Tuhan, andai saya boleh memilih ..

merenung1

 

” Dev, andai saja ya aku boleh menentukan jalan hidup mana yang aku pilih, andai aku boleh memilih sendiri jodohku, andai aku boleh mengabulkan apa saja keinginanku..”

Itu curhat salah seorang sahabat saya, kemarin siang ..

 

Hmm.. kalau semua “andai” itu bisa kita lakukan, trus apa gunanya Tuhan? ngapain harus ada Tuhan kalau kita bisa “triiing.. voilaa..” apa yang kita inginkan dalam sekejap ada di depan mata, apa yang jadi keinginan kita langsung terkabul, ga akan ada namanya kegagalan, orang salah arah & salah langkah dalam hidupnya, semua berjalan sesuai rencana..  Tapi apa iya kalau sudah menjadi “tuhan” kecil seperti itu lantas kita bisa puas, kehidupan akan seluruhnya berhasil sesuai rencana? Apa ga malah jadi kacau balau karena berjalan sesuai dengan keinginan masing-masing, bisa bentrok sana-sini, tidak ada sentralisasi, jadi “otonomi daerah” semua.

 

Saya yakin pemikiran seperti diatas pasti pernah mampir ke otak masing-masing orang, tapi kembali laagi ke akal sehat, yakinkah kita ketika semua serba dituruti, apapun keinginan & cita-cita kita serba in a minute langsung jadi, apa malah ga bikin kita jadi cerdas, ulet, & berusaha? Yang ada bakal menambah populasi orang malas di dunia ini. Bener ga? “Aku mau uang yang banyak, yang ga usah pake kerja”.. TRIING.. berkarung-karung uang sudah ada di depan mata. “Aku mau nikah sama si X dong, soalnya aku suka sama dia”.. TRIIING.. Si X sudah jadi suami/istri kita. “Aku mau lulus cumlaude tapi ga usah pake kuliah dong..”.. Yee, mana bisa begitu? enak aja.. hehehehe.. 😀

 

Pun halnya memilih pasangan hidup, pekerjaan, jalan hidup, dll. Saya percaya semua itu pasti ada “jodohnya”. Maksud saya begini, semua ditakdirkan untuk berpasang-pasangan (bukan hanya pasangan hidup), pun halnya dengan pekerjaan. Si A gonta-ganti tempat kerja dari perusahaan X ke perusahaan Y, ga cocok, resign ngelamar ke perusahaan Z, eh kok enak ya.. gaji gede, posisi enak, kerjaan gampang & lingkungan kerja yang kondusif. Hal yang seperti itu yang saya namakan jodoh. Begitu juga dalam menentukan pasangan hidup pun, kalau saya boleh memilih nih, saya bakal pick one orang yang saya sukai,  Si Anu misalnya. Tapi balik lagi, yakinkah kita jika si Anu ini jadi pasangan hidup kita, kita bakal jadi orang yang lebih baik daripada sekarang? Mesti mikir dulu deh. “Hhalaaaahh… kalau kebanyakan mikir keburu dia disamber orang, bu..”. Ya udah berarti dia bukan jodoh kamu.. Gitu aja. Simple kan? 🙂 . Tapi inget, pasrah bukan berarti ga usaha ya. Kalau memang kita suka dengan si A/B/C, atau kita punya keinginan & cita-cita ya harus ada usaha dululah. Do the best, lets God do the rest..

 

