Untuk Anakku …

house-kids_drawing1

 

 

Tuhan,

 

Tumpukan mainan balok kayu kecil,
kutemukan dalam sebuah kotak tua,
yang pernah menjadi kesukaan anakku. . .
terlihat sudah lama tak disentuh . . .

 

dulu anakku sering mengajakku
bermain balok-balok itu . .

 

Jawabku, mainlah sendiri dulu, sebentar lagi . . . .
Saat kutengok dia,
Tertidur dengan balok kayu digenggamnya. . .

 

Sebuah buku tentang mewarna. . .
kutemukan tidak jauh dari kotak tua,
Sebagian sudah diberi warna,
lucu dengan daun berwarna biru. .
dan gunung berwarna kuning. . .

 

dulu anakku sering mengajakku
bersama, mewarnai bukunya. . .

 

Jawabku, warnailah dulu sendiri, sebentar lagi . . .
Saat kutengok dia,
Tertidur dengan crayon dalam genggamannya. . .

 

Waktu sangat cepat berlalu,
Anakku kini menjelang dewasa. . .
Tak pernah lagi mengajakku bermain balok. . .
ataupun mewarna bukunya. . . .

 

Kini kubermain balok . . .
dan kuteruskan mewarna buku. . .
sendiri . . .

 

Hal kecil yang pernah aku abaikan dulu . . .
Ternyata terasa sangat indah sekarang. . .
Kalau bisa ingin kuputar balik waktu ini. .

 

Ada penyesalan dalam hati . .
Keindahan dariMu melalui anakku
telah aku sia-siakan

 

Ampuni aku Tuhan,
dan ajari aku Tuhan, agar esok tidak menyesali
apa yang kulakukan hari ini

Amin . . .

 

 

.. we do love you kids ..

– sebuah renungan untukku & suamiku –

 

 

 

 

You may also like

2 Comments

  1. Satu garis saja,
    Amat sederhana,
    Kena.

    Syukurlah,
    Judulnya buka “Untuk suamiku”
    Agar ada rongga baginya menghela nafas!

    Bravo!
    Salam Pikir Tiga!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *