itu pun juga (sepertinya) jualan stock sisa-sisa tahun lalu yang disimpan & dikeluarkan lagi dengan pemikiran “mungkin saja ada yang akan membeli..” :(.

Tak bisa dipungkiri memang kalau kemajuan teknologi yang mulai populer sekitar awal tahun 2000-an itu mau tak mau mulai menggeser keberadaan hal-hal yang sifatnya manual, termasuk salah satunya berkirim kartu lebaran via pos. Kita jauh lebih mengandalkan penggunaan internet & alat komunikasi sebagai alat pengiriman berita termasuk ucapan selamat lebaran (e-card) karena jauh lebih praktis & tidak memakan waktu. Apalagi bagi yang punya akun di beberapa social media, jauh lebih memaksimalkan penggunaannya dengan melakukan spread greeting kepada teman-teman yang ada dalam akunnya tersebut. Tahun lalu saya berkali-kali terpaksa remove tagging foto ucapan selamat berlebaran. Bukan apa-apa, wall-nya jadi penuh :(. Saya lebih menghargai yang mengucapkan secara pribadi daripada yang sistem borongan 😀

Mengirim sms/mms sekarang bisa terkirim dengan sangat lancar tanpa ada kendala tunda akibat terlalu banyaknya yang mengirim sms/mms di saat yang bersamaan, bisa dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Kita kirim dari jam berapa, tersampaikannya jam berapa :-w. Bisa jadi sekarang memang operator telepon seluler menambah kapasitas handling sms/mms sehingga mencegah tertundanya pengiriman sms/mms tersebut, atau bisa juga karena yang mengirim sms lebaran jumlahnya tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Kalau yang sekarang menggunakan Blackberry pasti menggunakan fasilitas Blackberry Messenger untuk menyebar ucapan selamat berlebaran.

Sekarang eranya memang serba teknologi karena jauh lebih cepat & praktis. Tapi ketika teknologi sudah merajalela seperti sekarang tak dipungkiri ternyata ada “feel” yang hilang & dirindukan. Rindu sibuk memilih & membeli beberapa kartu lebaran untuk kerabat. Rindu saat-saat datangnya pak pos yang menyampaikan kartu lebaran. Rindu dispesialkan dengan dikirimnya kartu lebaran yang khusus ditujukan untuk kita. Rindu saat-saat pending sms & girangnya hati ketika pesan terkirim (eh, kalau ini rindu apa gemes? ;))). Terlepas dari apapun media yang dipergunakan, yang lebih penting memang adalah esensi & ketulusan kita ketika mengucapkannya.

Andai tradisi mudik lebaran juga bisa dilakukan via kemajuan teknologi mungkin tak perlu lagi ada antrian panjang & berjubelannya orang di stasiun, bandara, dan pelabuhan ya. Tak perlu lagi ada kemacetan arus mudik & balik di jalanan. Yang lebih penting lagi bisa menghadirkan seluruh keluarga besar hanya dengan satu kali click.

Sent!
8->

[devieriana]

Continue Reading

Angel or Demon?

Discalimer : cerita ini nggak jelas apakah mengandung kebaikan atau keburukan. Perannya pun abu-abu, malaikat kagak, tapi setan banget juga nggak.. Nah, bagi yang belum cukup umur dilarang membaca, takut dipraktekkan di rumah ;))

Di suatu siang yang menyengat, di sebuah ruangan salah satu kantor elit di Jakarta Pusat, terlihat seorang pemuda berwajah kusut sedang menekan-nekan tombol blackberry-nya dengan gemas. Kalau diliat dari baunya sih kayanya dia lagi kesel. Lha ya jelas, kalau lagi gembira masa iya wajahnya kaya sarung belum disetrika begitu. Baiklah, sebut saja namanya Unyil. Nama lengkapnya George Unyil!

Di tengah suasana hatinya yang panas, ditengah gerutu yang mengalir dari bibirnya tiba-tiba terdengar bunyi nyaring dari blackberry-nya. Wajahnya yang kusut berubah datar. BBM dari si kakak yang lucu itu, sebut saja namanya Ucrit..  Ya, Michelle Ucrit Handayani! *eh* ;))

Ucrit  : “hei, kenapa status kamu marah-marah gitu? Ada apa?”

Unyil : “Iya nih ada temen yang ngeselin.. ~X( “

Ucrit  : “ya udah yang sabar ya 🙂 *puk-puk*. Di belakang ada sumur kan?”

Unyil  : “buat apaan emang?”

Ucrit  : “kita jeburin ke sumur aja yuk!”

Unyil :
“:)) .. Aduh, pengen dibantuin apa ya ma kamu?”

Ucrit : “Apa? Ayo bilang..  Disini udah tersedia tali rafia, tali tambang, paku, bambu, sama.. bendera semaphore! \m/ “

Unyil : “emang kita mau latihan pramuka?”

Ucrit : “Lho, emang bukan yah? :-?”

Unyil :
“Eh, jadi butuh mobil nih :-w”

Ucrit  : “buat apaan emang?”

Unyil  : “buat nabrak dia! >:)”

Ucrit  : “sabar.. jadi orang nggak boleh kaya gitu. Dosa! ” *bijaksana, ngelus jenggot*

Unyil : “abisnya kesel banget sama dia! X( “

Ucrit : “ya sekesel-keselnya nggak boleh ditabrak-tabrakin gitu. Kan kasian.. Mending kita ke stasiun aja..”

Unyil  : “mau ngapain emang?”

Ucrit  : “kita iket dia di rel kereta, yuk!”

Unyil : “bwahahaha, lebih brutalan kamu kali!! Ampun nyonyaaa.. =)) “

Ucrit  : “nanti kalau udah kita iket kita tinggalin dia di rel kereta..”

Unyil : “iya trus nggak taunya setelah terikat & kita tungguin sambil sembunyi di semak-semak ternyata keretanya nggak ada yang lewat situ. Pindah jalur.. “

Ucrit : “Ciih, tahu gitu kan nggak aku bawa ke rel kereta yang disitu. Udah naliin dianya susah, dianya gerak-gerak melulu..”

Unyil : “Gak jadi mati dong dia gara-gara kita salah naruh dia di rel yang kagak ada keretanya. Tar abis itu dia bilang gini.. :

“Alhamdulillah Ya Allah, mulai sekarang aku akan tobat nggak akan bikin orang lain kesel lagi. Mulai hari ini aku akan pakai jilbab! [-o<

Ucrit : “waaah, ending yang bagus.. :-bd “

Unyil : “tapi sayangnya dia laki!”

Ucrit : “monyeeeet! :))”

Ya begitulah, akhirnya si Unyil nggak jadi marah-marah, malah cekikikan sama blackberry-nya. Si Ucrit ikut senang karena berhasil membuat si Unyil nggak jadi stress atau pengen bunuh diri *tegakkan krah*

Cerita ini setengah fiksi, setengah nyata. Sengaja ada pengeditan di sana-sini biar lebih enak dibacanya :). Kalau ide-ide “sadisnya” jelas fiksi, tapi percakapannya semua nyata & salah satunya diperankan sama..

..
..
..

..

sayaaaaa!! \m/
*bangga*

Terimakasih ya, sudah menceriakan siang yang sangat ceria ini. Halah! ;)). Oh ya, jadi kesimpulannya cerita ini : angel or demon?  :-?? *gak penting*

[devieriana]

gambar boleh pinjem dari sini

Continue Reading