Proses berpikir saat akan melakukan pengambilan keputusan sangat dibutuhkan. Kenapa? Ya supaya kita ga salah pilih, ga salah jalan. Saya juga pernah berpikir bahwa Tuhan itu kok kayanya ga adil banget deh. Ada orang yang hidupnya kayanya sangat beruntung, dapat pasangan yang perfect, dikaruniai anak yang lucu-lucu, seems mereka bahagia banget.. what a perfect life-lah pokoknya. Sementara saya ya biasa-biasa aja. Tapi tadi pagi saya mendapatkan perenungan bagus setelah semalam saya bertemu dengan seseorang dari masa lalu saya. Mendadak saya bersyukur dengan kehidupan saya sekarang. Andai beberapa tahun lalu Tuhan mengiyakan keinginan saya untuk hidup bersama dia, saya ga yakin bahwa kehidupan spiritual saya akan semakin dekat dengan-NYA. Secara ya, kadang shalat aja saya masih bolong-bolong, baca Qur’an kalau saya lagi pengen. Kalau saya hidup sama dia apa iya saya ga makin jauh dari-NYA? Okelah secara financial kehidupan saya akan tercukupi, tapi kebutuhan rohani saya besar kemungkinannya akan makin kosong karena kehidupaan rohaninya sendiri ga lebih baik daripada saya  🙁

 

Selalu ingatlah akan 3 hal  :

1. Jika Allah mengatakan Ya !
Maka kita akan mendapatkan apa yg kita minta..

2. Jika Allah mengatakan Tidak !
Maka kita akan mendapatkan yang lebih baik..

3. Jika Allah mengatakan Tunggu !
Maka kita mendapatkan yang terbaik sesuai kehendak-Nya.
Allah tidak pernah terlambat, Dia tidak juga tergesa gesa, namun Dia selalu tepat waktu..

 

Tuhan ga pernah salah, Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Karean kadang apa yang kita inginkan sebenarnya bukan yang kita butuhkan secara hakiki. Namun kadang kita lupa, saat dalam hidup ada 1 pintu yang tertutup bagi kita, kita hanya bisa menangis, mengeluh, meraung-raung agar pintu itu dibuka, sampai kita tidak sadar bahwa ada pintu lain yang Tuhan sudah buka untuk kita..

Berserahdirilah, karena Tuhan Maha Tahu segala yang terbaik untuk kita ..

 

teruntuk sahabat saya.. cheer up ya Dear  🙂

 

 

Continue Reading

Do you love me too?

 

love

 

Lucu nih, hari ini baca posting blog seorang teman yang cerita kejadian masa lalu yang temanya tentang “mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis”. Pantas ga sih, wajar ga sih seorang perempuan menyatakan perasaannya lebih dulu a.k.a nembak ke lawan jenisnya? Secara ya, itu masih dianggap hal yang kurang biasa beerlaku di masyarakat kita.. halaah.. masyarakat.. 😀

 

Ya menurut saya sih masih wajar-wajar aja tuh, buktinya banyak kok yang bilang suka duluan sama cowoknya. Banyak juga yang akhirnya berujung bahagia (halaah..). Ya masalah diterima/gak ya itu pasti ada lah ya.. namanya juga resiko. Analoginya, ketika kita melamar pekerjaan, pasti kan belum tentu diterima kalau kita dianggap belum memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Nah, sama halnya ketika seorang pria/wanita menyatakan perasaannya ke wanita/pria idamannya ya pasti harus siap menghadapi resiko penolakan dari “objek penembakan” itu kalau kebetulan si objek ternyata ga punya rasa yang sama. Cuman tingkat sakit hatinya emang bisa beda-beda, tergantung seberapa besar rasa yang dipendam, tingginya harapan, dan mental yang dimiliki si pria/wanita. Kalau misal di tolak secara halus dengan argumentasi yang tepat kenapa sampai menolak, mungkin sakit hatinya beda dengan ketika mendapatkan penolakan secara , “HAH, APAA? lu suka ama gue? gila lo ya, berani-beraninya lu nembak gue. Emang siapa lo? Ngaca dong.. ngacaa..!!”, hehehe.. Ini sebenernya subyek sama obyeknya saling kenal gak sih, kok sampai tanya “siapa elo?”. Kenalan dulu deh kayanya 😀 .  Ya maksud saya, kalau nolaknya kasar kan juga udah dapetnya sakit hati, plus dendam kesumat bisa-bisa berujung santet nih.. 😀

 

Kalau yang menyatakan perasaan ini seorang pria, wajar deh. Tapi kalau yang menyatakan ini seorang wanita, yang notabene mentalnya ga sekuat pria (syukur-syukur kalau wanitanya bermental baja, bermuka tembok, dan berhati besi..  Ini orang apa bunker sih sebenernya?). Pria juga banyak yang gak kuat mental kok kalau ditolak sih sebenernya :p . Nah kalau wanita yang nembak, trus ternyata ditolak, stress, terus mulai nyanyi-nyanyi sendiri, ketawa-ketawa sendiri gimana? Makanya itu, saya bilang melakukan “penembakan” itu butuh waktu yang tepat, mental yang cukup kuat, hati yang lapang ditambah ikhlas kuadrat pangkat dua. Take it easy ajalah, namanya juga perasaan, ga bisa dipaksa. Kalau memang suka ya diomongin, toh gak bakalan masuk neraka kok. Soal ditolak mah anggap aja biasa, manusiawilah. Gak mungkin kan kita harus maksa-maksa orang mesti terima cinta kita padahal dianya biasa aja sama kita. Emang kalau kita di posisi itu nyaman?

 

Mungkin yang perlu diolah adalah cara penolakannya kali ya. Tidak perlu malu jika pada akhirnya jawaban yang kita peroleh tidak sesuai harapan. Tapi seandainya kita di posisi sebagai “objek penembakan” jangan sekali-sekali menunjukkan arogansi & besar kepala yang membuat si “penembak” merasa menyesal telah “menembak” sasaran yang kurang tepat & ternyata tak patut diberi hati..  🙂

 

 

[devieriana]

Continue Reading

Curhat sama facebook?

facebook

 

 

Masih pokok bahasan yang sama : FACEBOOK.. rasanya situs 1 yang lagi hip bin booming ini tidak ada habis-habisnya untuk dibahas, diulik, diomongin, dikecam, sekaligus dicintai, hehehe..  Dari facebook bisa merembet ke arah gosip, cerita seru, cerita nyata, intrik (halah), maupun cerita bersambung (maksudnya nunggu kelanjutan status & obrolan wall to wall apa yang akan ditulis berikutnya, hehehe..)

 

Berawal dari obrolan saya bersama 4 orang teman sebelum pulang tadi tentang facebook & para penggunanya (kebetulan hanya tinggal saya & 4 orang itu yang masih ada di kantor, selebihnya sih udah stress pulang duluan, hehehehe… Enggaklah, ya emang kerjaannya udah selesai). Nah mulai deh tuh dibahas yang namanya facebook. Mulai perseteruan antar  teman, gosip terhangat antar karyawan, sampai curhatan wall to wall yang lumayan bisa dibuat baca-baca, mulai yang hangat romantis sampai mengarah ke konflik tajam menuju putus, hahahaha..  :D.  Kidding 😀

 

Heran aja sebenernya, emang penting ya curhat aja sampe ditulis di wall? Sudah tidak ada tempat yang lain yang lebih private-kah untuk curhat selain di facebook yang notabene pengikutnya sudah berjuta-juta & tidak menutup kemungkinan bisa dibaca oleh orang yang punya hubungan “mutual friend”. Ccckk..ccck…ccckkk.. geleng-geleng kepala saya jadinya. Kalau memang sifatnya private mbok ya mending jangan posting di wall-lah, apa fungsinya private message kalau postingnya di wall-wall juga, yang pasti bisa dibaca orang lain juga kan..

 

Seperti halnya tadi pagi ketika saya iseng buka facebook, terpampanglah itu curhatan seorang istri ke suaminya. Kebetulan saya tahu & kenal mereka berdua. Curhatan kekecewaan seorang istri kepada suaminya, curahan hati istri tentang (dari apa yang saya tangkap di wall to wall itu ya) adanya kebosanan, kejenuhan dalam hubungan mereka. Cerita tentang perbedaan perlakuan suami ke istri yang beda jauh ketika masih pacaran dulu dengan kehidupan rumah tangga  (udah ga romantis gitu ceritanya, hehe). Waduh, apa itu bukan termasuk golongan masalah rumah tangga ya? Kenapa dibawa-bawa ke facebook sih? Apa mereka gak sadar kalau “percakapan” mereka itu dibaca banyak orang? Emangnya udah ga tinggal serumah ya kok sampai komunikasi aja harus lewat facebook? Emang HP-nya kemana, kenapa ga sms/teleepon aja? Emang ga ada teknologi yang namanya email yang bisa dibaca si penerima secepat kita mengirimnya? Kadang mikir, masyaallah.. kemana sih logikanya orang-orang ini?  🙁

 

Itulah kenapa saya kemarin posting shoutout : “emang penting ya semua kegiatan dilaporkan ke facebook”. Sudah bisa ditebak , yang komentar banyak. Maksudnya banyak yang protes gitu, intinya sih : “ya suka-suka guelah Dev, facebook-facebook gue”. Ok, facebook-facebook kalian tapi nyadar ga sih postingan kalian itu kan biasanya mostly disesuaikan dengan apa yang tengah kalian lakukan sekarang, apa yang tengah kalian rasakan. Ya syukur-syukur kalau postingan statusnya positif. Lha kalo pas moodnya lagi marah-marah sama orang terus ditulis di status terang-terangan, lanjut ke omongan kasar yang menyinggung pihak tertentu, apa ya gak jadi rame tuh? (ini kisah nyata, ada lho yang kaya gini di sekitar saya saking emosinya). Makanya di beberapa kantor situs 1 ini sudah ada yang mulai di banned. Bahkan sudah ada yang di pecat karena facebook. Nah lho, serem juga kan?  🙁

 

Ok, facebook memang jitu bin powerful utamanya buat menemukan teman-teman lama yang udah spreading ga tau kemana rimbanya (isi facebook saya padahal temen-temen SMA, kuliah, kantor, sama temen-temennya temen, hehe.. Rehoming dari friendster ke facebook semua..). Tapi ingat facebook juga ada negatifnya. Bisa menyebarkan informasi apapun secepat kita menulisnya, entah positif maupun negatif. Sebenernya sih bukan cuma facebook, situs lainnya pun juga sama, bisa menyebarkan info apapun secara cepat hanya dengan sekali tekan tombol send/enter. Jadi, berhati-hatilah. Secanggih apapun , seasyik apapun, segaul apapun situs pertemanan yang kita ikuti jangan terlalu open juga. So,  just be wise, & be careful dear ..  🙂

 

 

Continue Reading

Happy Wedding Anniversary ..

Love is not as simple
as candlelight and roses…
love is day-to-day living,
taking time,  making time to be there,
with open arms and a giving heart…
.. Love is the special life you share to all of us ..

God gave you two
a special love
to share,
.. because He knew ..
how much you

would cherish it ..

 

.. Happy 35th Wedding Anniversary dear Mom & Dad..

from kids who love you :

Devi Eriana Safira, Rezania Rosa Riskandiati, Soka Adista Fajar Wirawan

Continue Reading

Kok kaya laporan sama facebook?

Sejak wabah facebook melanda dunia, mengakibatkan banyak orang mengalihkan sebagian waktunya untuk membuka situsnya Mark Zuckerberg ini. Bahkan ada lho yang menjadi situs wajib buka setiap hari . Mending ga makan daripadaga buka facebook.. oh salah ya? Lebay kayanya kalau begitu, hehehe.. . Padahal sebenarnya facebook fungsinya tak ubahnya dengan beberapa situs pertemanan lain yang sudah ada sebelumnya, macam friendster, flixter, hi5, plurk, dan lainnya. Sekarang ini siapa sih yang ga punya account facebook? mulai kalangan pelajar,ibu rumah tangga, artis, bahkan politikuspun memiliki account di facebook. Katanya kalau ga punya dibilang “jadul banget sih kamu? bikin doong..”  😀

 

Memang sih diakui facebook cukup powerfull untuk utamanya menemukan teman-teman lama yang sudah lost contact, ga ketahuan dimana rimbanya. Tapi ada juga sisi negatifnya : facebook itu “nyandu”, bos. Saya katakan nyandu ya karena rasanya kalau ga bukan facebook sehari tuh mungkin buat sebagian orang berasa udah ketinggalan info banget. Padahal kenyataannya dulu ga punya facebookpun juga gapapa kan? Inget deh, jaman dulu ga ada friendster, apalagi facebook kita juga santai-santai aja kan.. Tapi kenapa sejak ada”mainan baru” itu kita jadi kaya dicanduin ya?

 

Contohnya aja nih soal status. Kan di facebook kita sering lihat teman-teman kita nulis status di facebooknya tuh . Mulai kegiatan “penting” sampai “gak penting”. Oh maaf, atau mungkin semuanya penting kali ya, kan kita tidak tahu ukuran penting/tidaknya sebuah status buat sebagian orang ya.. . Tapi kok kesannya malah jadi kaya “laporan” sama facebook ya.. Apa-apa ditulis, ngapa-ngapain diinfokan ke semua orang. Kayanya the whole world need to know kegiatannya itu apa saja. Itu kesan yang saya tangkap ya. Saya ngerti, tahu, paham banget kalau facebook itu cuma mainan, cuma buat seru-seruan, cuma buat situs pertemanan, cuma buat hiburan.. mmh, tapi emang penting ya semua kegiatan harus ditulis? Misal nih : “lagi nemenin anakku bobo” (ya kalau lagi nemenin bobo ngapain juga fesbukan.. nemenin bobo mah nemenin aja.. hehehe ), “malam minggu ada di kantor teman” (kalau bapak di kantor teman terus kita mau ngapain pak?), “lagi makan sate ayam.. hmmm.. yummy..” (emang kalau sudah ditulis di facebook terus aromanya bisa nyampe ke temen-temen yang ada di friendlist-nya gitu? Mending kalau di kasih , kalau cuman dipamerin ya kesannya kok jadi kaya ga pernah makan sate ayam, heheh), “lagi mimik susu” (yaelah, ini apa lagi.. wah.. bener-bener status yang sok imut.. hahahaha ).

 

Status, memang facebook menyediakan kolom untuk kita bisa posting shoutout/status dengan kolom komen di bawahnya. Yang menandakan bahwa apapun kegiatan kita bisa/boleh dikomen oleh orang lain. Buat lucu-lucuan sih seru, tapi ada yang sampai ganti status lebih dari 3x sehari.. Beuuh.. lagi ga ada kerjaankah? Kebutuhan untuk diakui keberadaannya di dunia maya a.k.a eksis, rasanya itu sebutan yang lebih tepat ditujukan untuk orang-orang yang sangat rajin update status di dunia maya via facebook. Berhubung situs 1 itu yang lagi hip sekarang, makanya setiap waktu, setiap saat, pasti rajin update status, posting komen di statusnya orang-orang. Pokoknya tiada hari tanpa update statuslah.. hidup facebook !! Ampun deh..

 

Saya termasuk orang yang sangat jarang update status facebook. Bukan apa-apa , selain kebetulan kerjaan saya padat banget (kasian sih sebenernya) , ya karena menurut saya ga semuanya penting untuk diinfokan atau di share ke orang lain. Misal : “lagi banyak kerjaan nih, sibuk bangeeet” –> kalau sibuk kenapa masih sempat mainan facebook? . Atau : “lagi ngantuk berat” –> ya tidurlah, ngapain masih buka facebook juga?Istirahat.. Itu cuma contoh lho ya.. . Eit, ini bukan berarti semua orang harus sama kaya saya ya. Terserahlah mau update status per 5 menit sekali, silahkan. Per 2 hari sekali monggo, atau ga update status samasekali juga tidak ada yang melarang kok. Semua orang pasti punya pendapat yang beda-beda masalah posting status di facebook. Lepas dari masalah eksistensi diri, setiap orang punya maksud, kepentingan & tujuan tersendiri dengan account facebooknya & itu hak masing-masing orang kok.. Saya hanya sekadar pengamat dunia pencak fesbuk tercinta ini kok ..

 

.. PEACE ..

 

 

 

Continue Reading