Transformasi ..

melamun

 

Wah, hari ini jadwal ngobrol saya termasuk lumayan padat. Sebenarnya bukan sengaja menjadwalkan ya, tapi entah bagaimana awalnya pokoknya hari ini mendadak banyak yang ngajak ngobrol, diskusi & reunian. Memang kebetulan semuanya virtual ya, tapi yang membuat saya excited adalah yang mengajak ngobrol semua temen-temen saya di masa lalu. Mulai teman SMA, teman jaman masih saya di Surabaya, mantan anak-anak saya di callcentre Surabaya. Wah rasanya kembali ke masa lalu.. tapi menyenangkan.. 🙂

 

Mulai curhat karena ditolak (atau menolak?), diskusi tentang statusnya teman-teman di facebook (terutama yang rajin lapor sama facebook lagi ngapain aja hari itu :  menidurkan anak, mengantar anak sekolah, bikin paper yang gak selesai-selesai, belajar memasak, lagi menikmati sate ayam, jogging, dan status-status lainnya), diskusi tentang filosofi hidup (nah kalau yang ini agak berat, saking beratnya sampai facebook saya sempat error, hehehe..), sampai compliments tentang tulisan-tulisan saya di wordpress/facebook (kalau yang ini bikin tersanjung deh, hehehe.. makasih yaaa..).

 

Ada 1 komentar yang cukup inspiring buat saya, datang dari salah seorang teman di multiply yang juga seorang supervisi visual di Trans TV, mas Hidayat S Gautama.. terimakasih banget buat compliments & masukan buat tulisan saya. Sebenarnya saya masih belum PD disebut blogger nih, tapi berhubung julukan ini ditasbihkan oleh seorang jurnalis senior sekelas mas Dayat yah apa boleh buat, saya gaberani nolak deh, hehehehe..  Tapi saya seneng banget sama opini mas Dayat yang menyebutkan saya :

 

“Jarang ada perempuan blogger disini yg punya kemampuan menulis dari hal apa saja yang ada disekelilingnya lalu mencernanya dengan spektrum yang lebar dicurahkan ke dalam tulisan yang renyah. Biasanya sih blogger cewek isinya curhatan soal pribadi saja seperti berantem sama cowonya, putus, dll. Strukturnya jelas dan mengalir mudah dicerna. Kamu beda dari kebanyakan blogger itu.. “.

 

Waaaahhh.. mantab surantab banget nih, udah berasa kaya ditulis di blurb buku, hehehe.. *GR mode : ON*. Soal kritikannya saya mau simpan sendiri  ya, insyaallah berusaha memperbaiki.  Nanti kapan-kapan saya pengen belajar banyak secara khusus sama Anda deh mas Dayat.  Makasih banyak yah 🙂

 

Salah satu diskusi saya tentang hidup berasal dari salah satu partner diskusi & guyon saya yang sudah lama ga pernah ngobrol. Awalnya saling curhat masalah keturunan, ujung-ujungnya saling support tetap semangat bikin anak 🙂 . Kedua, dia ternyata juga sempat mengkritisi tulisan-tulisan saya. Bukan mengkritisi secara langsung tapi mempertanyakan apakah saya sudah seperti apa yang saya tulis dalam blog-blog saya? Sejak kapan saya bertransformasi dari “kepompong jadi kupu-kupu”, apakah ada suatu turning point yang sudah membuat saya banyak berubah? Sudah sampai mana tingkat achievement-nya.

 

Wah, kalau apakah saya sudah seperti yang saya tulis dalam tulisan-tulisan saya ya pastinya sedang berusaha menuju ke arah sana. Berusaha menjadi seperti apa yang saya tulis, atau paling tidak mendekati. Ya menulis hal “ideal” seperti itu kan mengandung beban moral juga. Masa saya yang menulis & mengajak orang berbuat kebaikan seperti apa yang saya tulis, masa sayanya sebagai author malah melenceng dari itu. Apakah ada turning point yang membuat saya banyak berubah jadi seperti sekarang? Saya jawab iya, pasti ada. Dalam hidup gak mungkin kita menjalani serba mulus-mulus saja, pasti  ada yang namanya cobaan, kerikil-kerikil tajam, atau kesandung batu. Dalam hidup ga ada yang namanya manusia selalu melewati jalan tol. Suatu saat dia pasti akan  melewati jalan berlubang, jalanan becek, jatuh, atau kesandung batu. Sama, saya juga seperti itu. Suatu ketika saya juga pernah mengalami yang namanya melewati jalan yang terjal & berliku, kesandung batu, kaki saya berdarah & saya jalan terpincang-pincang sebelum saya menuju ke tempat yang saya tuju. Tapi saya percaya ya itulah yang namanya proses. Tuhan ingin saya melewati itu dulu sebelum saya sampai di tempat yang sesuai. Tidak perlu dirincilah apa saja sentilan yang sudah Tuhan berikan buat saya. Yang jelas proses transformasi itu masih berlangsung hingga sekarang, dan Tuhan masih menggodok saya menjadi cangkang telur yang kuat ketimbang ketika dia masih mentah.

 

Saya juga heran kenapa sejak banyak yang baca blog saya jadi banyak banget yang curhat sama saya akhir-akhir ini ya?  Bukan sok GR, sok bijak, sok laku, sok tua, sok ngasih nasehat, sok psikolog, atau sok-sokan lainnya ya, wong saya juga belum sama benarnya kok. Ini juga bukan keinginan saya minta dijadikan tempat curhat. Teman-teman yang datang sendiri & langsung cerita begini-begini-begini. Ya saya kan cuma pendengar, kalau bisa saya bantu ya saya bantu, kalau diluar kemampuan saya ya pasti saya bilang gak mampu. Memangnya kasih pendapat itu gak beban? Menyarankan seseorang untuk mau menjalankan saran kita itu itu juga ga mudah. Pasti yang namanya pembelaan & penolakan dengan berbagai sanggahan & alasan itu pasti ada. Ya namanya dimintai pendapat ya saya kasih, tapi kalau sekiranya kurang sesuai ya jangan dijalankan.  Simpel kan? 🙂 . Tenang, saya juga masih jauh dikatakan sempurna kok, masih terus bertransformasi seperti yang saya katakan tadi, sama seperti kalian.. 🙂

 

Tulisan-tulisan disini hanya buah pikiran & perenungan sederhana tentang saya, manusia-manusia disekitar saya, tentang kejadian-kejadian yang silih berganti menghampiri hidup saya. Semua yang saya tulis disini sifatnya nyata, murni dari apa yang terjadi dalam diri saya.  Apa yang saya ingin tulis ya langsung tulis secara spontan. Soal persepsi orang nantinya menangkap tulisan saya secara berbeda ya itu hak masing-masing. Tetapi saya anggap sebagai komplimen kok.. hehehehehe.. 🙂

 

 

Cita-cita saya bukan yang muluk-muluk Tuhan, saya hanya ingin tetap bisa terus menulis secara jujur  & bertransformasi menuju kearah yang lebih baik..

.. Amien ..

 

Continue Reading