Tuhan,
Tumpukan mainan balok kayu kecil,
kutemukan dalam sebuah kotak tua,
yang pernah menjadi kesukaan anakku. . .
terlihat sudah lama tak disentuh . . .
dulu anakku sering mengajakku
bermain balok-balok itu . .
Jawabku, mainlah sendiri dulu, sebentar lagi . . . .
Saat kutengok dia,
Tertidur dengan balok kayu digenggamnya. . .
Sebuah buku tentang mewarna. . .
kutemukan tidak jauh dari kotak tua,
Sebagian sudah diberi warna,
lucu dengan daun berwarna biru. .
dan gunung berwarna kuning. . .
dulu anakku sering mengajakku
bersama, mewarnai bukunya. . .
Jawabku, warnailah dulu sendiri, sebentar lagi . . .
Saat kutengok dia,
Tertidur dengan crayon dalam genggamannya. . .
Waktu sangat cepat berlalu,
Anakku kini menjelang dewasa. . .
Tak pernah lagi mengajakku bermain balok. . .
ataupun mewarna bukunya. . . .
Kini kubermain balok . . .
dan kuteruskan mewarna buku. . .
sendiri . . .
Hal kecil yang pernah aku abaikan dulu . . .
Ternyata terasa sangat indah sekarang. . .
Kalau bisa ingin kuputar balik waktu ini. .
Ada penyesalan dalam hati . .
Keindahan dariMu melalui anakku
telah aku sia-siakan
Ampuni aku Tuhan,
dan ajari aku Tuhan, agar esok tidak menyesali
apa yang kulakukan hari ini
Amin . . .
.. we do love you kids ..
– sebuah renungan untukku & suamiku –
2 Comments
Satu garis saja,
Amat sederhana,
Kena.
Syukurlah,
Judulnya buka “Untuk suamiku”
Agar ada rongga baginya menghela nafas!
Bravo!
Salam Pikir Tiga!
thank you dear.. 🙂
mmh, linknya boleh di share ga? aku ga nemu apa yang kamu maksud nih..