Tarian (Diatas) Luka

Perempuan itu menari dengan kain & selendang warna-warni diatas awan-awan putih yang bergumpal, terserak dilangit yang pucat. Matari enggan menampakkan diri, menyelimuti tubuhnya yang lesu dengan kabut warna kelabu.

Perempuan itu terus menari diiringi langgam guntur & kilat yang beradu. Hujan bak air bah tak jua menyurutkan niatnya tuk terus menari. Berputar cepat bagai gasing, menumpu pada kedua kaki kecilnya yang ringkih & tertatih. Sesekali diseringai tawa pun tangis yang bergema. Ada luka di hatinya yang masih menganga. Namun toh dia tak peduli. Atau, masih adakah yang akan peduli? Gumamnya lirih..

Bahkan ketika darahnya menetes jadi rintik gerimis kemerahan pun dia masih saja tergelak. Gelak dalam duka. Karena tawa itu keluar disela derai  airmata. Tawa itu terdengar pilu, pedih, lara yang tak terperikan. Senyum kering yang membuatmu yakin bahwa perempuan itu bisa menerima kejoramu yang berpijar jauh melebihi pendar cahayanya.

Jika kau ingin tahu seberapa parah luka jiwanya… Coba lihatlah keatas, rasakan hadirnya. Kan kau temukan seorang perempuan yang menari tertatih, berputar makin cepat bagai gasing di lanskap langit kemerahan.

Perempuan itu adalah aku..

kekasihmu..

 [devieriana]

gambar dipinjam dari sini

Continue Reading