Tentang “Copy-Edit-Paste” Itu..

Akhirnya, setelah seminggu menjalani Diklat Keprotokolan di Pusdiklat, saya bisa menyentuh laptop juga. Kemarin memang selama diklat sengaja nggak bawa laptop karena bawaan sudah ribet, dan kebetulan materi yang diajarkan juga tidak ada yang berupa take home task.

Jadwal yang padat juga menyebabkan rutinitas setelah makan malam adalah ngobrol sebentar dan lalu masuk kamar masing-masing. Di kamar pun kadang saya bisa langsung terlelap. Maklum mata saya kan mata bayi, nggak bisa diajak begadang sedikit, kecuali diniatin dan minum kopi.

Baiklah, saya boleh langsung CCG alias Curhat-Curhat Gemes ya? Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu saya di-mention oleh seorang teman blogger di twitter yang bilang kalau ada salah satu tulisan di blog abal-abal saya ini yang di copy paste oleh seseorang di http://hanyanulis.wordpress.com/2011/02/20/pilih-mana-bekerja-atau-berkarir yang kebetulan isinya sama persis dengan tulisan saya yang berjudul Jangan Jadi PNS! cuma beda judul doang 🙂

Sempat heran, masa sih blog saya yang begini-begini saja tulisannya bisa memancing orang untuk melakukan copy paste? Atau mungkin karena saking abal-abalnya blog saya itulah yang mungkin membuat orang yang berniat copy paste berpikir, “halah, nggak akan ada yang bakal aware, deh… nggak ada yang kenal ini…”

Tapi ternyata walaupun tulisan di blog saya itu terdiri dari tulisan-tulisan nggak mutu dan remeh ini ternyata masih ada yang baca dan bahkan sampai mengenali  gaya penulisan saya, dan topik yang pernah saya tulis sebelumnya.

Memang konsekuensi orang yang punya blog salah satunya adalah harus melakukan update konten secara berkala. Tapi masalahnya terkadang inspirasi nggak bisa muncul seketika dan langsung bisa dituang dalam bentuk tulisan. Kadang ide berhubungan juga dengan mood. Sudah ada ide, tapi nggak ada mood nulis. Atau sebaliknya, ada mood nulis tapi nggak ada ide. Buat saya mood itu penting untuk menghasilkan tulisan yang “berjiwa”. Nah masalahnya (lagi), moodnya jarang ada yang pas, jadi ya nggak posting-posting :((. Terlalu banyak alasan saya ini! *keplak diri sendiri*

Nah trus, gimana kalau mengalami writers block, tulisan macet, nggak ada ide samasekali? Ini sih penyakit klasik, ya. Kalau saya sihmemilih nggak nulis aja selama beberapa waktu sambil melakukan penyegaran otak. Baca-baca lagi draft postingan, atau yang paling sering ya dengan cara blog walking secara berkala di waktu senggang. Biasanya sih setelah melakukan blogwalking langsung ada beberapa ide segar untuk diolah menjadi tulisan. Ingat, bukan copy paste ya. Mengolah inspirasi hasil blog walking itu menjadi tulisan dengan gaya bahasa kita sendiri.

Yang terpenting dari keseluruhan proses blogging adalah kalau kita memang butuh kutipan pernyataan tertentu untuk melengkapi tulisan, ya minta izin dari narasumbernya, atau menyertakan link tulisan yang mengarah ke pernyataan narasumber tersebut. Akan tidak etis rasanya kalau pernyataan seseorang dengan mentah-mentah kita copy paste dan kemudian kita akui sebagai pernyataan kita. Saya yakin kalau kita minta izinnya baik-baik si empunya tulisan nggak akan keberatan kok.

Ada komentar menarik ketika seorang teman bilang begini, “harusnya kamu seneng karena tulisan kamu di copy paste sama orang, karena itu berarti tulisan kamu menarik..”. Eh, tahu nggak sih, nulis blog itu juga pakai mikir lho. Kalau cuma sekedar copy paste aja sih semua orang pasti bisa. Tapi berusaha membuat karya yang original, tentu tidak mudah.

Sebenarnya sampai sekarang saya masih menunggu itikad baik dari pemilik blog untuk bersedia melakukan klarifikasi darimana dia dapatkan kalimat per kalimat yang ditulis di blognya tersebut. Karena setelah ditelusuri oleh seorang teman ternyata yang menjadi korban plagiarisme bukan hanya tulisan saya, tapi juga ada beberapa tulisan lainnya disana 🙁 *prihatin*

Saya nggak akan marah kok, justru akan senang kalau  si pemilik blog  berbesar hati mau mengakui kalau tulisan-tulisan yang diposting di blognya adalah hasil tulisan blogger yang lain. Kalau buat saya sih percuma blog saya rame, banyak yang komen, banyak yang berlangganan RSS feed, tapi kalau postingan saya nggak ada yang murni hasil tulisan saya ya buat apa? Itu kalau saya, ya.

Ya udahlah ya, saya cuma bisa ikut mendoakan, semoga pemilik blog tersebut dikembalikan ke jalan yang benar dan dibebaskan dari jiwa plagiarisme.. [-o<
Amien…

 

 

 

[devieriana]

ilustrasi dipinjam dari http://inioke.com dan http://tanyajawabannya.wordpress.com

 

 

Continue Reading

Tulisanku, pikiranku, emosiku..

Kemarin siang saya ngobrol dengan seorang mantan seorang pekerja televisi yang sekarang jadi PNS seperti saya ;)). Kami ngobrol tentang banyak hal, termasuk hal yang kemarin sempat jadi “hot issue”, insiden dibalik taping Kick Andy tanggal 19 Januari 2011.

Sepintas kalau membaca cerita insiden dibalik taping acara Kick Andy itu reaksi saya sebagai orang awam pasti ikut terpancing emosi, dan turut berempati dengan apa yang sudah terjadi dengan ibu itu. Sempat sedikit terpengaruh juga untuk menyebarluaskan link itu di twitter atau akun jejaring sosial lainnya yang saya punya, biasalah emosi ;)). Tapi entah kenapa saya mendadak urungkan niat karena saya ingat bahwa tulisan ini baru mewakili salah satu pihak saja, belum ada klarifikasi balik dari pihak Kick Andy selaku pihak yang diprotes.

Akhirnya ya sudahlah, saya endapkan masalah itu sampai akhirnya saya baca klarifikasi dari Andy F. Noya dan akhirnya nggak sengaja mengobrol dengan si teman yang tadi. Mumpung ketemu sama mantan orang yang pernah kerja di balik layar nih (walaupun bukan dari stasiun televisi yang sama dengan Kick Andy) saya tanya-tanya tentang apa yang membuat saya penasaran, dan alhamdulillah dia dengan senang hati mau menjelaskannya. Itung-itung nambah ilmu, ya kan? 😉 \:D/

Saya : eh, kamu kan pernah lama kerja di dunia penyiaran nih, sekarang kamu juga kerja di bidang yang masih ada hubungannya dengan pers dan media, gimana kamu menyikapi “insiden” itu?

Teman : masalah ini sebenernya agak complicated sih, Mbak. Banyak poin yang bisa dibahas disini.. :-B

Saya : hehe, iya mereka sepertinya berbicara dari 2 persepsi dan perspektif yang berbeda.. 😀 . Kalau menurutmu gimana?

Teman : gini, sebelumnya kita harus tahu kenapa sebuah program itu dibuat LIVE atau TAPING. Biasanya kalo TAPING ada beberapa alasan, misalnya : biar hemat, biar bisa diulang, biar bisa diedit, dsb

Saya : Oh, ok, terus?

Teman : nah yang aku baca dari klarifikasinya Andy F. Noya kenapa Kick Andy pakai sistem taping salah satunya adalah bertujuan untuk “menutupi” statement-statement yang tidak perlu diuraikan ke ranah publik. Biasanya sebelum acara taping, penonton yang ikut acara itu perlu di-briefing terlebih dahulu. Kalau sudah di briefing tapi sewaktu acara berlangsung ternyata ada pihak yang komplain begini-begitu bisa jadi ada poin yang missed entah itu di pihak penontonnya atau di pihak Kick Andy-nya. Nah, penjelasan Andy F. Noya di poin 6, 10, dan 14 sebenarnya itu adalah fungsi editing. Jadi ketika acara itu sifatnya adalah taping, jangan pernah berpikir kalau apa yang kita saksikan di studio semuanya akan ditayangkan.

Saya : ok, jadi pasti ada pemangkasan disana-sini ya. Trus, yang dikatakan disitu Andy F. Noya mengeluarkan jokes yang sangat tidak pantas, itu gimana?

Teman : mmh, nggak semua orang yang diwawancara akan dengan mudahnya merasa nyaman dengan situasi yang asing, Mbak. Bayangkan ya, kamu sebagai orang yang awam harus memberikan statement tentang sesuatu, di dalam studio, didepan kamera dan sorotan lampu, ditonton penonton sekian ratus orang, apalagi bicaranya di depan praktisi. Pastilah ada “jipernya” . Menurut aku, jokes yang dilontarkan Andy F. Noya itu bermaksud untuk membuat si narasumber merasa nyaman. Karena gini Mbak, nggak mudah membuat orang nyaman menceritakan pengalamannya, kecuali pengalaman yang menyenangkan. Jadi ada kalanya untuk mendapatkan jawaban yang dinginkan seorang host harus muter-muter dulu.. 😉

Saya : jadi menurut kamu semua itu sudah sesuai prosedur? Masih dalam koridor, gitu?

Teman : iya, jangankan untuk acara talkshow seserius Kick Andy ya, aku aja yang dulu menangani program musik, misalnya aku pengen jawaban A dari si artis, host-ku bisa muter-muter dulu Jakarta-Bandung-Surabaya-Klaten untuk mendapatkan jawaban yang aku mau..

Saya : hahahaha, serius? 😮 :))

Teman : iya, jadi sebenernya sih jawaban itu kita sudah tahu, karena sebelum acara pasti kan kita sudah melakukan survey, ada wawancara juga..

Saya : tapi kalian ingin statement itu meluncur langsung dari mulut si narsum ya?

Teman : betul, karena gini, Mbak.. nggak mungkin seorang narasumber itu kita naikkan tanpa kita tahu siapa dia. Jadi pastinya kita sudah melakukan wawancara dan riset sebelumnya. Nah, apa yang sudah kita dapatkan sewaktu riset itu yang harus kita keluarkan saat on air. Caranya gimana? Ya pastinya nggak mungkin kita langsung dapet statement seperti yang kita mau khan? Jadi ya pasti muter-muter dulu.

Saya : oh gitu, terus menurut kamu Kick Andy-nya salah atau nggak sih dalam hal ini?

Teman : aku ngomong ini bukan karena aku membela salah satu pihak ya, Mbak. Tapi menurutku core-nya Kick Andy sudah benar, menjaga rahasia narasumber ya salah satunya dengan TAPING. Ingat, jangan menelan bulat-bulat apa yang direkam pada saat taping. Apa yang “hot” atau kontroversial waktu itu bisa jadi justru yang diturunkan (tidak disiarkan) on air. Gitu, Mbak.. Nah, Bu Tatty sepertinya belum memahami konsep ini, inti acaranya seperti apa, proses dan alurnya  bagaimana, jadinya akan seperti apa, dll. Beliau berpikir bahwa Bu Elly Risman akan tampil full-program, padahal enggak, beliau hanya sebagai narasumber yang akan mengomentari aja. Kita sih sudah hafal kok sama tipikal yang begitu-begitu. Kru TV sih biasanya nelen ludah doang bisanya ;))

Saya : halah, kasian banget sih ;))

Teman : apalagi kalo misalnya di poin 13 disebutkan bahwa Bu Elly dan tim Kick Andy sudah ketemuan, berarti Bu Elly bukan hanya datang pada saat acara, dan bisa jadi Bu Elly juga ikut bikin rundown, jadi penasehat, dll. Waktu aku jadi creative dulu, kalo ada profesional yang ikut dari awal pasti kita ajak untuk membahas tiap-tiap  segmennya, isinya bakal gimana, dll. Gitu , Mbaaak.. 🙂

Saya : ya ya ya..

Teman : ada satu yang patut disayangkan di tulisan Bu Tatty. Beliau menyebutkan bahwa “si remaja  pernah “dipakai” oleh anggota DPR dan BIN”. Hati-hati dengan statement seperti itu, karena yang mengeluarkan isu itu kan beliau duluan, programnya sendiri bahkan belum tayang. Disini aku melihat, beliau belum memahami fungsi editing. Seperti yang aku bilang tadi, tidak semua apa yang terjadi selama siaran taping layak dan pasti akan ditayangkan juga secara on air.. 😉

Saya : mungkin ibu itu terlanjur emosi kali ya? 😕

Teman : ngerti sih, kalau aku sih gini Mbak, pada saat aku marah memang aku akan tuliskan itu ya, kayanya puas banget tuh ya kalau sudah berhasil nulis uneg-uneg ya, tapi aku memilih untuk menuliskannya di draft, bukan lalu aku tulis di blog aku klik publish. Karena ya namanya nulis di media yang bisa dengan mudah diakses umum kita juga harus hati-hati sih Mbak.. Takutnya apa yang kita tulis secara emosional itu justru kitanya yang salah paham 😀

Saya : iya sih, takutnya udah salah paham, nyebar kemana-mana pula.. Mmmh, sama sih aku juga gitu, kalau pas emosi nulisnya cukup di notepad. Kalau pas lagi normal dan aku baca lagi pasti nyengir aja ;))

Teman : pendekatan ke remaja sekarang sama jaman dulu itu beda. Jaman sekarang nggak bisa kita langsung teriak “SAY NO TO FREE SEX!”. Mana ada remaja yang mau denger, yang ada pada kabur kali. Makanya acara penyuluhan-penyuluhan kaya gitu kita selipkan lewat acara musik, lomba, dll. Pendekatan ke anak sekarang nggak bisa pakai tombak dan tembak. Gitu sih menurut aku, Mbak 🙂

Jadi begitulah, obrolan saya dengan si teman itu. Diluar apa yang terjadi antara Bu Tatty Elmir dengan Andy F. Noya saya merasa ada ilmu yang sudah saya peroleh dari obrolan santai siang itu. Bukan hanya dari teman saya, tapi juga dari beliau berdua.

Tidak mudah memang mengolah emosi. Ada banyak cara untuk menyalurkannya, termasuk salah satunya dengan jalan menulis sebagai terapi untuk penyaluran emosi. Soal media yang akan digunakan untuk curhat pun bisa macam-macam. Mau curhat secara tertutup di diary, atau curhat terbuka di media online, semuanya boleh dan sah-sah saja. Bedanya dengan curhat di diary, curhat di media online efeknya akan bisa dirasakan secara langsung oleh yang membuat curhat, karena yang bersangkutan akan langsung mendapat respon dan reaksi yang beragam dari yang mengakses catatannya. Apalagi ketika curhatan itu berhubungan dengan nama yang sudah dikenal banyak orang. Tapi yang jelas pasti ada sisi positif dan negatif dengan kita menuliskan “curhat” atau keluhan di media online.

Catatan ini dibuat untuk introspeksi pribadi dan berbagi sedikit pengetahuan yang mungkin bagi sebagian besar kita belum banyak yang tahu.

Note to self :
1. Jangan reaktif ketika membaca sebuah berita atau statement yang mengandung sifat kontroversial.
2. Jangan mudah terpancing emosi ketika mendengar berita yang baru didengar dari satu sisi saja, usahakan mendengar dari dua sisi agar jika sewaktu-waktu pendapat kita dibutuhkan, kita bisa memberikan opini yang objektif.
3. Jangan mengikuti/mendengarkan suatu berita secara sepotong-sepotong, karena akan menimbulkan persepsi yang berbeda. Dengarkanlah secara utuh.

Begitulah.. 😀

[devieriana]

ilustrasi pinjam dari sini

Continue Reading

Iya, cuma alasan saya..

Teman saya, saking banyaknya kegiatan yang diikuti sampai bingung mana duluan yang mau di posting di blog. Lha saya? Malah bingung mau nulis apaan di blog, gara-gara nggak ada kegiatan yang ditulis :)). Ada beberapa faktor yang bikin saya nggak selancar dulu kalau mau posting. Padahal kalau soal waktu sekarang jauh lebih banyak waktu buat menulis dibanding ketika saya masih hectic di telco. Seharusnya bisa posting 3x sehari ya.. (woogh, minum obat, Bu? :-o).


1. Malas

Nah ini penyakitnya.. Saya itu kadang suka menumpuk ide. Padahal bagusnya kalau ada ide menulis sebaiknya langsung diposting hari itu juga ya. Sebelum keburu hilang feel-nya. Kalau lagi banyak ide selalu saya selamatkan di notepad. Disimpannya pun kadang masih dalam kondisi masih mentah banget. Malah kalau dibaca lagi pas sudah beberapa hari suka ngomel sendiri, “idih, ini mau nulis apa sih kemarin? Kagak jelas begini idenya..”. Delete. Begitulah..

2. Mood

Nah kadang, datangnya ide itu pakai sistem borongan. Tapi sayang tak selalu dibarengi dengan mood menulis yang juga sama borongannya. Alhasil menulisnya pun menunggu mood datang *alasan*. Karena saya itu kalau menulis tapi nggak pakai feel jadinya kaya tulisan yang asal-asalan, sekedar kejar setoran posting. Nah pertanyaannya adalah : emang selama ini nulisnya nggak asal-asalan? :-??

3. Konten/Tema

Kalau awal-awal menulis dulu saya suka menulis semau-mau saya, dengan bahasa yang sesuka-sukanya saya. Sekarang sudah jauh lebih tertib. Ya memang saya nggak mau seperti itu lagi sih :p. Dulu saya juga punya lebih dari 6 blog yang ternyata nggak terurus karena saya nggak fokus sama konten yang saya tulis. Ternyata beternak blog dimana-mana itu bukan hal yang mudah ya, apalagi kalau orangnya nggak telaten seperti saya. Alhasil kalau nggak lupa login dan password ternyata kontennya satu sama lain nggak jauh beda. Lha terus ngapain punya blog banyak-banyak kalau isinya sama aja? Akhirnya ya sudahlah, saya buat saja 1 tapi saya bisa fokus mengurusnya. Jadilah website ini, Sodara-sodara =D> . Nah bagaimana dengan isi postingannya? Blog saya ini supergado-gado. Berusaha menulis tema apa saja yang bisa dibaca semua kalangan. Ditulis dengan bahasa yang sederhana, ringan, kadang lucu, kadang serius, temanya nggak berat. Sengaja nggak pilih tema yang berat-berat karena tulisan dengan tema yang serius sudah banyak, jadi buat apa saya juga nulis dengan tema yang sama. Lagi-lagi alasan :)). Sebenernya, karena saya nggak bisa nulis yang susah-susah. Otaknya nggak nyampe :(( *nangis tergugu dipojokan*. Ya kalaupun ada tema tulisan yang sekiranya bakal berat saya bikin gaya bahasa yang ringan sajalah. Nah itu yang nggak selalu mudah. Ah ya, baiklah.. silahkan bilang saja saya malas.. ;))

4. Waktu

Nah saya itu kalau mau posting kadang lihat waktu juga. Ada kalanya ide muncul sekonyong-konyong pas lagi meeting, atau pas lagi hectic-hecticnya kerja. Nah kalau sudah begitu kan berarti saya harus menunda untuk sementara waktu sampai ada waktu yang tepat buat menuangkannya dalam bentuk tulisan kan ya? Atau parahnya malah nggak muncul ide samasekali padahal saya lagi punya waktu senggang *ngremes jarik*. Pengen njambak-njambak rambut nggak sih? ~X(. Kadang sudah ada ide buat nulis, eh moodnya hilang.. Ya sudahlah, saya pasrah sajalah kalau sudah begini mah.. Maafkan juga bagi teman-teman yang blognya belum saya kunjungi sampai saat ini. Bukan saya sombong, tapi memang akhir-akhir ini pekerjaan lagi menumpuk, dinas luar melulu *halah*. Kalau saya lagi senggang saya pasti main-main ke blog kalian deh 😉 :-bd. Maaf yaa.. 🙁 *sungkemin satu-satu*

Okelah ya, diantara 4 poin diatas itu adalah alasan lebay saya kenapa saya jarang update blog dan blogwalking. Tapi saya sebenarnya nggak malas-malas amat kok. Buktinya kalau saya lagi senggang seperti sekarang nih.. *tolah-toleh lihat sekeliling* saya bisa bikin postingan (walau sangat nggak penting), bisa iseng sambil main-main ke blog teman-teman blogger yang lain walaupun sekedar jadi silent reader. Uniknya justru draft yang sudah saya simpan di email atau notepad sering tidak terpakai karena saya malah mengandalkan ide on the spot macam sekarang ini.

Nah kalau kalian, apa alasannya kalau blog nggak di update-update? 😀 *cari temen*

[devieriana]

 

 

Continue Reading

Pesta Blogger 2010

Pesta Blogger adalah acara tahunannya para blogger se-Indonesia. Pesta Blogger 2010 yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh ini diselenggarakan di Rasuna Epicentrum Walk pada tanggal 30 Oktober 2010, sebuah venue baru yang belum sepenuhnya rampung dibangun, tapi hampir 90% sudah siap digunakan. Setelah beberapa kali penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya saya selalu gagal ikut karena ada kesibukan ini itu, akhirnya tahun ini saya bisa ikut bergabung dan berpartisipasi :-bd \m/

Sebulan sebelumnya saya dan Astri “dilamar” moderator Ngerumpi untuk jadi narasumber mewakili komunitas ngerumpi.com di breakout session Pesta Blogger nanti. Entah apa yang jadi pertimbangan mereka memilih kami berdua sebagai narasumber, apakah karena kita berdua sama-sama cerewetnya ya? ;)). Tapi tak apalah, kami terima juga pinangan itu. Toh tema nya juga bukan hal yang baru buat kami, membicarakan komunitas sendiri. Jadi ya tak ada salahnya juga berbagi pengetahuan tentang komunitas yang seru ini ;;).

Jangan ditanya betapa ramai dan hebohnya acara ini. Berbagai komunitas tumplek blek dan terasa sangat akrab. Yang jelas saya cukup puas karena bertemu dengan banyak teman yang selama ini baru saya kenal di dunia maya, bisa bertatap muka langsung dan bahkan berasa sudah kenal lama, sudah seperti saudara, padahal baru ketemu ;)).

 

Kami diberi slot waktu oleh panitia mulai pukul 14.00 – 15.00 di Ruang Pulau Madura (lantai 3). Sempat mengira kelas saya bakal sepi, atau hanya akan diikuti oleh teman-teman komunitas ngerumpi saja. Ternyata, sungguh di luar dugaan, sodara-sodara. Pesertanya melebihi perkiraan saya. Yang awalnya saya pikir hanya akan dihadiri oleh teman-teman ngerumpi yang sudah hadir saja, ternyata banyak anak ngerumpi yang baru datang plus komunitas lain yang langsung bergabung. Terharu saya >:D< . Cinta sekali saya sama mereka yang sudah antusias menyimak kelas kami berdua.

Alhamdulillah acara berlangsung lancar dan buat saya yang dulu waktu masih aktif menjadi trainer di callcentre bisa mengajar seharian penuh (mulai pukul 08.00 s/d 16.00) tentu  waktu sepanjang 30 menit itu terasa singkat ya –> gaya ;)). Tapi lumayan memuaskan rasa kangen saya untuk mengajar. Sangat menyenangkan, karena bisa berbagi hal yang buat sebagian orang masih baru. Mengajak untuk bergabung di komunitas ngerumpi yang cihuy itu ;;). Intinya workshop singkat ini adalah mengajak siapapun yang punya passion menulis, semangat berbagi, dan menularkan hal positif kepada lainnya untuk bergabung dengan kita. Karena memang tidak ada ruginya sama sekali kok. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, dulu tulisan saya ketika belum bergabung persis seperti cakar ayam, nggak jelas. Tapi sejak bergabung dengan ngerumpi ternyata saya bisa belajar banyak dan menjadikan tulisan saya jauh lebih berkembang.

Namanya memang Pesta Blogger, tapi tidak selamanya yang namanya pesta itu selalu identik dengan hura-hura. Ada banyak hal-hal sosial kemanusiaan yang kita lakukan disana. Kita juga peduli & tidak melupakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Wasior (Papua), Yogyakarta, dan Mentawai (Sumatera Barat), dengan disumbangkannya seluruh hasil penjualan hari itu untuk membantu meringankan beban mereka. Jadi, tidak selamanya pesta itu selalu buang-buang uang dan tidak berguna kan? 😉

Perhelatan akbar yang mendekati sempurna, setidaknya menurut saya. Salut dengan kerja keras pihak penyelenggara yang sudah berusaha secara maksimal untuk menyukseskan acara berskala nasional ini terlepas dari segala kekurangan yang terjadi. Semoga kita bisa berjumpa lagi di Pesta Blogger berikutnya ya. Bagi yang tahun ini belum sempat datang, semoga tahun depan bisa ikut berpartisipasi 😀

[devieriana]

 

ilustrasi pribadi dan Pesta Blogger

Continue Reading

Paranoid sama artikel saya?

Kemarin pagi saya mendapat notifikasi di email, ada seseorang yang berkomentar di akun ngerumpi saya begini :

“ohh ini tho penulis yang udah buat pacarku ketakutan baca artikelmu.. heheheheh”

 

Pertama baca email ini sambil mikir ini artikel yang mana ya yang sampai bikin orang ketakutan? 😕 Lha wong kayanya saya ngerasa nggak pernah posting cerita hantu/memedi, kecuali beberapa waktu lalu saya memang sih pernah ngetwit cerita seram di twitter & efeknya saya di-unfollow beberapa orang ;)). Sampai waktu saya cerita sama temen soal twit seram itu & komentar dia : “lagian kamu ngapain sih ngetwit yang begituan? Kalo aku lagi di rumah sendirian juga ogah baca twit seremmu itu :))“. Tapi ada juga temen yang komentar : “sampeyan cocok emang cerita2 hantu ituh mbak, soulnya dapet :))”.

Nih ya, mau soul-nya dapet atau enggak pokoknya nggak mau cerita serem-serem lagi deh , merinding ngetwitnya :-ss. Dipikirnya saya ini pemberani & gagah perkasa apa sampai suka cerita yang menyeramkan? Aslinya saya itu penakut parah. Kalau pun saya kemarin ngetwit cerita seram itu awalnya kasian sama temen yang kebetulan indigo tapi mentalnya nggak siap untuk menerima keindigoannya :(. Makanya pas kemarin liat dia kerasukan saya yang gemeteran & baru bisa cerita lagi ke orang lain setelah beberapa hari kejadian X_X

Ok, balik lagi nih ya ke cerita yang di atas (malah cerita tentang twit hantu ;)) ). Jadi si mbak yang pacarnya ketakutan itu cerita, kalau pacarnya jadi paranoid abis sama dia setelah baca tulisan saya di buku Berbagi Cerita Berbagi Cinta yang judulnya “Dear Mantan Kekasih” ;;). Masalahnya kebetulan si mbak ini masih suka mengingat mantan dengan segala pernak-pernik masa lalunya & tentu saja itu membuat si pacar merasa kurang nyaman. Ya iyalah, sekarang coba ya andai kita ada di posisi si pacar pasti gerah juga dong kalau dikit-dikit pasangan kita ingat-ingat melulu sama kenangan di masa lalu. Mbok ya yang udah ya udah, toh kita sudah ada niat & komitmen baru dengan orang lain, ya hargailah. Itu maksud saya..

Tulisan itu saya saya buat kira-kira setahun yang lalu gara-gara ada teman yang masih suka ingat-ingat mantan jaman SMA padahal sudah sama-sama berkeluarga. Okelah ya yang namanya cerita di masa lalu, apalagi yang berkesan banget, memang nggak akan bisa dilupakan. Tapi ketika kita sudah bulat memutuskan untuk berkomitmen dengan seseorang, ya hargailah komitmen itu & hargai juga keberadaannya. Jangan membahas-bahas lagi tentang kenangan sama mantan. Kecuali pasangan kita itu orang yang sangat legowo mau menelan semua cerita masa lalu kita tanpa merasa hatinya tersakiti. Tapi kayanya nggak mungkinlah. Sebagai manusia normal pasti adalah yang namanya cemburu walaupun sedikit. Jadi cukuplah disimpan dalam hati saja cerita-cerita itu..

Jadi, lebih baik jangan pernah membawa kenangan masa lalu ke dalam hubungan masa depan Anda, karena hanya akan menyebabkan rasa sakit untuk orang-orang yang Anda kasihi .. 😉

[devieriana]

 

 

dokumentasi koleksi pribadi

Continue Reading