“Saya Bersumpah..”

Teman-teman, maafkan kalau saya jarang-jarang posting akhir-akhir ini. Mungkin inilah hasil kombinasi antara load kerjaan yang mulai tinggi, mood yang naik turun, dan fakir ide 😐 :-?? . Iya, itu cuma alasan saya sih, tapi ya sudahlah, semoga sindrom ini tak berlangsung lama yah 🙂

Oh ya, nanya dong, kalau kalian mendadak disumpahin sama orang kira-kira reaksinya gimana? Ngamuk? Balik nyumpahin? Atau tergantung disumpahinnya gimana dulu? Kalau disumpahin jadi cakep dan kaya sih kayanya mau ya? ;)). Kalau saya disumpahin malah seneng. Karena “disumpahin” yang ini beda dengan sumpah serapah seperti orang yang sedang marah. Walaupun disumpahinnya berat, tapi dengan disumpahin itulah yang akhirnya mengubah status saya menjadi jelas.. Ini sebenernya mau ngomongin tentang apa sih?

Iya, berdasarkan Keputusan Menteri Sekretaris Negara Nomor 40 Tahun 2011 tanggal 28 Februari 2011 telah ditetapkan pengangkatan 51 Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara , yang salah satunya adalah saya \:D/. Tanggal 6 April 2011 kemarin adalah hari bersejarah bagi kami ber-51 karena saat itulah kami mengangkat sumpah Pegawai Negeri Sipil menurut agama/kepercayaan kami masing-masing. Dengan demikian berarti hilang sudah huruf “C” di depan status kepegawaian kami menjadi menjadi PNS \m/. Tentu saja dengan telah penuhnya status kami sebagai PNS, penuh pulalah hak (dan kewajiban) kami sebagai Pegawai Negeri Sipil \:D/.

Sekedar cerita, saya masuk sebagai PNS termasuk yang kurang dini, karena angkatan yang sekarang termasuk yang masih “piyik-piyik” (muda-muda). Tapi ya, ketertarikan saya untuk masuk sebagai PNS juga baru muncul di tahun 2009 sih. Itu pun hasil coba-coba dan alhamdulillah masuk [-0<

Oh ya, ada satu moment yang pasti ada di setiap pelantikan pegawai yaitu pengangkatan sumpah diatas kitab suci sesuai dengan agama yang dianut oleh masing-masing pejabat/pegawai yang akan dilantik. Entah kenapa moment pengambilan sumpah dengan mengucapkan “Saya bersumpah..”, bulu kuduk saya langsung meremang, dan kulit saya mendadak merinding. Apalagi ketika (para) rohaniwan mengambil sumpah diatas kitab suci sesuai dengan agama pegawai yang dilantik. Hiiy.. kayanya nggak tahu ya, serem aja gitu buat saya, kenapa ya? :-s. Mungkin karena bersumpah itu berat, apalagi berkaitan langsung dengan Yang Diatas. Walau ironisnya kalau sedang pacaran atau ngobrol dalam kehidupan sehari-hari, untuk meyakinkan orang lain, kayanya gampang bener ya bilang sumpah.

Pernah punya pengalaman bersumpah, diangkat sumpahnya, menyumpahi atau disumpahin, barangkali? ;))

[devieriana]

Continue Reading