I love your post, dear ..

Surprised, bangga, seneng.. itu yang saya rasakan akhir-akhir ini. No, no.. bukan saya menang undian, tapi melihat semakin banyak teman saya yang mau menulis. Lah?! hehehe, jawabannya di luar perkiraan ya? πŸ™‚ . Bener kok, “cuma” gara-gara itu. Kenapa saya surprised, bangga, seneng? Toh ga ada kompensasi apapun buat saya kalau mereka mau menulis. Memang, saya ga akan dapat apa-apa, tapi entah ya kok saya senang aja teman-teman saya banyak yang mulai mencoba menulis.

Awalnya entah karenaΒ tulisan saya , atau omongan ceplas-ceplos saya, atau apa saya kurang tahu pasti. Yang jelas beberapa waktu yang lalu saya sempat posting di facebook menyoroti tentang teman-teman yang sering banget update status. Mulai dari cuma tulisan titik-titik doang, sampai status kutipan yang panjang 1 paragraf, atau bahkan cuma berupa gumaman “hmmm…”. Ketika saya menulis status :Β  Emang penting ya update status di facebook? , tanggapannya beragam, banyaklah, intinya sih :Β  “suka-suka sayalah, wong facebok-facebook saya” πŸ˜€ . Tapi ada yang menyindir juga dengan kata-kata “iyalah Dev, kita kan belum sejago kamu yang bisa nulis panjang di blog, kita sih cumanya bisa nulis status doang”. Lho, kok jadi ke blog?kan saya membahas status, kenapa larinya ke blog? Ga ada hubungannya kali, hehehe.. πŸ˜€ . Tapi ya sudah, saya tanggapi dengan guyon juga, karena ya saya yakin dia gak bermaksud serius dengan kata-katanya.

Berikutnya tentang tulisan yang saya posting di sini yang membahas kenapa selalu tidak ada waktu untuk menulis. Alasan klisenya sibuk. Ternyata beberapa hari kemudian saya mendapat reply dari tulisan itu via email dari salah satu sahabat saya, “wah, kesindir nih. Nih aku udah mulai bikin tulisan ya Dev. Aku mau kamu yang baca duluan..”. Wah, sumpah, surprise banget. Saya kira ga sampai 1 lembar, ternyata 4 lembar bo. Wah, makin surprise saya. It means sebenarnya kalau “dipaksa” kita itu bisa. Tergantung ke niat.

Hari ini lagi, tidak sengaja saya mampir ke salah satu postingan teman yang waktu itu menyindir saya via status yang tadi. Lha kok dia akhirnya nulis juga, “ini tulisan pertamaku, semoga bisa nulis lagi di notes berikutnya..”. Dia menulis tentang rasa syukurnya mejadi ibu rumah tangga. Langsung takjub saya, ada 1 orang lagi yang juga ikut menulis. Tanpa panjang lebar saya langsung tulis komen, saya bangga sama dia, saya tunggu notes berikutnya. Tak disangka-sangka hari ini dia posting notes kedua. Ah, akhirnya.. πŸ™‚

Atau, ada juga yang komennya selalu sinis di depan, tapi pas di belakang dia bilang, “jujur, aslinya aku suka semua tulisan kamu kok Dev.. “, hahahah..Β  πŸ˜€ . Baiklah, lebih baik kau jujur padaku ya Nak ya.. πŸ™‚ . Terimakasih buat kejujurannnya, hehehehehe..Β  πŸ˜€

Jadi, balik lagi apapun kegiatan kita intinya sih semua itu ada faktor N & K, Niat & Kesempatan. Niat ada tapi kesempatan ga ada, kesempatan bisa dicari. Kalau kesempatan ada tapi niatnya yang ga ada, ya walaupun ada kesempatan di depan mata ya ga bakal terjadi, wong memang ga diniatin. Saya bukan penulis buku kok, mmh.. mungkin belum ya (jujur saya masih belum PD untuk mempublish tulisan saya yang masih cakar ayam ini jadi sebuah buku.. hiks πŸ™Β  ). Tapi saya menggunakan blog saya ini sebagai ajang latihan menulis, menuangkan apa saja yang ada di kepala saya, di sekeliling saya, yang terjadi dengan saya. Terus menulis sampai saya jengah, bosan, sampai sudah tidak ada lagi ide buat ditulis.

[devieriana]

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *