Wajah yang tidak mudah dikenal itu…

sketch-meEntah apa yang aneh dengan wajah saya, selama kurang lebih 4 tahun saya bekerja di kantor ini kok sepertinya tidak banyak orang yang familiar dengan wajah saya;  kecuali orang-orang yang setiap hari bertemu/berinteraksi dengan saya, ya. Sebenarnya agak nggak penting juga sih ya bahas beginian, tapi berhubung ada beberapa kejadian ‘unik’ yang berhubungan dengan ‘wajah’ ini jadi pengen share di sini juga.

Agak unik rasanya setelah beberapa kali mengisi acara di kantor, hampir di setiap akhir acara pasti ada saja yang menanyakan siapa saya, dari instansi mana, dan selalu dikira bukan pegawai kantor ini, padahal sudah pakai name tag :((. Bahkan dulu ketika awal-awal baru bekerja di sini saya malah dikira tamu/konsultan rekanan kantor, dan parahnya sempat diinterogasi oleh seorang petugas Unit Keamanan Dalam karena disangka tamu yang mau asal nyelonong masuk tanpa seizin mereka 😐

Ya sudahlah ya, mungkin nanti seiring dengan waktu dan sudah mulai banyaknya orang yang mengenal saya ‘sindrom wajah tak dikenal’ ini akan hilang dengan sendirinya [-o<. Begitulah doa dan harapan saya beberapa waktu lalu.

Tapi ternyata, sindrom itu masih ada, Kak. Selesai mengemsi di sebuah acara di kantor, saya yang waktu itu sedang asyik duduk menikmati snack tiba-tiba diajak ngobrol oleh seorang peserta sosialisasi. Beliau tanya saya dari instansi mana (karena dikira saya MC dari luar). Ya saya jawab kalau saya dari instansi yang sama dengan beliau. Malah dijawab, “Ah, masa? Emang Mbak angkatan masuknya tahun berapa? Kok saya nggak pernah lihat mbaknya?” Yaelah, Pak… ya jelas panjenengan nggak pernah lihat saya, lha wong Bapak ngantornya di Kebon Sirih [-(

Cerita lainnya ketika briefing sebelum keberangkatan Diklat Keprotokolan di Singapore beberapa waktu yang lalu. Saya datang bersama calon peserta lainnya. Beberapa wajah yang saya lihat di kelas itu ada yang sudah familiar karena kebetulan teman sekelas waktu diklat sebelumnya. Saya baru tahu kalau saya sempat dikira dari instansi lain selang beberapa hari setelah diklat berlangsung. Dan statement itu justru dari ketua kelas saya ;))

“Dulu aku pikir kamu tuh kalau nggak dari Gelora Bung Karno ya dari Arsip Nasional, atau peserta yang dari instansi lain lho, Mbak… Soalnya aku belum pernah lihat kamu sebelumnya. Ealah, ternyata sekantor…”

Yang terbaru ada lagi, baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. Diceritain sama teman band yang kemarin sama-sama mengisi acara di kantor sebelah.

Teman: “Eh, Dev. Kok banyak yang nyangkain lo orang luar sih?”

Saya: “Iya nih, aku juga bingung. Sejak pertama kali ngantor di sini sudah banyak yang nyangka begitu. Muka aku mungkin muka-muka bunglon gitu kali ya, jadi nggak gampang dikenali :-??. Emang ada kejadian apaan?”

Teman: “Lo inget nggak pas gue habis ngisi acara bareng sama lo, kan gue pamit sama panitianya tuh. Gue ditanya, “kok mainnya cuma sebentar?” Ya gue bilang kalau keyboard (mereka) kurang enak buat dimainin karena emang harus diservis, lagian kan gue mau latihan paduan suara jam 11.30…”

Saya: “Trus?”

Teman: “Iya, ibu itu bilang, “wah, sayang banget ya… mana kamunya udah terlanjur bawa penyanyi dari luar pula…”  Nah, gue bengong dong. Kok penyanyi dari luar sih? Kan lo orang sini juga… :-?”

Saya tertawa. See? See? =))

Saya: “Trus kamu jawab apa?”

Teman: “Ya gue bilanglah kalo lo itu pegawai sini juga, tuh gedungnya berseberangan sama gedung ini, jadi bukan penyanyi dari luar. Trus, pas gue abis latihan sama lo di basement, kan anak-anak paduan suara sebagian udah pada datang dan lagi makan siang dulu tuh. Nah, pas lo udah balik ke atas, mereka pada nanyain lo siapa, orang mana. Ya gue bilang kalo lo orang lantai atas. Eh, pada bilang, “masa? kok nggak pernah liat?”. Kok pada nggak kenal sama lo sih, Dev?”

Saya: “tau’, ah! Ya emangnya sekian ribu pegawai di kantor ini harus tahu aku? :))”

Begini nih kalau punya wajah yang sulit dikenali orang, jadi serbasalah. Sudah pakai seragam saja kadang saya masih sering disangka anak baru (CPNS). Apalagi pas lagi nggak pakai seragam, pasti disangka tamu.

Tapi masih mending disangka CPNS ding, ketimbang disangka tamu dan diinterogasi sama Unit Keamanan Dalam [-(

 

[devieriana]

You may also like

19 Comments

  1. Tapi bukan berarti kk Devi harus terkenal dulu jadi artis gituh hingga banyak yg kenal/tahu.
    Apalagi kalo kakak Devi pake kaca mata hitam, disangka tamu (agen rahasia dari CIA gituh) dan diinterogasi sama unit kemanan dalam.. 😀

  2. Kak dev, makanya kalo ke kantor tu jangan pake ilmu bunglon.
    Tiap hari ganti wajah….hehehehe. Peace
    Aku masih mengenali kak dev gak yaww….hahaha

  3. Pengalaman saya di kantor mungkin ada hubungannya yaitu ada seorang teman yang wajah dan body bahkan gaya rambut mirip dengan saya. Kebetulan sama-sama dosen baru ketika itu, jadilah dosen dan pegawai disini sering salah sangka sama kami berdua.

    Saya dan si teman yang mirip itu sebenarnya tidak saling kenal sebelumnya, dia dosen bahasa asing dengan status honorer dan saya dosen komputer dengan status PNS. Tapi gara-gara sering ada yang pangling dengan kami, saya akhirnya kenal dengan dia dan malah jadi akrab, setiap ketemu kami saling menyapa “hello my twin brother”, hahaha.

    Sayangnya sekarang dia sudah pindah karena keterima sebagai dosen PNS di kampus sebelah.

  4. Kak Devi, kapan-kapan kalau latihan ngeband saya request lagunya the corrs ‘Runaway’ dan di upload ke youtube, yak. Saya pengen dengar dari suara kk (dikabulkan ya).. 🙂
    Siapa tahu kk jadi terkenal/banyak yg tahu.. 😉

  5. Seru juga ya,, ndak seperti di saya, dengan kantor yang jumlah pegawainya sedikit di atas 500 orang,, jadi gampang banget dikenali dan mengenali. Sedikit aja ngapa-ngapain, gosip beredar dengan sangat cepat. Hehehe..

  6. Ini yang aku cari dari kemarin.. mau cari di google kenapa wajah saya nggak mudah dikenali, cuman gak ada data yang cocok. Setelah hampir sebulan akhirnya nemuin tulisan ini.

    Aku di bulan-bulan ini juga ngerasain punya sindrom kaya kaka ini. Padahal waktu sekolah dulu fine-fine aja, temen2 gampang kenal sama saya.

    Tapi beda sama masuk kuliah sekarang, kalo di awal2 kayak ospek banyak yang belum hafal si wajar, lama2 juga pasti kenal. Alhasil temen sekelas sekarang sudah pada kenal.

    Tapi lain halnya sama yang kaka tingkat. Padahal sering ketemu, waktu kumpul2 per jurusan juga bareng. Karena di jurusan saya anaknya sedikit jadi gampang dikenali, bahkan untuk anak pendiem2 pun dikenal sama katingnya.

    Tapi aneh bagi saya, padahal saya kadang ngomong, gak diem doang. Hadir pertemuan juga iya. Tapi setiap kali ada kaka tingkat yang liat saya jadi nanya “kamu anak jurusan ini juga?”
    Aku jawab “iya” (batinku udah brp kali nih ditanya kating kaya gini terus)
    Kadang suka sebel ssndiri, orang temen yang lainnya pada dihapal kok aku sendiri yang gak dihapal.
    Mungkin udah beberapa kali ada kating yang tanya seperti itu.

    Syukurlah termyata bukan saya saja yang punya pengalaman “wajah tidak dikenal” jadi saya bisa cerita kesini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *