Makanya, Jadi Orang Yang Sabar!

Sore ini seperti biasa saya dan sahabat saya pulang kantor menyusuri jalanan Thamrin, Sudirman dan sekitarnya menuju Gatot Subroto. Seperti biasa pula yang namanya macet nggak mungkin bisa dihindari, apalagi menjelang long weekend seperti sekarang ini. Semua orang pasti pikirannya sama, ingin lebih cepat sampai dirumah. Ya iyalah kapan lagi bisa kumpul lebih lama dengan keluarga apalagi besok libur. Ya kan? šŸ™‚

Nah, seperti biasanya pula kami selalu ada “ritual” pilih jalur ketika akan memasuki daerah Sudirman. Ya kan pilih jalur yang nggak terlalu macet, biar lebih cepat sampainya. Dan herannya, ko ya selalu salah ;)) . Feeling kalau jalur sebelah kiri bakal lebih sepi & lebih cepat ternyata kena macet-macetnya bis yang segede-gede gaban itu. Pas ngira kalau jalur kanan jauh lebih sepi, eh malah kena sistem buka-tutup jalur sama polisi, yang bukanya lamaa banget. Alhasil kita stuck di jalan juga kan? Jadi ya begitulah, sama aja kayanya

Sore inipun kami menjalani “ritual pilih jalur” dan kali ini kami memilih jalur kanan. Apakah pilihan kami sore ini benar? Oh tentu, Maria! Tentu tidak! Karena pas kita lihat dijalur kiri jalanan begitu lengang, kendaraan dengan kecepatan sedang melaju dengan santai. Dengan hiperbola kami membayangkan mereka melambaikan tangan sambil daddah-dadah pada kami berdua. Coba bandingkan dengan kami yang jejeritan nggak jelas karena lagi-lagi salah pilih jalur & terpaksa harus berhenti ditempat. Sampai akhirnya ketika jalan merambat menimbulkan ide untuk pindah ke jalur kiri yang lebih lengang, menuju ke arah Plaza Semanggi. Berhubung memang tampak lengang sekali, maka pindahlah kita kesana. Tapi kita tidak tahu kalau sebenarnya disisi jalanan itu, diujung sana tepatnya, sedang macet-macetnya! Dan yak, bagus.. kita gantian terkurung dalam kemacetan di sisi lainnya.. :((

Kesel? Jelas. Gondok? Pasti. Lha wong niatnya pindah jalur biar nggak kena macet, ini malah nggak bisa gerak. Seolah-olah mencari kemacetan yang lain gitu.Ya bagus deh ~X( . Tapi justru disitu kita jadi menertawakan diri sendiri. Andai kita tadi sabar buat menunggu jalanan terbuka, pasti kita nggak akan malah stuck ditengah jalan kaya begini, dihimpit, bis dan mobil-mobil (iyalah, masa dihimpit sama ongol-ongol?). Tapi ya itulah, kan tadi kita yang milih sendiri, jadi ya tanggung resikonyalah ya ;)) .

Yang biasanya waktu tempuh sekitar 30 menit sampai ke Gatot Subroto, kali ini hampir satu jam. Tapi ada yang lucu pas kita sudah hampir berhasil melewati kemacetan dan mulai masuk kawasan Gatot Subroto (depan Plaza Semanggi), mendadak mobil hitam yang kami naiki dihentikan oleh seorang petugas polisi. Aduh, iya.. masih jamnya three in one yah? Padahal kita biasanya lempeng aja lho jam segitu, nggak pakai acara cegat-cegatan begitu. Ah, ya sudahlah, kita minggir dulu yah..


PolisiĀ  :
“Selamat sore, ..”
TemanĀ  : “Selamat sore pak. Ada apa ya?” *(sok) polos*
PolisiĀ  : “mohon maaf ada berapa orang dalam mobil?”
*sambil melongok ke dalam mobil* .

Eh, sumpah ya, kita pengen boneka ayam-ayaman di jok belakang itu mendadak hidup dan duduk manis terus senyum sambil benerin kacamata sama polisi itu. Biar kita nggak ditilang karena jumlahnya kan udah 3 orang.
PolisiĀ  : “cuma berdua ya bu? Boleh saya lihat kelengkapan surat-suratnya?”
TemanĀ  : “oh, boleh pak.. Emang jam berapa sih three in one-nya pak? Bukannya mulai setengah lima?”
PolisiĀ  : “iya bu, memang benar ini kan sudah jam lima kurang seperempat..”
TemanĀ  : “lho, bukannya mulainya setengah lima?”, tanya temen saya ngotot sambil buka dompet.

Nggak nyadar apa sama pertanyaannya barusan. Ini udah jam lima kurang seperempat Neng, three in one itu mulainya setengah lima. Ya jelas kita kenalah.. ;))


PolisiĀ  : “iya bu, ini sudah jam setengah lima lebih, jadi ya sudah mulai yah.. Bisa minta tolong mobilnya dipinggirkan?”
TemanĀ  : “oh iya ya? Udah setengah lima ya? “, dia terkekeh sendiri.

Tuh kan, lola jangan dipelihara dong ah.. *plaak!*

Sementara teman saya turun, saya lihat dari dalam mobil sambil terus memperhatikan mereka berdua. Eh, tapi kok saya, dia, dan bapak polisi itu jadi cengengesan ya? Kalau saya sih geli aja melihat ekspresi teman saya sama polisinya. Tapi kalau temen saya sama polisinya ngapain coba? Saya lamat-lamat mendengar percakapan mereka dari balik kaca yang sudah saya buka.

PolisiĀ  : “iya ini tilangnya 500 ribu ya bu..”
Teman : “oh gitu ya pak? Wah, saya bener-bener nggak tahu pak. Biasanya saya bertiga, kali ini aja saya cuma berdua.. Aduh, maaf ya pak..”
PolisiĀ  : ” Baik,Ā  ibu rumahnya dimana?”
TemanĀ  : “saya di Halim, Pak..”
PolisiĀ  : “Lho, ibu istrinya anggota?”
TemanĀ  : “iya..”
PolisiĀ  : “Polri atau TNI?”
TemanĀ  : “TNI, pak..”
PolisiĀ  : “yah, kenapa ibu nggak bilang dari tadi Kalau saya tahu ibu istrinya anggota, mana mungkin saya tilanglah bu..”
Teman : “lah ya masa saya mau pamer-pamer kalau saya istrinya anggota. Ya kalau memang saya salah ya tegur aja pak, nggak apa-apa. Nggak usah sungkan apakah saya istri anggota apa bukan.. ”
PolisiĀ  : “ya tapi saya yang nggak enaklah bu, masa istrinya anggota saya tilang juga..Ya sudah, silahkan dibawa kembali surat-suratnya. Salam buat bapak ya bu.. Hati-hati dijalan..”
TemanĀ  : “baik pak terimakasih sudah diingatkan..”

Ah, untung polisinya baik hati. Salam buat komandannya ya Pak.. ;))

Begitu kita jalan, kita berdua ngakak-ngakak. Menyadari kebloonan kita, keteledoran kita, ketidaksabaran kita. Tentu saja menertawakan dengan lega kejadian yang baru saja kita alami. Nggak jadi ditilang gitu lho #:-s. Kayanya si pak polisi itu juga sempat melirik foto di dompet teman saya, plus “ngeh” dengan kata-kata “Halim” yang identik dengan pangkalan Angkatan Udara.

Ah, ya.. sore yang unik. Tapi justru dari situ ada sebuah pesan moral yang bisa kita ambil. Jadi orang itu mbok ya yang sabar. Karena kalau saja tadinya kita sabar, bertahan di jalur kanan, pasti nggak akan kena macet berkali-kali gara-gara tergiur pindah jalur yang lebih sepi yang akhirnya macet-macet juga bahkan lebih parah :)) . Sering-sering lihat jam, apalagi kalau niat masuk jalur three in one dengan penumpang kurang dari 3 orang.. ;))

[devieriana]

gambar dari situ

You may also like

18 Comments

  1. @cyraflame : tadi aku udah bilang gitu ke temenku :)). Dia juga nyaranin gitu kalau kepepet, “bilang aja istrinya anggota”. Lha kalau yang ditilang itu suamiku, mosok bilang “saya suaminya anggota”? Anggota apa? Dharma Wanita?

    Aku sudah langsung membayangkan polisi itu ngeliat aku dari atas ke bawah sambil bawa meteran.. =))

  2. oalah, gitu toh, jadi klo anggota dan keluarganya bebas tilang toh? pantesan *manggut-manggut*
    besok-besok klo ditilang aku juga ngaku tinggal di halim ah, ngaku anggota, anggota paguyuban ojeg halim, wakakakaka…. =))

  3. @clingakclinguk : aku yo baru ngerti kok.. Nanti kapan-kapan bilang kalo rumahmu di Cijantung ya.

    Bukan, bukan Cipayung.. kalo Cipayung rumahnya mertuaku ;))

  4. @plukz : kalau perlu sebelum ditanya, bilang “pak, rumah saya di Halim lho pak, jadi satu sama hanggarnya pesawat..”.
    Jajal, ditilang nggak sama polisinya.. :))

  5. @Titin : aku percaya kok Tin, sangat percaya :))
    *nyeret polisi sambil bawa kuitansi tagihan listrik*

  6. emang kalo tinggal di Halim pasti “anggota” ya mbak ?
    menyenangkan sekali punya suami yang begitu ya, hahahaha …

  7. @Fenty : ya kan identiknya Halim itu nama pangkalan udara, say. Hanya dengan menyebut “Halim” sudah identik dengan kesatuan Angkatan Udara šŸ˜‰

  8. Waduh, saya nggak punya suami yang “anggota”!

    Ngg..gini ajalah. Saya mau pasang foto Pierre Tendean atau Ahmad Yani di dompet saya, biar kalo ditilang polisi ngira saya istri tentara. Kira-kira bisa nggak ya? šŸ˜‰

  9. horeee

    ternyata idola saya ini istri anggota

    anggota paguyuban opooo yo ?
    maa baru sempet berkunjung ke rumah barumu ini,
    eh makanannya mana ?
    tamu jauh dateng nih
    aussss
    *elus2 leher

  10. Wahh, mbak yg nilang2 itu emang biasanya bakal ‘diem’ kalo kita entah beneran atao cuma ngaku ada kenalan. Yg penting pasang muka yakin! ;))

    Eh, nama suaminya sapa mbak? *dirajang* :))

  11. @Chika : ih pernyataannya kok sama semua.. janjian ya kalian? :)). Mestinya postingan ini dirating “inspiratif” karena menginspirasi banyak orang.. untuk ngaku-ngaku jadi istrinya anggota ;))

  12. @Vicky : eh buset, nasionalisme tinggi sekali, masang foto pahlawan segala? =)). Nggak sekalian Pattimura mbak? *ngikik di kolong dipan*

  13. @warm : iya anggota paguyuban ludruk “Mbanyol Jaya” ;)). Oh aus? ambil sendiri aja ya, anggap rumah sendiri ya Om.. Nanti dari sini lurus aja, belok kiri ada sumur.. tinggal nimba ya.. Ambil sepuasnya lho, jangan sungkan-sungkan. Terserah mau ditaruh gelas apa langsung dari embernya..
    *tertawa bengis*

  14. @Guitarman : ya semoga nggak ada “anggota” yang baca postingan ini.. ;)) . Nama suami? Nganu udah jadi presiden sih sekarang.. *eh, dirajang sama bu Ani* =))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *