Lebaran = Mudik & Baju Baru?

“Baju baru.. Alhamdulillah
Tuk dipakai.. di hari raya
Tak punya pun.. tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
..”

Masih ingat sama lagu itu? Lagu jaman saya masih kecil dulu. Entah siapa yang mencetuskan pertama kali kalau lebaran itu identik dengan baju baru ya? Karena sebenarnya tanpa baju baru pun kita masih bisa lebaran kan? Seharusnya.. 😕
Tergelitik dengan obrolan dengan salah satu sahabat saya beberapa hari yang lalu. Dia sempat bilang begini :

“Heran deh sama orang-orang yang bilang : “Gak lebaran ah gue kalo belum dapet THR, buat beli baju baru nih!”. Lah, emang kalau nggak pakai baju baru kita nggak bisa lebaran ya?”

Saya cuma nyengir aja, karena ya memang sering ada yang bilang begitu sih, “budaya” lebaran di Indonesia juga memang seperti itu, tapi berhubung sejauh ini saya nggak pernah ambil pusing, jadi ya nggak pernah saya permasalahkan. Mmh, kadang-kadang saya juga suka begitu sih ;)) *sungkem*

Bagi tiap orang Idul Fitri bisa memiliki banyak makna. Ada yang memaknai Idul Fitri itu sebagai hari yang tersedianya banyak makanan enak, baju baru, atau banyaknya hadiah (angpau). Ada lagi yang memaknai Idul Fitri sebagai saat yang paling tepat untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga. Ada lagi yang memanfaatkannya dengan pergi mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga, dan lain-lain.

Kebanyakan dari kita kalau Ramadhan sudah jalan 3 minggu, yang seminggunya lagi sudah tercium hawa-hawa lebaran. Dengan mulai terlihatnya para ibu yang sibuk mempersiapkan kue-kue dan hidangan untuk lebaran nanti, mulai penuhnya mall dengan para pengunjung yang sibuk memilih & mematut baju baru yang akan dipakai waktu lebaran nanti. Mulai ramai & padatnya arus kendaraan menuju ke daerah asal (mudik). Pffiuh, aktivitas tahunan yang cukup melelahkan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit ya?

Memang sih tidak bisa dipungkiri, bahkan bagi saya sendiri, untuk lebaran saja saya sudah harus mempersiapkan biaya jauh-jauh hari terutama untuk mudik. Kalau soal baju sih nggak harus baju barulah, karena baju-baju muslim saya kebanyakan masih bagus lantaran jarang dipakai, jadi masih bisalah kalau dipakai lagi di lebaran tahun berikutnya *ngirit* ;)). Karena yang namanya tiket pesawat itu pasti mahal. Bukan sok harus naik pesawat ya, kalau pun toh naik kereta sebenarnya sama saja biayanya, tapi kalau dibandingkan waktu & tenaga kami memang prefer naik pesawat. Kalau soal hidangan lebaran sih saya biasa nebeng sama orangtua atau mertua. Tergantung lagi lebaran dimana ;)). Bukan apa-apa, mending kasih mentahnya aja, soalnya kalau pun toh saya bikin nggak bakalan jadi kue :p

Kata Pak Ustadz saya kemarin bilang begini :

” Beridul fitri itu tidak harus dengan menyiapkan banyak makanan enak, karena hidangan sederhana dalam jumlah secukupnya pun tidak akan mengurangi makna Idul Fitri itu sendiri. Idul Fitri tidak harus dengan membeli baju baru karena baju yang bersih dan layak pakai pun sudah cukup. Beridul Fitri juga tidak harus mudik karena bersilaturahmi dengan orangtua dan saudara bisa dilakukan kapan saja, tidak harus di moment Idul Fitri. Meminta maaf juga tidak harus pas lebaran, kapan pun kita merasa telah berbuat salah kepada orang lain, segeralah minta maaf, pun halnya dengan memaafkan. Insya Allah Idul Fitri tidak lagi membutuhkan biaya besar dan semuanya akan terasa lebih mudah..”

Denger ceramah itu saya kok jadi berasa ditampar ya. Mengingat betapa “nggrundelnya” saya karena nggak bisa mudik ke Surabaya tahun ini :(( . Mengingat si mbak di rumah yang barusan bilang :

“mbak, sandalnya mbak Devi yang kemarin mbak mau buang itu ternyata pas banget di kaki Ayu, anak saya. Dia suka banget, malah bilang : Bu, nanti lebaran nggak usah beli sepatu, aku mau pakai sepatu ini aja.. “

:((

Bukan saya sok kaya dengan membuang-buang sandal, tapi kebetulan sandalnya memang sudah rusak dibagian resleting belakangnya, kalau pun toh saya niatnya mau ngasih si mbaknya ya nggak yang bekaslah.. 🙁

Jadi, buat yang tidak berlebaran dengan baju baru, tidak beropor ayam, tidak berketupat, tidak mudik (kaya saya), kita masih tetap bisa berlebaran kok.. Kan beli baju baru, makan ketupat plus opor ayam, atau mudik nggak harus pas lebaran kan? Insya Allah kita masih bisa melakukannya di luar hari lebaran.. *menabahkan diri*

Tapi masalahnya adalah.. saya, saya.., saya kangen sama kaastengels yang sangat keju bikinan mama saya ituuuu.. :((

[devieriana]

Continue Reading