Tentang (Lomba) Mendongeng Itu..

Seperti yang pernah saya ceritakan di sini , tidak pernah terbayangkan bahwa saya akan masuk dalam dunia dongeng mendongeng. Kalaupun akhirnya saya suka mendongeng itu juga karena hanya bermaksud untuk membantu teman saya yang mengelola situs dongeng Kisah Anak, sebelum akhirnya saya diperkenalkan kepada founder situs dongeng format baru Indonesia Bercerita .

Nah, berhubung saya juga mulai jarang membuka twitter, saya jadi kurang update kalau ternyata ada kontes podcast cerita anak yang diselenggarakan oleh Indonesia Bercerita bekerjasama dengan Klik Hati. Kalau saja @IDcerita tidak me-mention saya di twitter dan mengajak saya untuk berpartisipasi di kegiatan kontes podcast cerita anak itu, mungkin saya juga tidak akan ikut :D.

Saya mendaftar tepat di hari terakhir pendaftaran kontes podcast cerita anak, karena hari sebelumnya yang awalnya saya rencanakan akan merekam suara saya, ternyata terbentur oleh kesibukan dan waktu, sehingga baru sempat “memproduksi” dongeng di hari terakhir. Itu pun hanya satu dongeng saja, sementara ada peserta yang lain yang mendaftarkan lebih dari 5 podcast :-o. Ya sudah pasrah saja, tidak ada salahnya untuk dicoba. Kalau nantinya menang ya alhamdulillah, kalau kalah ya sudah biasa, berarti ada yang lebih bagus daripada saya kan? ;). Menurut panitia, penilaian akan terbagi dalam 2 bagian. Penilaian materi oleh dewan juri sebesar 65%, sedangkan sisanya sebanyak 35% ditentukan oleh jumlah vote (likes di facebook dan tweet/RT di twitter). Itu juga ada yang likes-nya mencapai seribu likes, lho! Wow banget yah? :-bd

Kalau penilaian dewan juri sudah pasti sifatnya mutlak, tidak mungkin diganggu gugat atau diintervensi. Sedangkan untuk mendongkrak hasil penilaian via RT dan likes tentu juga tidak bisa dipaksakan. Kalau sekedar mempromosikan dan mengajak teman-teman menyumbangkan likes dan RT sih sudah saya lakukan. Tapi soal nantinya di-likes dan di-RT beneran oleh teman-teman ya tentu kembali lagi ke keikhlasan teman-teman saya dong ya :D. Namanya juga minta tolong, minta dibantu :). Kalau soal ikut lomba, ini tentu bukan yang pertama buat saya, tapi kalau lomba bercerita/mendongeng ini memang yang perdana. Tapi tetap saja, seperti biasa, yang namanya lomba pasti akan ada yang kalah dan menang, yang tentunya harus didika.

Ada hal menarik ketika menunggu waktu pengumuman tiba (jika tidak ada perubahan jadwal pengumuman pemenang tanggal 14 Mei 2011), tiba-tiba Mas Bukik (founder Indonesia Bercerita) menghubungi saya via twitter dan meminta saya agar bersedia diinterview oleh KBR68H Jakarta sebagai Bunda Pencerita dalam rubrik feature. Tentu kesempatan langka ini tidak saya sia-siakan, walaupun masih setengah tidak percaya ya. Karena sejak diinterview oleh majalah TEMPO sekitar tahun 2009 lalu tentang kemunculan berbagai situs vertikal, setelah itu tidak ada aktivitas lain lagi yang menjadikan saya layak untuk diwawancarai ;)). Hingga akhirnya kemarin sore, tepat pukul 15.45 wib datanglah Mbak Dede Riani dari KBR68H ke kantor saya untuk mengadakan interview seputar aktivitas mendongeng. Butuh “perjuangan” untuk mendapatkan hasil rekaman yang maksimal, ya Mbak Dede? Karena interviewnya dilakukan di kantor, jadi berbagai macam suara (noise) ada yang masuk ke rekaman, padahal seharusnya sunyi senyap, sedangkan kalau harus menunggu sampai sesepinya kantor juga tidak mungkin. Tapi syukurlah, tepat pukul 17.00 wib interview selesai, dan Mbak Dede harus melanjutkan perjalanan ke rumah narasumber dongeng yang lain di daerah Kelapa Gading dan Tangerang (kalau tidak salah).

Tadi sore, ternyata Paman Tyo, salah satu dedengkot situs Dagdigdug, yang juga sering komen-komenan di posterous kami masing-masing, ternyata juga memasang link dongeng saya di facebook beliau dan mulai ngobrol dengan komentator lainnya seputar dongeng anak. Ada salah satu komentar yang membuat saya terkagum-kagum, yaitu tentang Sri Mulyani :

“Aulia A Muhammad : “bertahun lalu, aku pernah menelpon Sri Mulyani sekitar jam 08.30 malam, bermaksud wawancara, dan jawaban dia sungguh mengejutkan, “satu jam lagi ya Mas, saya baru saja membacakan dongeng untuk anak saya…”. Sesibuk itu, dan dia wajibkan dirinya! Benarlah kata Dian Sastro, “Ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas juga..” :D. Tapi kata Raam Punjabi, ibu-ibu rumah tangga sudah terlalu lelah untuk berfantasi, meski hanya memodifikasi kisah dari bacaan kecil mereka, dan sinetron adalah jalan keluar dari kelelahan itu :-p”

Bayangkan, untuk orang sesibuk Sri Mulyani ternyata masih menyempatkan diri untuk mendongeng bagi putra/putrinya. Masa kita yang “belum” sesibuk beliau tidak sempat? Ya kalau saya sih wajar, karena belum ada momongan :). Tapi kalau nanti saya sudah punya momongan, insyaallah akan saya tularkan kebiasaan mendongeng kepada putra-putri saya. Seperti saat Papa menyempatkan sedikit waktu sebelum tidur beliau untuk mendongengi saya dan adik-adik saya.

Nah, bagaimana dengan Anda, masih sempatkah Anda meluangkan waktu untuk mendongeng untuk Si Kecil? ๐Ÿ˜‰

[devieriana]

 

ilustasi dari sini

You may also like

14 Comments

  1. Memang manfaat mendongeng itu banyak banget ya. Dulu tiap malam pasti mendongeng bahkan suka gantian sama suami meski cuma lewat telpon. Sekarang Cinta udah jarang mau didongengin kecuali abis beli buku baru. Sebelum tidur sesi mendongeng diganti pillow talk.

  2. hihihihi bunda, ceritain dong *jadisikecil

    btw, ada buku-e cerita anak yang bisa diunduh gratis lho di web Indonesia Bercerita *promosi

  3. makasih mbak baca postingannya jadi mengingatkan kayanya dah lama banget gak ngedongen buat jihan ๐Ÿ™ terlebih setelah di rumah gak punya “mbak”..anyway, thx lagi mbak..mulai mengumpulkan ide untuk mendongeng..:D

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *